Liputan6.com, Tokyo - Di Jepang, memakan mi --makanan khas negara maju itu-- harus berbunyi "slurp" dan tidak boleh diputus cepat. Hal ini untuk menghargai koki bahwa makanan tersebut enak, berlaku untuk ramen, ramyun, udon dan jenis mi lainnya.
Seperti yang dilansir Nippon.com pada Kamis (19/7/2019), ahli mi terkemuka di Jepang, Horii Yoshinori, mengatakan: "Aku katakan bahwa memakan (mi) dengan cara seperti itu agar bisa mendapatkan rasa yang lebih baik dalam soba," ujarnya.
Baca Juga
Ia berpendapat, rasa soba terbaik yaitu dari mulut, bukan aroma yang dihirup dari hidung. "Kami ingin membuat rasa soba menjadi nikmat tidak hanya pada satu suapan, melainkan suapan berikutnya," tuturnya.
Advertisement
Horii adalah Sarashina (koki) terhormat di Tokyo Azabu Juban, toko soba yang sudah populer disana sejak 220 tahun. Selain itu, memakan mi dengan suara "slurp" juga menghargai sang koki bahwa makanan yang dibuat lezat.
"Aroma khas soba selalu mengharumi ruangan dapur saat dimasak," ujarnya.
Alasan lain adalah jika memakan mi dengan cepat, otomatis decapan dari mulut terdengar. Di Jepang, jika mi sudah disediakan di depan orang tersebut, ia harus segera menghabiskannya lalu menyuruput kuah mi di akhir ia makan.
Haruskah Terdengar Suara?
Menyeruput adalah hal yang terbaik saat makan soba. Horii telah membuat sebuah ilustrasi berbahasa Inggris mengenai bagaimana tata cara makan soba disana.
"Aku tidak memberitahu bagaimana cara makan," tuturnya. "Bagi yang tidak bisa menyeruput soba seperti orang sini (Jepang), setidaknya mereka menghargai cita rasa soba itu."
"Tidak bisa dipaksakan semua orang senang melakukannya. Harapanku, mereka akan menyadari sendiri bahwa menyuruput lebih baik saat makan soba. Hal terpenting, pelangganku senang dengan makanannya," jelas Horii.
Reporter: Aqilah Ananda Purwanti
Advertisement