Kapal Kargo Korea Utara yang Disita AS Telah Tiba di Samoa Amerika

Sebuah kapal kargo Korea Utara yang disita AS karena dicurigai digunakan untuk melanggar sanksi-sanksi internasional, tiba pada Sabtu (11/5) di Samoa Amerika.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mei 2019, 13:30 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2019, 13:30 WIB
Kapal Kargo Korea Utara
Kapal kargo Korea Utara, The Wise Honest, yang pernah disita oleh pemerintah Indonesia, kini ditahan oleh pemerintah Amerika Serikat karena melanggar sanksi internasional. (AFP)

Liputan6.com, Pago Pago - Sebuah kapal kargo Korea Utara yang disita Amerika Serikat karena dicurigai digunakan untuk melanggar sanksi-sanksi internasional, tiba pada Sabtu (11/5) di Pago Pago, ibu kota Samoa Amerika, yang merupakan wilayah AS.

Petugas Penjaga Pantai AS (US Coast Guard) Amanda Wyrick mengatakan perjalanan dari Indonesia menghabiskan waktu sekitar tiga minggu.

Ditambahkannya, Samoa Amerika, yang terletak di Pasifik Selatan, dipilih karena "lokasinya yang strategis," demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Minggu (12/5/2019).

Kapal Korea Utara itu ditahan pada April 2018 ketika sedang menuju ke Indonesia. Para pejabat Kementerian Kehakiman AS mengumumkan pada Kamis 9 Mei 2019 bahwa AS telah menyita kapal itu.

Para pejabat mengumumkan penyitaan kapal itu beberapa jam setelah Korea Utara diduga menembakkan dua rudal jarak dekat ke laut. Itu adalah peluncuran senjata kedua dalam lima hari dan mengisyaratkan bahwa perundingan program senjata nuklir yang kini terhenti, sedang bermasalah.

Sekilas Tentang The Wise Honest

Kapal kargo Korea Utara, The Wise Honest (kanan) yang disita Amerika Serikat, memasuki perairan Samoa Amerika (AP PHOTO)
Kapal kargo Korea Utara, The Wise Honest (kanan) yang disita Amerika Serikat, memasuki perairan Samoa Amerika (AP PHOTO)

The Wise Honest pertama kali ditangkap oleh pihak berwenang Indonesia pada April 2018, setelah terlihat mondar-mandir tidak menentu di wilayah perairan nusantara, keluar dari jalur pelayaran, dan transpondernya dimatikan.

Saat digeledah oleh petugas, di dalam kapal ditemukan batu bara yang diduga hendak diselundupkan untuk ditransfer antar-kapal di perairan internasional.

Mendengar laporan penangkapan itu, Amerika Serikat langsung mengajukan surat perintah penahanan pada Juli 2018. Indonesia lalu menyerahkan kapal itu dan sekarang sedang dalam perjalanan menuju Negeri Paman Sam.

Para pejabat AS menekankan, penyitaan itu tidak ada kaitannya dengan uji coba rudal Korea Utara baru-baru ini.

"Kami menemukan skema Korea Utara untuk mengekspor berton-ton batu bara bermutu tinggi ke pembeli asing, dengan menyembunyikan identitas kapal mereka, The Wise Honest," kata jaksa penuntut AS, Geoffrey Berman.

"Pola ini tidak hanya memungkinkan Korea Utara untuk menghindari sanksi, tetapi The Wise Honest juga digunakan untuk mengimpor alat berat ke Korea Utara, membantu memperluas kemampuan Korea Utara dan melanjutkan siklus penghindaran sanksi," lanjutnya.

Pembayaran untuk pemeliharaan kapal muatan tersebut diduga dilakukan dalam dolar AS, melalui bank-bank AS yang tidak dicurigai sebelumnya. Temuan ini bisa memberikan kesempatan kepada otoritas AS untuk mengambil tindakan hukum "penyitaan sipil luar biasa."

Untuk Menyelundupkan Batu Bara

 

Kementerian Kehakiman AS mengatakan, kapal itu digunakan untuk mengangkut batu bara selundupan dari Rusia yang merupakan komoditas ekspor terbesar Korea Utara.

Korea Utara tidak diizinkan melakukan kegiatan ekspor-impor setelah terkena sanksi internasioal --yang dipimpin oleh AS-- dari negara-negara yang tergabung dalam badan dunia PBB.

Ini adalah pertama kalinya Amerika Serikat menahan kapal Korea Utara. Penangkapan datang di tengah memburuknya hubungan antara AS dan Korea Utara pasca-pertemuan kedua Donald Trump dan Kim Jong-un di Hanoi, Vietnam, pada Februari tahun ini.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) itu berakhir tanpa kesepakatan apa pun, dengan AS yang bersikeras menekan Korea Utara agar mau menghentikan program nuklirnya. Sedangkan Pyongyang menuntut terlebih dahulu pencabutan sanksi terhadapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya