Liputan6.com, Washington, DC - Para pejabat tinggi kabinet Donald Trump terlibat dalam pelanggaran keamanan serius saat membahas rencana militer rahasia terkait serangan Amerika Serikat (AS) baru-baru ini terhadap kelompok bersenjata Houthi di Yaman.
Dalam kesalahan fatal yang luar biasa, sejumlah tokoh kunci pemerintahan Trump—termasuk Wakil Presiden JD Vance, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard—menggunakan aplikasi pesan komersial Signal untuk berkoordinasi. Yang lebih parah, mereka tanpa sengaja memasukkan seorang jurnalis terkemuka dalam grup percakapan tersebut.
Baca Juga
Aplikasi Signal, meskipun terkenal aman dan menggunakan enkripsi end-to-end, tidak secara resmi disetujui oleh pemerintah AS untuk digunakan dalam membahas atau mengirimkan informasi rahasia/klasifikasi (seperti rencana militer, intelijen, atau dokumen sensitif).
Advertisement
Anggota lain dalam grup itu meliputi penasihat Trump, Stephen Miller, Kepala Staf Gedung Putih Susie Wiles, dan utusan khusus AS Steve Witkoff.
Kebocoran ini terungkap dalam artikel Jeffrey Goldberg, editor Majalah The Atlantic, yang menemukan dirinya tercantum dalam grup Signal bernama "Houthi PC Small Group". Dia menyadari 18 anggota lainnya adalah pejabat kabinet Trump.
Goldberg mengaku telah menghapus materi sensitif dari akunnya, termasuk identitas petinggi CIA dan detail operasional terkini.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes mengonfirmasi laporan ini.
"Percakapan ini tampak autentik. Kami sedang menyelidiki bagaimana nomor asing tidak sengaja terdaftar," kata Hughes seperti dikutip The Guardian.
Dia menambahkan, "Percakapan ini menunjukkan koordinasi kebijakan yang matang antarpetinggi. Kesuksesan operasi Houthi membuktikan tidak ada ancaman bagi pasukan atau keamanan nasional."
Trump mengaku tidak tahu insiden ini.
"Saya tidak tahu apa-apa. Saya bukan penggemar The Atlantic," ujarnya.
Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt kemudian merilis pernyataan, "Presiden Trump tetap percaya penuh pada tim keamanan nasionalnya, termasuk Penasihat Keamanan Mike Waltz."
Pernyataan Sensitif
Insiden ini kemungkinan akan semakin memicu kekhawatiran mengenai keandalan pemerintahan Trump dalam menjaga intelijen yang dibagikan oleh sekutu lama – terlebih ketika Hegseth dengan bangga menjamin "keamanan operasi 100 persen (OPSEC)", padahal seorang jurnalis ternama sedang membaca pesannya.
Para pakar keamanan AS menyebut pelanggaran ini belum pernah terjadi sebelumnya — baik karena penggunaan aplikasi komersial maupun keterlibatan Goldberg. Dalam militer AS, komunikasi materi rahasia diatur ketat untuk mencegah risiko nyawa dan misi.
Meski Signal dianggap aman, kelemahannya terletak pada kerentanan perangkat yang menginstalnya.
Pat Ryan, anggota Komite Angkatan Bersenjata DPR dari Partai Demokrat, menyebut insiden ini "Fubar" (istilah Perang Dunia II untuk kekacauan parah).
"Jika Republik tidak segera gelar dengar pendapat, saya sendiri yang akan lakukan," ancamnya.
Shane Harris, jurnalis keamanan nasional, menulis di BlueSky, "Dalam 25 tahun meliput, ini cerita paling aneh yang saya temui."
Goldberg awalnya menduga pesan itu bagian dari operasi disinformasi asing, namun belakangan dia yakin akan keasliannya karena bahasa dan rencana yang dibahas sesuai dengan serangan di Yaman.
Salah satu percakapan mencolok menunjukkan Vance dan Hegseth merendahkan Eropa. Vance menulis kepada Hegseth, "Saya benci harus menyelamatkan Eropa lagi."
Hegseth menjawab, "Saya sepenuhnya setuju Eropa parasit. Memang MENYEBALKAN. Tapi Mike benar hanya kitalah satu-satunya di planet ini yang mampu melakukannya."
Pemerintah Trump berpendapat bahwa sekutu AS di Eropa mendapat keuntungan ekonomi dari perlindungan jalur pelayaran internasional oleh Angkatan Laut AS. Padahal, sekitar 20 negara terlibat dalam misi perlindungan jalur pelayaran, termasuk Inggris.
Saat serangan terhadap Houthi di Yaman terjadi, Goldberg mencatat reaksi di grup Signal. Waltz melayangkan tiga emoji: kepalan tangan, bendera AS, dan api. Beberapa anggota lain pun menyusul, termasuk Rubio yang menulis, "Kerja bagus, Pete dan tim!!"
Wiles meresponsnya dengan,"Salut untuk semua—terutama pasukan di lapangan dan CENTCOM! Luar biasa. Tuhan memberkati."
Advertisement
