Kampanyekan Jihad Bayar Pajak, PM Pakistan Mengaku Rela Hidup Sederhana

Dalam upaya untuk menghemat keuangan negara, Perdana Menteri Pakistan siap untuk hidup sederhana, termasuk menjual kendaraan antipeluru.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 20 Agu 2018, 16:10 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2018, 16:10 WIB
Imran Khan, Perdana Menteri Pakistan yang dulunya merupakan mantan atlet kriket dan selebritas nasional (AP)
Imran Khan, Perdana Menteri Pakistan yang dulunya merupakan mantan atlet kriket dan selebritas nasional (AP)

Liputan6.com, Islamabad - Perdana Menteri baru Pakistan, Imran Khan, kembali memperingatkan pada Minggu 19 Agustus, bahwa orang-orang kaya harus segera membayar pajak, guna membantu upaya penghematan untuk mengurangi beban utang.

Kampanye itu dimulai dengan menjual armada mobil antipeluru milik kantornya.

Dalam pidato pertamanya kepada negara sebagai perdana menteri, Khan menetapkan visinya untuk "Pakistan baru", dan berbicara panjang lebar tentang perlunya membentuk kembali negara dengan memperkenalkan sistem kesejahteraan Islam, mengurangi kemiskinan dan memangkas tingkat utang yang tinggi.

"Kita telah membentuk kebiasaan buruk hidup dengan pinjaman dan bantuan dari negara lain," kata Khan, berbicara di bawah potret pahlawannya dan pendiri Pakistan Muhammad Ali Jinnah.

"Tidak ada negara yang bisa sejahtera kalau begitu. Sebuah negara harus berdiri sendiri," lanjutnya sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Senin (20/8/2018).

Legenda kriket berusia 65 tahun itu dilantik sebagai perdana menteri Pakistan pada Sabtu, 18 Agustus 2018, setelah partainya menyapu kekuasaan dalam pemilihan bulan lalu.

Sebagai seorang tokoh gaya hidup, daya tarik Khan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir di belakang dorongan anti-korupsi, yang telah bergaung di antara para pemilih muda dan kelas menengah yang berkembang di negara tersebut.

Namun, Khan telah mewarisi sejumlah masalah di dalam dan luar negeri, termasuk krisis mata uang yang merebak dan hubungan yang berantakan dengan sekutu bersejarah Pakistan, Amerika Serikat.

Khan tidak menjelaskan rencana kebijakan untuk mengatasi merosotnya nilai mata uang, yang diperkirakan analis, akan memaksa Pakistan untuk mencari talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Sebaliknya, Khan fokus pada utang dan mengatakan mantan gubernur bank sentral Ishrat Husain akan memimpin gugus tugas untuk mendorong penghematan.

Mengkritik apa yang ia sebut pola pikir era kolonial dan gaya hidup mewah dari elite penguasa Pakistan, Khan mengumumkan akan tinggal di sebuah rumah kecil dengan tiga kamar tidur sebagai pengganti kediaman perdana menteri di istana.

Khan berencana untuk memiliki hanya dua pegawai, bukan 524 yang disediakan untuk perdana menteri. Dia juga mengumumkan rencana untuk menjual armada kendaraan antipeluru untuk membantu kekurangan Kementerian Keuangan Pakistan, suatu langkah berani di negara yang memiliki ancaman besar dari militan Islam.

"Saya ingin memberi tahu orang-orang, saya akan menjalani kehidupan yang sederhana, saya akan menghemat uang Anda," katanya.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

Desak Orang Kaya untuk Bayar Pajak

Ilustrasi bendera Pakistan
Ilustrasi (iStock)

PM Khan mengajukan kunjungan ke luar negeri untuk menarik minat investor berinvestasi di Pakistan, dan mendesak orang kaya untuk mulai membayar pajak. Hal terakhir yang disebut adalah "masalah abadi" di negara yang terkenal memiliki banyak pengempang pajak, dan di mana kurang dari satu persen penduduk yang bertanggung jawab membayar pajak penghasilan.

"Ini adalah tanggung jawab Anda untuk membayar pajak," kata Khan. "Pikirkan ini sebagai jihad, bahwa Anda perlu membayar pajak untuk perbaikan negara Anda."

Khan mengatakan Pakistan berada dalam bahaya dari dampak perubahan iklim dan berjanji untuk mengurangi beberapa tingkat kematian ibu dan bayi, yang disebut tertinggi di dunia.

Dia juga berbicara dengan penuh semangat tentang perlunya membantu 22,8 juta anak-anak putus sekolah di sebuah negara, di mana tingkat melek huruf tidak lebih dari 40 persen.

Selain itu, PM Khan mengatakan dia ingin agar Pakistan dapat dibangun sebagai negara yang sejahtera, mirip dengan apa yang dirasakan oleh dunia Barat, di mana hal itu, menurutnya, mengadopsi dari ide-ide yang pertama disuarakan oleh Nabi Muhammad SAW di kota Madinah.

"Saya akan membelanjakan uang untuk orang-orang tak berkecukupan," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya