Liputan6.com, Singapura - Robert Mugabe meninggal dunia di usia 95 tahun. Ia dikenal sebagai presiden Zimbabwe selama tiga dekade.
Pria kelahiran 21 Februari 1924 itu mengundurkan diri atau resign dari jabatannya sebagai Presiden Zimbabwe pada 21 November 2017. Keputusan tersebut mengakhiri 37 tahun kekuasaannya.
Pengunduran diri Robert Mugabe disampaikan Ketua Parlemen Zimbabwe, Jacob Mudenda.
Advertisement
Pengumumkan tersebut diutarakan di tengah sidang dewan yang membahas pemakzulan atau impeachment terhadap Mugabe, menyusul upaya kudeta yang dilakukan pihak militer.
Dalam surat yang disampaikan pada parlemen, penguasa yang saat itu berusia 93 tahun mengaku, keputusannya untuk mundur dilakukan secara sukarela.
Seperti dikutip dari The Guardian, sorak sorai dan luapan kegembiraan para anggota dewan menyambut pengumuman itu.
Sementara itu, di luar gedung parlemen, ribuan demonstran yang menuntut pemecatan Robert Mugabe sontak berteriak, bernyanyi, menari, dan melambaikan poster di alun-alun Africa Unity.
Saksikan Juga Video Berikut Ini:
Dihormati Sebagai Pahlawan Kemerdekaan
Sebelum para anggota dewan menggelar rapat, Wakil Presiden sekaligus tangan kanan Mugabe Emmerson Mnangagwa akhirnya mengakhiri kebungkamannya.
Ia, yang digadang-gadang sebagai pemimpin Zimbabwe selanjutnya, menyerukan agar Mugabe, "menerima kehendak rakyat."
Mnangagwa, yang kini akan dilantik jadi presiden, menyampaikan pernyataan secara tertulis pada Selasa pagi. Ia mengaku, "mendukung upaya pemakzulan sebagai ekspresi kehendak rakyat di luar proses pemilihan umum."
Partai Zanu-PF yang berkuasa -- yang pada akhir pekan memilih untuk menjadikan Mnangagwa sebagai pemimpinnya dan menurunkan Mugabe ke level anggota biasa -- menyerukan pemakzulan. Seruan tersebut disambut baik pihak oposisi.
Pasca-kudeta militer pekan lalu, Mugabe dan istrinya, Grace menjalani tahanan rumah. Ia menolak untuk mengundurkan diri sampai proses impeachment akhirnya digelar.
Upaya memakzulan Mugabe -- yang menitikberatkan pada usianya yang telah renta dan intrik istrinya, Grace Mugabe -- untuk merebut kekuasaan, masih menyisakan rasa hormat kepadanya.
Di balik kemundurannya dari kursi jabatan sebagai presiden Zimbabwe, Robert Mugabe tetap dihormati sebagai pahlawan kemerdekaan Zimbabwe melawan penjajah.
Advertisement
Jelang Kematiannya
Sebelumnya, Robert Mugabe dikabarkan tidak dapat berjalan karena kondisi kesehatan yang buruk. Mugabe berada di Singapura untuk perawatan intensif atas penyakit yang dirahasiakan selama beberapa bulan terakhir.
Ia juga disebut telah menjalani beberapa perjalanan medis di Negeri Singa menjelang akhir masa kekuasaannya.
Emmerson Mnangagwa, sebagai penerus, resmi menggantikan pemerintahan diktator Mugabe yang berlangsung selama 37 tahun. Dia naik dari jabatan perdana menteri menjadi presiden.
Mnangagwa sedang berbicara di depan rumah pendahulunya ketika dia berbicara tentang kondisi kesehatan Robert Mugabe.
"Dia (Mugabe) sekarang sudah tua. Tentu saja, dia sekarang tidak bisa berjalan tetapi apa pun yang dia minta akan kami berikan," katanya, sebagaimana dikutip oleh kantor berita AFP.
Tidak jelas apa penyakit yang diderita oleh Mugabe, sementara pemerintah hanya mengatakan bahwa kondisinya semakin tidak fit akibat faktor usia.
Sejak tahun-tahun terakhirnya memerintah, Mugabe diisukan mengalami beberapa gangguan kesehatan, mulai dari rusaknya daya penglihatan hingga terkena kanker. Tidak ada satupun yang dikonfirmasi oleh pemerintah Zimbabwe.
Hingga akhirnya pada Jumat 6 September 2019, kabar kematian Robert Mugabe berembus. Sanak keluarga menyatakan kepada BBC bahwa ia telah meninggal dunia, tanpa memberikan rincian lebih lanjut terkait penyebab maupun keberadaan terakhirnya.