5 Lokasi di Dunia yang Diyakini Masih Menyimpan Radioaktif

Jangan sampai salah memilih tempat. Sebab, beberapa di antaranya ada banyak tempat yang menakutkan, salah satunya adalah dugaaan adanya radioaktif

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Mar 2019, 20:40 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2019, 20:40 WIB
Ilustrasi bom nuklir
Ilustrasi bom nuklir (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai seorang penjelajah, mengunjungi lokasi wisata di belahan dunia yang belum terjamah adalah hal yang membanggakan.

Namun, jangan sampai salah memilih tempat. Sebab, beberapa di antaranya ada banyak tempat yang menakutkan, salah satunya adalah dugaaan adanya radioaktif di lokasi yang dikunjungi tersebut.

Ketika pelancong berkunjung ke sebuah eks situs pembuatan nuklir paling mematikan selama era Perang Dunia I atau Perang Dunia II, kebanyakan dari mereka khawatir bahwa radiasi residu masih dapat mempengaruhi lingkungan sekitar selama ratusan tahun, meski lokasi tersebut diklaim sudah 'dibersihkan' dan bebas dari radiokatif.

Ada banyak lokasi yang sangat menyeramkan dan berbahaya ini di muka Bumi ini, yang disiniyalir masih mengandung radioaktif berbahaya.

Seperti dikutip dari laman brainz.org, Jumat (8/3/2019), berikut 5 lokasi di dunia yang diyakini masih menyimpan radioaktif:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Fukushima - Jepang

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima (AP)

Gempa bumi dan tsunami 2011 adalah tragedi yang menghancurkan rumah dan kehidupan bagi sebagian masyarakat Indonesia.

Tetapi efek dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima mungkin merupakan bahaya yang paling bertahan lama.

Karena insiden dan konsekuensinya masih berlangsung, dampak lingkungannya masih belum diketahui banyak. Namun, banyak ahli menyebut jika dampak nuklir masih membahayakan di wilayah itu.

2. Chernobyl - Ukraina

Chernobyl (AP)
Chernobyl (AP)

Kecelakaan nuklir terburuk juga pernah terjadi di Chernobyl, Ukraina. Chernobyl masih sangat terkontaminasi, terlepas dari kenyataan bahwa sejumlah kecil orang sekarang diizinkan masuk ke daerah itu.

Kecelakaan yang terkenal itu menyebabkan lebih dari enam juta orang terpapar radiasi.

Kecelakaan itu melepaskan radiasi 100 kali lebih banyak daripada bom Nagasaki dan Hiroshima. Belarus menyerap 70 persen dari radiasi, dan warga negaranya telah berurusan dengan kanker.

3. The Polygon - Kazakhstan

Ilustrasi nuklir di Swedia. (AFP)
Ilustrasi nuklir di Swedia. (AFP)

Setelah lokasi untuk uji coba senjata nuklir Uni Soviet, daerah ini sekarang menjadi bagian dari Kazakhstan modern.

Situs ini diperuntukkan bagi proyek bom atom Soviet karena statusnya "tidak berpenghuni" - terlepas dari kenyataan bahwa 700.000 orang tinggal di daerah itu. Fasilitas itu adalah tempat Uni Soviet meledakkan bom nuklir pertamanya dan merupakan pemegang rekor untuk tempat dengan konsentrasi ledakan nuklir terbesar di dunia: 456 tes selama 40 tahun dari tahun 1949 hingga 1989.

 

4. Siberian Chemical Combine - Rusia

Ilustrasi fasilitas nuklir
Ilustrasi (iStock)

Siberia adalah rumah bagi fasilitas kimia yang mengandung lebih dari empat dekade limbah nuklir. Limbah cair disimpan di kolam yang tidak tertutup dan wadah yang tidak dirawat dengan baik.

Menampung lebih dari 125.000 ton limbah padat, sementara penyimpanan bawah tanah berpotensi bocor ke air tanah.

Angin dan hujan telah menyebarkan kontaminasi ke satwa liar dan daerah sekitarnya.

5. New Mexico - Amerika Serikat

Perang Dunia
Ilustrasi bom nuklir dalam Perang Dunia

Pada tahun 1979, tumpahan uranium di pabrik Church Rock (New Mexico) mengirim 1.100 ton tailing tambang uranium (tailing adalah produk sampingan limbah dari penambangan uranium) dan 94 juta galon limbah ke Sungai Puerco, menyebabkan kontaminasi sekitar 50 mil ke hilir.

Hingga hari ini, tumpahan Church Rock membuat kerusakan lingkungan yang sangat besar. Radioaktivitas ada di air, hewan, tumbuhan dan, akhirnya, populasi Suku Navajo di daerah itu (penduduk asli Amerika yang tinggal di Amerika Serikat barat daya). Mereka menderita peningkatan kemungkinan cacat lahir dan penyakit ginjal.

Tragedi itu terjadi karena salah satu bendungan yang menahan kolam pembuangan limbah dari pabrik United Nuclear Corporation, retak. Kemudian, korporasi itu sendiri dan berbagai inspektur federal dari negara bagian mencatat, batu yang dibangun di atasnya tidak stabil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya