Jamur Mematikan Ditemukan di Hutan Hujan Australia, Pernah Dijumpai di Jawa

Jamur "fire coral" dikenal karena toksinnya dapat diserap melalui kulit. Ini ditemukan di pinggiran Cairns, Australia.

oleh Afra Augesti diperbarui 03 Okt 2019, 19:40 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2019, 19:40 WIB
Jamur Beracun
Poison Fire Coral atau bernama ilmiah Podostroma cornu-damae di Ashiu Kyoto, Jepang. (Creative Commons)

Liputan6.com, Melbourne - Salah satu spesies jamur paling mematikan di dunia, yang sebelumnya dianggap endemik Jepang dan Korea, ditemukan seorang fotografer di pinggiran Cairns, utara Australia.

Para ilmuwan mengatakan penemuan jamur bernama poison fire coral (Podostroma cornu-damae) di hutan hujan di Redlynch, menunjukkan fungi ini kemungkinan tumbuh secara alami di bagian lain Australia dan Asia Tenggara.

Poison fire coral biasanya ditemukan di akar pohon dan di tanah. Ini adalah satu-satunya jamur yang dikenal karena racunnya dapat diserap melalui kulit jika tersentuh manusia atau predator.

Menurut The Guardian yang dikutip pada Kamis (3/10/2019), ada kematian yang tercatat karena spesies jamur ini di Jepang dan Korea.

Matt Barrett, seorang ahli mikologi spesialis jamur dari James Cook University mengatakan racun poison fire coral dapat menyebabkan serangkaian gejala yang mengerikan jika dimakan, termasuk sakit perut, muntah dan demam.

Akhirnya dapat menyebabkan kematian karena kegagalan banyak organ atau disfungsi saraf otak.

"Dari ratusan atau lebih jamur beracun yang diketahui para peneliti, ini adalah satu-satunya jamur yang toksiknya dapat diserap melalui kulit kita," kata Barrett.

"Kebanyakan jamur, bahkan death cap (Amanita phalloides), bisa Anda tangani dengan baik tanpa gejala sama sekali. Namun, bila menemui jamur yang dapat menyebabkan gejala saat disentuh ... itu adalah sesuatu yang perlu kita waspadai."

Barrett menambahkan, poison fire coral tersebar jauh lebih luas daripada yang diperkirakan, dan penemuan di Cairns cocok dengan foto-foto terbaru dari Papua Nugini dan Indonesia.

"Akan tetapi, ini adalah pertama kalinya poison fire coral terlihat di Australia," ungkap Barret.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Kata Fotografer yang Menemukan

Ilustrasi jamur
Ilustrasi jamur (Sumber: Pixabay)

Fotografer yang menemukan jamur langka itu, Ray Palmer, mengaku melihat fungi ini di kantung hutan hujan di daerah yang sedikit tersembunyi, tetapi dekat dengan pinggiran kota.

Palmer, yang pergi mencari jamur di hutan hujan dan daerah lain selama musim hujan, mengatakan ia telah memotret spesies serupa beberapa tahun yang lalu.

"Ketika saya melihatnya, saya mengenalinya," katanya. "Ini belum tercatat di selatan Jawa, dan Jawa menjadi lokasi penemuan terbaru sebelum di sini."

"Lokasinya benar-benar tepat di pinggiran kota Cairns, bukan jamur yang sulit untuk diperhatikan dan tiba-tiba muncul," imbuh Palmer.

Efek Makan Jamur

Ilustrasi keracunan
Ilustrasi keracunan (sumber: iStockphoto)

Spesies jamur berwarna merah cerah ini adalah satu-satunya yang dikenal amat beracun saat disentuh. Poison fire coral menghasilkan setidaknya delapan senyawa mematikan yang dapat diserap melalui kulit.

Kematian yang terjadi di Jepang dan Korea dikabarkan karena para korban menyeduh dan minum teh yang sudah diendapi jamur tersebut, keliru dengan mengira ini adalah Ganoderma atau Cordyceps yang kerap digunakan dalam obat-obatan tradisional.

"Awalnya sakit perut, muntah, diare, demam dan mati rasa, diikuti berjam-jam atau berhari-hari dengan delaminasi kulit pada wajah, tangan dan kaki, dan menyusutnya otak," kata Barrett.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya