Liputan6.com, Bamako - Sekelompok pria bersenjata membunuh 37 warga sipil--yang di antaranya anak-anak-- Fulani pada Selasa, 1 Januari 2019 di Mali tengah, tempat kekerasan antarsuku menewaskan ratusan orang tahun lalu, kata pemerintah.
Kekerasan antara suku Fulani dan kelompok-kelompok saingannya telah memperburuk situasi keamanan di kawasan gurun di Mali.
Daerah seperti itu digunakan sebagai pangkalan oleh para kelompok garis keras, yang diduga memiliki afiliasi dengan Al-Qaeda dan ISIS.
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah mengatakan dalam pernyataan bahwa para penyerang pada Selasa, yang berpakaian pemburu tradisional Donzo, menyerang Desa Koulogon di Kabupaten Mopti di Mali Tengah.
Anak-anak turut menjadi korban serangan tersebut, demikian seperti dikutip dari Antara (2/1/2019).
Moulage Guindo, Wali Kota Bankass, yaitu kota terdekat dengan lokasi serangan, mengatakan serangan muncul pada saat panggilan pertama untuk berdoa dalam rangka tahun baru bergema. Serangan itu berlangsung di Koulogon bagian Fulani.
Ia mengatakan bagian lainnya Koulogon sebagian besar berpenduduk Dogon, yaitu kelompok suku yang berkaitan dengan warga Donzos. Letak daerah itu adalah satu kilometer dari Desa Koulogon.
Mali telah mengalami kekacauan sejak para pemberontak Tuareg dan kelompok-kelompok garis keras menguasai wilayah utara pada 2012. Keadaan itu membuat pasukan Prancis ikut bergerak mendorong mereka meninggalkan wilayah tersebut pada tahun berikutnya.
Sejak itu, beberapa kelompok garis keras merebut kembali kendali di wilayah utara dan pusat. Mereka memanfaatkan persaingan antarsuku untuk merekrut anggota-anggota baru.
Simak video pilihan berikut: