Liputan6.com, Sanaa - Badan pangan PBB, The World Food Programme (WFP), mendesak kelompok pemberontak Yaman, Houthi, berhenti mencuri makanan yang sangat dibutuhkan oleh warga sipil di daerah-daerah di bawah kendalinya.
Sebuah survei oleh WFP menyebut, orang-orang yang tinggal di ibukota Sanaa belum menerima jatah bantuan makanan yang menjadi hak mereka, demikian seperti dikutip dari BBC, Selasa (1/1/2019).
WFP menuduh, truk pengangkut milik Houthi secara ilegal memindahkan makanan dari daerah sasaran distribusi. Makanan itu kemudian dijual di pasar terbuka atau diberikan kepada mereka yang tidak berhak.
Advertisement
Tidak ada tanggapan dari Houthi, tetapi mereka pernah membantah tuduhan itu di masa lalu.
Pencurian itu dilakukan oleh setidaknya satu organisasi mitra lokal yang bertugas menangani dan mendistribusikan bantuan makanan, menurut WFP. Organisasi lokal itu berafiliasi dengan kementerian pendidikan yang dikelola Houthi.
Baca Juga
WFP mengatakan, penyelewengan bantuan terungkap dalam tinjauan yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh semakin banyaknya laporan makanan bantuan kemanusiaan yang dijual di pasar terbuka di Sanaa.
"Perilaku ini sama dengan mencuri makanan dari mulut orang-orang lapar ... pada saat anak-anak sekarat di Yaman karena mereka tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan," kata Direktur Eksekutif WFP David Beasley dalam sebuah pernyataan.
"Perilaku kriminal ini harus segera dihentikan," tegas Beasley.
WFP mengatakan para pengawasnya telah mengumpulkan foto-foto dan bukti-bukti lain dari truk-truk yang memindahkan makanan secara ilegal dari pusat-pusat distribusi makanan yang ditunjuk.
Mereka juga menemukan bahwa data penerima bantuan sedang dimanipulasi oleh pejabat Houthi setempat dan bahwa catatan distribusi makanan dipalsukan.
Beberapa bantuan makanan diberikan kepada orang-orang yang tidak berhak untuk itu dan beberapa dijual untuk mendapatkan keuntungan di pasar di ibukota, menurut WFP.
Beasley memperingatkan pihak berwenang Houthi di Sanaa bahwa kecuali mereka mengambil tindakan segera untuk mengakhiri pengalihan bantuan, WFP tidak akan memiliki pilihan selain berhenti memberikan pangan ke wilayah yang dikelola Houthi.
Sebelumnya pada hari Senin, Associated Press melaporkan bahwa faksi dan milisi di semua sisi konflik telah memblokir bantuan makanan yang hendak ditujukan kepada kelompok yang dicurigai tidak loyal, mengalihkannya ke unit tempur atau menjualnya untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.
PBB mengatakan sekitar 20 juta warga Yaman mengalami kekurangan pangan dan 10 juta dari mereka tidak tahu bagaimana mereka akan mendapatkan makanan berikutnya.
Yaman telah dihancurkan oleh konflik yang meningkat pada tahun 2015, ketika koalisi yang dipimpin Saudi melakukan intervensi setelah Houthi menguasai banyak bagian negara itu dan memaksa Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi melarikan diri ke luar negeri.
Setidaknya 6.800 warga sipil tewas dan 10.700 terluka dalam perang di Yaman, menurut PBB. Ribuan warga sipil tewas karena sebab yang bisa dicegah, termasuk kekurangan gizi, penyakit kolera, dan kesehatan yang buruk.
Â
Simak video pilihan berikut:
Gencatan Senjata Houthi-Yaman
Pada 13 Desember, pemberontak dan pemerintah Yaman menyetujui gencatan senjata yang diperantarai PBB di kota Hodeidah, kota pelabuhan yang penting untuk pengiriman pasokan bantuan.
Pada hari Sabtu, Houthi mengatakan telah menarik pejuangnya dari pelabuhan dan menyerahkan kendali kepada penjaga pantai. Namun juru bicara PBB Stephane Dujarric mempertanyakan klaim tersebut, mengatakan langkah-langkah seperti itu hanya bisa dipercaya jika semua pihak lain dapat mengamati dan memverifikasi mereka.
Dujarric juga mengatakan Houthi telah gagal untuk menghormati perjanjian untuk membuka koridor kemanusiaan di sepanjang jalan raya Hodeidah-Sanaa pada hari Minggu sebagaimana disepakati.
Advertisement