7-9-1978: Detik-Detik 'Pembunuh Berpayung' Habisi Nyawa Jurnalis BBC

Ini kisah kematian tragis seorang jurnalis yang sempat membangkang pemerintahan Bulgaria, bernama Georgi Markov.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Sep 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2019, 06:00 WIB
Georgi Markov (AP)
Georgi Markov tewas terbunuh oleh sebuah pelet berisi racun, diduga karena pembangkangannya pada Bulgaria (AP)

Liputan6.com, Bulgaria - Saat itu tahun 1978, Georgi Markov sedang berdiri menunggu bus, di halte dekat Jembatan Waterloo, London. Tiba-tiba ia merasakan kesakitan yang aneh di bagian belakang pahanya, ia merasa seperti ada sesuatu yang menusuknya.

Ketika menoleh ke belakang untuk mencari siapa yang menusuknya, namun ia hanya melihat seseorang yang dengan tergesa-gesa mengambil payung yang jatuh dan pergi begitu saja.

Ia merasakan sakit, namun menolak langsung pergi berobat. Tiba-tiba terbentuk benjolan di tempat ia merasa ditusuk. Sorenya ia terserang demam cukup tinggi, dan ia pun dilarikan ke rumah sakit. Dokter yang menanganinya menyadari bahwa mereka tidak dapat melakukan apapun untuk menyelamatkan nyawa Georgi.

Pada 11 September, empat hari kemudian, Georgi pun mengembuskan nafasnya yang terakhir. Ia meninggal dunia.

Setelah diselidiki, pria dengan payungnya itulah yang membunuh Georgi. Di dalam payung yang ia bawa, ternyata berisi sebuah pelet logam kecil yang mengandung racun.

Hasil otopsi mengungkap pelet dari platinum dan iridium tertanam di pahanya. Ada dua lubang yang dibor di dalamnya berisi racun. Benda itu dilapisi dengan sesuatu yang dirancang untuk "meleleh" begitu memasuki tubuh. Para ahli meyakini bahwa racun itu risin.

Pembunuhan ini dikenal dengan nama "Umbrella Murder" atau 'Pembunuh Berpayung.'

Kejadian seperti ini memang terdengar seperti sebuah adegan di film mata-mata, di mana seorang pria terbunuh oleh alat mengandung racun misterius.

Namun, pembunuhan Georgi ini membuktikan sikap pemerintah terhadap orang-orang yang menentang pemerintahan mereka yaitu pemerintahan Bulgaria. Menjadi pelajaran bagi yang lain jika hendak menentang dan berpikir untuk bungkam.

Suka Menulis, Tapi Tidak Mau Berisi Propaganda

20160206-Ilustrasi-Pembunuhan-iStockphoto
Ilustrasi Pembunuhan dengan Senjata Tajam (iStockphoto)

Georgi Markov dilahirkan di Knyazhevo, Bulgaria pada 1 Maret 1929. Ayahnya yang bernama Ivan adalah seorang perwira di angkatan darat Bulgaria, namun harus tersingkir dari kesatuan karena menderita TBC oada 1943. Setelahnya, Ivan bekerja sebagai pedagang tembakau.

Karena diminta oleh ayahnya, Georgi mengikuti pelatihan sebagai insinyur kimia. Pada 1950-an ia bekerja sebagai insinyur di berbagai pabrik di Bulgaria sebelum akhirnya ia mengajar di Universitas Sofia pada bagian Teknik Keramik. Demikian seperti dikutip dari dailytelegraph.com.au.

Ternyata, pada awal tahun 50-an Georgi divonis menderita sakit Tuberkulosis, yang mengharusnyannya dirawat demi penyembuhan. Dalam masa perawatan tersebut, ia menulis cerita dan pada tahun 1957 dan menerbitkan kumpulan cerita pendek fiksi ilmiah dengan judul "Tsezieva Nosht" (Cesium Night).

Terdorong kesuksesannya pada buku tersebut, pada 1959 ia berhenti mengajar dan mengabdikan dirinya menjadi seorang penulis.

Karena ia berhasil terus menghasilkan tulisan dan karya-karya yang berkualitas, Georgi dibawa ke lingkaran dalam pemimpin Komunis Bulgaria Todor Zhivkov. Todor berharap Georgi menulis karya yang mendukung pemerintahannya.

Namun, Georgi tidak membiarkan tulisan-tulisannya yang berharga condong ke arah propaganda.

Karena ia berani melawan pemerintahan saat itu, pada akhir 60-an banyak dari karya Georgi yang dikecam dan disensor. Hal ini membuatnya cukup frustasi.

Pada 1969, ia meninggalkan Bulgaria dan pergi ke Itali. Ia juga harus meninggalkan istrinya, karena merasa terancam dengan pihak yang berwewenang.

Kemudian pada 1971 Georgi pindah ke London yang akhirnya membuat ia bekerja sebagai broadcaster dan jurnalis di BBC.

Terbebas dari keterikatan tanah airnya, Georgi mampu menulis apa pun yang dia inginkan tentang Bulgaria dan pemerintah komunis. Tetapi pemerintah Bulgaria dan Soviet memonitor pekerjaannya untuk BBC dan lainnya. Ia pun dinyatakan sebagai musuh rakyat.

Georgi pernah mengaku bahwa ia menerima beberapa ancaman pembunuhan. Sepuluh hari sebelum tragedi pembunuh berpayung, upaya serupa juga dilakukan terhadap imigran Bulgaria lainnya di Metro Paris. Namun, lapisan pada pelet tersebut tidak meleleh sehingga ia selamat.

Georgia tidak seberuntung itu. Dia ditusuk dengan pelet pada 7 September dan meninggal pada 11 September. Ia harus meninggalkan istri keduanya Annabel Dilke, yang dinikahinya pada 1975, dan putrinya Alexandra-Raina.

Masih belum diketahui siapa pembunuhnya, tetapi ada sedikit kecurigaan bahwa itu adalah perbuatan Durzhavna Sigornost, polisi rahasia Bulgaria.

Selain itu, sebuah suara keras yang diikuti guncangan dahsyat menggagetkan orang-orang yang berada di Kota Athena, Yunani, Selasa 7 September 1999 pukul 02.56 waktu setempat. Kala itu, gempa dengan kekuatan 5,9 skala Richter mengguncang.

Dan pada 7 September 1533 Seorang bayi perempuan dilahirkan di Istana Greenwich. Ia adalah Elizabeth, seorang anak yang tak diinginkan. Sang ayah, Raja Inggris Henry VIII bahkan dirundung duka, karena sudah lama ia memimpikan lahirnya anak laki-laki sebagai penerus takhta Dinasti Tudor.

 

Reporter: Windy Febriana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya