Coretan Hitam di Makanan Dubes Israel dan Presiden Brasil Jadi Bahan Bully Warganet

Para pengguna media sosial menunjukkan bahwa coretan hitam transparan di makanan Dubes Israel dan Presiden Brasil tengah jadi kontroversi dan sasaran bully warganet. Kenapa?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Jul 2019, 12:21 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2019, 12:21 WIB
Duta Besar Yossi Shelley dan Presiden Jair Bolsonaro sedang makan siang, dengan hidangan utama seperti lobster namun penampakannya disensor asal. (Dokumentasi Kedutaan Israel di Brasil)
Duta Besar Yossi Shelley dan Presiden Jair Bolsonaro sedang makan siang, dengan hidangan utama seperti lobster namun penampakannya disensor asal. (Dokumentasi Kedutaan Israel di Brasil)

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Kedutaan besar Israel di Brasil menjadi target bullying online pada Minggu 7 Juli 2019, gara-gara unggahan gambar di Twitter. Di mana terpampang foto Duta Besar Yossi Shelley dan Presiden Jair Bolsonaro sedang makan siang, dengan hidangan utama seperti lobster namun penampakannya disensor secara asal-asalan.

Para pengguna media sosial, seperti diberitakan CNN, Rabu (10/7/2019), menunjukkan bahwa coretan hitam transparan itu gagal menyembunyikan rupa makanan, yang diduga sengaja dilakukan untuk menyembunyikan kerang non-kosher yang dikonsumsi diplomat Israel.

Menurut hukum Yahudi, suatu makanan disebut kosher (istilah bahasa Inggris, dari istilah bahasa Ibrani kasher, yang berarti "layak" (dalam konteks ini berarti layak untuk dimakan orang Yahudi -- agama mayoritas di Israel).

Beberapa pengguna Twitter mengejek gambar yang disensor buruk dengan foto mereka sendiri yang diedit. Lainnya menambahkan emoji lobster ke piring Shelley dan Bolsonaro.

Sejumlah di antaranya mempertanyakan mengapa kedutaan besar Israel tidak menghilangkan gambar itu, sementara seorang lainnya menambahkan coretan hitam yang mirip dengan screenshot dari artikel berita tentang Bolsonaro, mengikuti komentarnya baru-baru ini tentang Holocaust.

Shelley dan Bolsonaro sejatinya bertemu untuk makan siang sebelum menghadiri final sepak bola Copa America antara Brasil dan Peru, demikian tulisan yang menyertai postingan kontroversial itu. Di mana lanjutannya adalah status ungkapan kemenangan atas keberhasilan tim Brasil.

Sejauh ini pihak kedutaan Israel di Brasil mengatakan kepada CNN bahwa mereka tidak ingin berkomentar.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Awal Kritik Bolsonaro Soal Holocaust

Pada bulan April, Bolsonaro dikritik karena komentar tentang Holocaust, ketika berbicara dengan sekelompok penganut Evangelikalisme Brasil tentang kunjungannya ke peringatan Yad Vashem di Yerusalem awal bulan itu.

"Kita bisa memaafkan, tetapi kita tidak bisa melupakan. Itu ungkapan saya. Mereka yang melupakan masa lalu mereka dikutuk untuk tidak memiliki masa depan," kata Bolsonaro kala itu.

Di Twitter, Presiden Israel Reuven Rivlin tampaknya sengaja bertentangan dengan pemimpin Brasil itu, dengan mengatakan "Kami tidak akan pernah memaafkan dan tidak pernah melupakan". Yad Vashem mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh Reuters: "Tidak ada tempat untuk memutuskan siapa yang dapat diampuni dan apakah harus ada pengampunan atas kejahatan Holocaust."

Bolsonaro menanggapi kritik dalam sebuah posting di halaman Facebook duta besar Israel, mengatakan bahwa "interpretasi" negatif dari komentarnya adalah "hanya untuk kepentingan mereka yang ingin mendorong saya menjauh dari teman-teman Yahudi saya."

Penghargaan untuk Dubes Israel dari Brasil

Jair Bolsonaro, politikus Brasil yang dinilai memiliki sikap rasis seperti Presiden Donald Trump (AFP)
Jair Bolsonaro, politikus Brasil yang dinilai memiliki sikap rasis seperti Presiden Donald Trump (AFP)

Kedekatan Bolsonaro dengan Shelley bukan kali ini saja menjadi sorotan.

Sebelumnya pada bulan Mei, menurut Kementerian Luar Negeri Brasil, Presiden Bolsonaro bahkan memberi Shelley penghargaan National Order of the Southern Cross, gelar kehormatan untuk individu atau entitas asing yang dianggap layak atas pengakuan Bangsa Brasil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya