Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya laki-laki, wanita pun bisa menjadi sosok berpengaruh di dunia. Kaum hawa juga bisa memberikan dampak positif terhadap orang di sekitar, melalui sejumlah peran yang diemban.
Berdasarkan data dampak aksi para perempuan bagi dunia, BBC membuat daftar 100 wanita berpengaruh dari seluruh dunia tahun 2019.
Advertisement
Menurut daftar tersebut, sejumlah di antaranya tercatat berasal dari Asia. Mereka berada dalam posisi sejajar dengan para perempuan berpengaruh di dunia.
Berikut 5 perempuan Asia yang masuk dalam daftar tersebut, seperti dikutip dari BBC, Rabu (16/10/2019):
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Maria Ressa dari Filipina
Maria Ressa adalah jurnalis pemenang penghargaan dari Filipina yang membuat situs web Rappler, pengungkap berita-berita palsu alias hoaks.Â
Dia telah menerima ancaman pemerkosaan dan pembunuhan melalui internet, karena telah menjadi pengkritik keras terhadap perang kekerasan narkoba yang digagas Presiden Duterte. Ia telah ditangkap dua kali tahun ini dengan tuduhan 'pencemaran dunia maya'.Â
"Untuk generasi mendatang, pertempuran yang akan terjadi adalah pertempuran untuk kebenaran. Apa yang terjadi pada kami di Filipina adalah hal yang biasa, kami hanya kenari di tambang batubara. Anda harus berani bersinar, Anda harus berbicara, Anda harus mengatakan apa yang terjadi," demikian kutipan ungkapan Ressa melalui BBC.
Advertisement
2. Susmita Mohanty dari India
Dikenal sebagai 'wanita ruang angkasa India', desainer spesialis ruang angkasa Susmita mendirikan start-up ruang angkasa pertama di India.
Sebagai seorang advokat dalam bidang iklim, ia menggunakan bisnisnya untuk membantu memantau dan memahami perubahan iklim dari luar angkasa.
"Saya khawatir bahwa dalam tiga sampai empat generasi mendatang, planet kita tidak akan lagi layak huni. Saya berharap bahwa umat manusia akan sadar akan urgensi Greta-esque untuk aksi iklim," demikian kutipan ungkapan Mohanty melalui BBC.
3. Trang Nguyen dari Vietnam
Trang Nguyen yang hidup dan besar di Vietnam, di usia mudanya harus berhadapan dengan masalah penjualan monyet di jalanan dan beruang yang ditahan hanya untu diambil empedunya.
Prihatin dengan itu, ia berusaha untuk memperoleh gelar PhD dalam Manajemen Keanekaragaman Hayati, dan mendirikan WildAct, sebuah organisasi nirlaba yang membantu pihak berwenang memantau pasar perdagangan satwa liar ilegal.
Pada tahun 2018, ia meluncurkan kursus master pertama di negara itu dalam Memerangi Perdagangan Satwa Liar Ilegal, untuk membantu melatih generasi pelestari alam berikutnya.
"Orang-orang perlu mengesampingkan prasangka dan bekerja bersama, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang masalah konservasi dan menciptakan solusi masalah yang efektif dan tahan lama" demikian kutipan ungkapan Trang Nguyen melalui BBC.
"Seperti yang diperlihatkan sejarah, wanita dapat mencapai keagungan dalam konservasi, Anda tidak perlu melihat lebih jauh dari kehidupan Jane Goodall, Dian Fossey dan Saba Douglas-Hamilton. Untuk masa depan konservasi alam, penting agar suara perempuan didengar dan tindakan mereka diakui," imbuhnya.
Advertisement
4. Hiyori Kon dari Jepang
Hiyori Kon, 21, adalah atlet gulat sumo di Jepang di mana perempuan masih dilarang bersaing secara profesional.
Dia adalah tokoh film dokumenter pemenang penghargaan 2018 Little Miss Sumo, yang memetakan pertarungannya untuk mengubah aturan salah satu olahraga tertua di dunia, dan memberikan suara kepada wanita di dunia sumo.
"Saya ingin memberikan kesempatan kepada anak-anak di seluruh dunia untuk terlibat dengan sumo, dan menjadikan sumo sebagai olahraga Olimpiade," demikian kutipan ungkapan Hiyori Kon melalui BBC.
5. Swietenia Puspa Lestari dari Indonesia
Swietenia mendirikan Divers Clean Action Foundation untuk membersihkan puing-puing laut di Indonesia. Lembaga itu memiliki 1.500 sukarelawan yang bekerja di Indonesia dan Asia Tenggara.
Dia juga memprakarsai kampanye #nostrawmovement di Indonesia, yang menghasilkan pengurangan penggunaan sedotan plastik sekali pakai di lebih dari 700 restoran.
"Remaja adalah agen perubahan, dan membuat perubahan lebih cepat, sementara wanita adalah agen dalam setiap rumah tangga, yang akan membuat keputusan ramah lingkungan untuk generasi masa depan," demikian kutipan ungkapan Puspa melalui BBC.
Advertisement