Protes Pemerintahan Maduro, Pengunjuk Rasa Oposisi Venezuela Bentrok dengan Polisi

Polisi anti huru-hara memblokade pengunjuk rasa oposisi Venezuela setelah meningkatnya ketegangan antara pemimpin oposisi Juan Guaido dan Presiden Nicolas Maduro.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Mar 2019, 11:27 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2019, 11:27 WIB
Puluhan Ribu Demonstran Tuntut Presiden Venezuela Mundur
Puluhan ribu demonstran antipemerintah menuntut pengunduran diri Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas, Venezuela, Sabtu (2/2). Tokoh oposisi Juan Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai 'presiden interim'. (AP Photo/Juan Carlos Hernandez)

Liputan6.com, Caracas - Polisi anti huru-hara memblokade pengunjuk rasa oposisi Venezuela ketika ribuan orang turun ke jalan pada Sabtu (9/3). Hal ini terjadi setelah meningkatnya ketegangan antara pemimpin oposisi Juan Guaido dan Presiden Nicolas Maduro.

Dikutip dari laman france24.com, Minggu (10/32019), Baik Guaido dan Maduro, yang terjebak dalam perebutan kekuasaan, telah meminta para pendukung mereka untuk memenuhi jalan-jalan di Caracas dan kota-kota lain dalam aksi demonstrasi.

"Kami ingin berbaris! Ya kami bisa!" teriak pengunjuk rasa oposisi ketika polisi anti huru hara mencegah mereka mengakses jalan di Caracas timur.

Semalam, layanan keamanan telah menghentikan pengunjuk rasa oposisi yang berupaya mendirikan panggung di jalan -- di mana protes mereka akan berlangsung.

"Mereka pikir mereka bisa menakuti kita tetapi mereka akan mendapat kejutan dari orang-orang di jalan," tulis Guaido dalam akun Twitter-nya.

"Mereka pikir dapat membuat kita lelah, tetapi tidak ada cara lain untuk menampung populasi yang telah memutuskan untuk mengakhiri hal ini," lanjutnya.

AS telah memberlakukan sanksi minyak yang melumpuhkan pemerintah Venezuela dalam upaya untuk memotong sumber pendanaannya, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.

Sebagian besar wilayah di Venezuela tanpa listrik setelah pemadaman hari Kamis, salah satu yang terlama dan penyebabnya masih belum diketahui.

Pemadaman itu memperburuk krisis politik dan ekonomi Venezuela, membahayakan pasien di rumah sakit dan memaksa penutupan sekolah dan bisnis.

Layanan perlahan-lahan kembali di Caracas dan di negara bagian Miranda dan Vargas dimana bandara internasional dan pelabuhan utama negara itu terletak. Pemadaman listrik berlanjut di negara bagian barat Tachira dan Zulia sementara listrik di negara bagian barat lainnya tidak stabil.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Venezuela Terkena Pemadamam Listrik Besar-Besaran

Presiden Venezuela Nicolas Maduro (AP/Ariana Cubillas)
Presiden Venezuela Nicolas Maduro (AP/Ariana Cubillas)

Pemadaman listrik yang melanda Venezuela, Kamis (7/3) berlanjut hingga Jumat pagi (8/3).

Pemadaman ini melanda sebagian besar dari 23 negara bagian di negara itu. Ibukota Venezuela, Caracas, yang biasanya terhindar dari pemadaman listrik, juga mengalaminya pada puncak jam-jam sibuk.

Sejumlah besar komuter harus berjalan selama berjam-jam ke rumah mereka karena sedikit saja bus yang beroperasi di jalan-jalan dan sistem metro di kota itu ditutup, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.

Para pejabat mengatakan stasiun pembangkit listrik tenaga air di Bendungan Guri, salah satu yang terbesar di dunia, telah disabotase, tetapi mereka tidak menunjukkan buktinya.

Presiden Venezuela yang beraliran sosialis, Nicolas Maduro, menyebut pemadaman itu sebagai “perang listrik” yang diarahkan oleh Amerika Serikat.

"Perang listrik yang diumumkan dan diarahkan oleh imperialis Amerika terhadap rakyat kami telah dikalahkan. Tak ada dan tak seorang pun dapat mengalahkan rakyat Bolivar dan Chavez. Patriot, bersatulah!," cuit Maduro di Twitter.

Pemimpin oposisi Juan Guaido, yang memproklamirkan diri sebagai presiden dan yang diakui Amerika Serikat serta sekitar 50 negara lainnya, menggunakan Twitter untuk mengecam Maduro terkait pemadaman itu.

"Bagaimana Anda memberitahu seorang ibu yang perlu memasak, orang sakit yang bergantung pada mesin, pekerja yang harus bekerja keras bahwa kita berada di negara yang kuat tanpa listrik?," tulisnya.

Sistem listrik Venezuela, yang pernah menjadi yang paling efisien di Amerika Latin, rusak hingga kondisinya bobrok setelah buruknya perawatan dan mismanajemen selama bertahun-tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya