Liputan6.com, Washington, D.C. - Pada April 1915, mantan presiden Theodore Roosevelt menulis sebuah artikel tentang buku untuk Ladies Home Journal berjudul "The Books That I Read and When and How I Do My Reading."
Di dalamnya, ia mencatat bahwa "tidak mungkin untuk menghitung semua buku yang dibaca, atau bahkan semua jenis" --yang dapat dimengerti, mengingat presiden ke-26 AS ini biasanya membaca sekitar satu buku sehari dan sering membaca beberapa buku sekaligus.
Baca Juga
Tetap saja, Roosevelt merekomendasikan banyak buku dalam karya tersebut dan membagikan banyak tips membaca di dalamnya. Berikut 5 kiat yang dipraktekan oleh mantan orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu, dikutip dari Mentalfloss, Minggu (27/10/2019).
Advertisement
1. Membaca Sejak Usia Dini
"Ayah dan ibu yang bijak," tulis Roosevelt, "dapat melatih anak-anak mereka terlebih dahulu untuk belajar dan membangun mental yang berkelanjutan agar buah hati bisa menikmati buku yang bagus."
Dia juga menyarankan agar orangtua menyuruh anak mereka belajar bahasa kedua, "Sehingga setidaknya satu literatur besar lainnya, selain sastra Inggris, akan terbuka baginya."
Dalam kedua hal itu, Roosevelt punya alasan tersendiri berdasarkan pengalaman pribadinya: Sejak muda, ia punya penyakit asma, sehingga tidak diperkenankan keluar rumah secara bebas.
Saat itulah, ia memanfaatkan waktu isolasinya untuk banyak membaca. Selain memabca buku berbahasa Inggris, sebagai bahasa ibu, ia juga membaca buku berbahasa Jerman, Prancis, Italia, dan Latin (meskipun ia mengaku tidak menikmati membaca dalam bahasa Latin dan menyebut ini membosankan).
Advertisement
2. Jangan Memaksakan Diri untuk Membaca Buku yang Tak Disukai
"Selera pribadi dan individu pembaca harus menjadi faktor penuntun ketika memilih sebuah buku," tulis Roosevelt. "Saya suka berburu buku dan gemar mebaca buku tentang eksplorasi dan petualangan. Saya tidak meminta orang lain untuk menyukai buku yang sama."
Roosevelt mencatat, selera pribadi sama kuatnya dalam membaca, seperti dalam hal makan dan dalam batas-batas tertentu.
"Ini hanyalah salah satu preferensi individu, tidak ada hubungannya dengan kualitas baik/buruk dari buku atau pikiran pembaca," ucapnya.
Dia pun menulis dia suka apel, pir, jeruk, nanas, dan buah persik. "Namun, saya tidak suka pisang, alpukat dan buah plum ... kadang-kadang di daerah tropis saya sangat menyesal saya tidak bisa belajar menyukai pisang, bahkan lebih disayangkan tidak menyukai buah plum. Akan tetapi, aku tidak bisa membuat diriku seperti itu."
Selain itu, seperti yang dicatat Roosevelt dalam otobiografinya: "Seorang pembaca tidak boleh berpura-pura munafik untuk menyukai apa yang tidak disukainya."
3. Acuhkan Saran Orang Lain
Anda adalah orang yang bertanggung jawab untuk memilih buku apa yang ingin Anda baca. "Jika seorang pria atau wanita menyukai buku, dia akan secara alami mencari buku-buku yang dituntut oleh pikiran dan jiwanya," tulis Roosevelt.
Ketika ia menulis dalam otobiografinya, "Pembaca, pecinta buku, harus memenuhi hasratnya sendiri tanpa terlalu memperhatikan apa yang dikatakan orang lain tentang kebutuhan itu."Â
"Mungkin ada beberapa orang yang menyarankan untuk membaca buku jenis atau pengarang tertentu, tetapi ini hanya saran (boleh diterima atau ditolak)," Roosevelt menjelaskan.
Advertisement
4. Latih Pribadi untuk Menyukai Hal-hal Berbau Klasik
Roosevelt memiliki banyak hal untuk dikatakan tentang preferensi pribadi dalam hal buku, dan bagaimana hal itu seharusnya menentukan apa yang dibaca seseorang.
Namun, ia juga memiliki pendapat tentang membaca bacaan klasik. "Jika ada yang menemukan bahwa dia tidak pernah membaca literatur yang serius, jika semua bacaannya 'berbuih' dan tak bermutu, dia akan berusaha melatih dirinya untuk menyukai buku-buku yang disarankan oleh orang-orang yang berkultivasi dan berpikiran sehat di antara buku klasik," dia menulis.
5. Jangan Takut untuk Mengikuti Topik yang Menarik
Roosevelt menuliskan dia membaca dalam "coretan," di mana dia tertarik pada subjek tertentu dan membacanya buku demi buku, bahkan dalam literatur murni, tidak berkaitan dengan sejarah, filsafat, sosiologi atau ekonomi.
Menurutnya, satu buku akan selalu berkaitan dengan buku lain karena mereka saling menginspirasi.
Advertisement