Liputan6.com, Canberra - Seorang pemain rugby Australia, Israel Folau mengungkapkan kemarahannya dengan mengaitkan kebakaran hutan yang kini terjadi di sana sebagai karma atau hukuman dari Tuhan atas legalnya pernikahan sesama jenis dan aborsi.
Folau telah dikeluarkan dari tim rugbynya pada Mei lalu karena telah membuat gerakan anti-gay di sosial media. Demikian dilansir dari BBC, Senin (18/11/2019).
Advertisement
Baca Juga
Folau, yang beragama Kristen, memberikan khotbah di gerejanya di Sydney pada hari Minggu di mana ia mengatakan keputusan Australia untuk melegalisasi aborsi dan hukum perkawinan sesama jenis telah bertentangan dengan "firman Tuhan", dan menambahkan bahwa bangsa ini perlu "bertobat".
"Lihat seberapa cepat, kebakaran hutan ini, kekeringan ini, semua hal ini telah datang, dalam waktu singkat. Anda pikir itu kebetulan atau tidak ?," katanya.
Komentarnya memicu kemarahan banyak orang Australia melalui jejaring media sosial.
Perdana Menteri Scott Morrison mengutuk perkataan Folau dan menganggapnya 'sangat tidak sensitif'.
"Ia merupakan warga negara yang bebas, ia bisa berbicara apapun yang ia suka namun itu tidak berarti bahwa dia tidak memperhatikan keluhan (dan) pelanggaran ini akan menyebabkan sakit hati bagi mereka yang rumahnya terbakar, "kata Morrison kepada wartawan, Senin (18/11).
Dia juga dikritik oleh tokoh-tokoh lokal terkemuka yang sebelumnya mendukungnya.
"Komentar ini tidak membantu," kata penyiar Alan Jones di acara radionya, Senin.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dipecat dari Tim
Rugby Australia (RA) memecat mantan pemain Wallabies pada Mei setelah ia mengatakan di media sosial bahwa "neraka menunggu" orang gay.
Bek sayap berusia 30 tahun itu telah banyak dikutuk atas komentar itu, tetapi ia juga telah menerima dukungan vokal dari kelompok-kelompok Kristen.
Folau menuntut RA atas pemecatannya, mengklaim kontraknya diputus secara tidak sah karena keyakinan agamanya.
Rugby Australia tetap dengan keputusannya untuk memecat Folau, dengan mengatakan dia melanggar kode etik pemain. Walaupun ia sebelumnya adalah salah satu atlet dengan bayaran tertinggi di negara tersebut.
Advertisement