Australia Tetapkan Status Darurat Kebakaran Hutan

Dua negara bagian Australia menyatakan keadaan darurat sebagai dampak dari kebakaran hutan yang meluas pada Senin (11/11/2019).

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2019, 16:33 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2019, 16:33 WIB
Kebakaran hutan Australia
Kebakaran hutan Australia pada 2016. (AFP)

Liputan6.com, Australia - Dua negara bagian Australia menyatakan keadaan darurat sebagai dampak dari kebakaran hutan yang meluas pada Senin (11/11/2019). 

Kebakaran hutan memberi ancaman bencana pada daerah-daerah di timur negara bagian padat penduduk tersebut.

Setidaknya tiga orang tewas. Serta, ribuan orang terlantar akibat tiga hari kondisi cuaca berbahaya di New South Wales (NSW) dan Queensland, seperti dilansir bbc.com. 

Sementara itu, para pejabat setempat mengatakan bahaya terburuk akan datang pada Selasa 12 November 2019, meliputi daerah-daerah di sekitar Sydney.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pernyataan Pejabat dan Otoritas Setempat

Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)
Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)

Di NSW, api telah membakar 970.000 hektar lahan dan menghancurkan 150 rumah. Sembilan rumah hancur di Queensland.

Perdana Menteri NSW, Gladys Berejiklian turut memberi  imbauan pada siapapun yang terancam akibat kebakaran hutan.

"Semua orang harus waspada di mana pun Anda berada dan semua orang harus menanggung yang terburuk dan kami tidak bisa membiarkan rasa puas masuk," katanya. 

Pemerintah konservatif Australia telah menolak untuk ditarik apakah perubahan iklim dapat berkontribusi pada kebakaran, dalam tanggapan yang telah menuai kritik. 

Sebelumnya, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison turut memberi perhatian pada korban kebakaran.

"Satu-satunya pikiran saya hari ini adalah dengan mereka yang kehilangan nyawa dan keluarga mereka," katanya.

Otoritas pemadam kebakaran NSW telah mengeluarkan tingkat maksimum peringatan untuk pertama kalinya. Hal itu sejak peringatan kebakaran baru diperkenalkan satu dekade lalu, usai bencana mematikan Black Saturday di Australia.

Peringatan "malapetaka" diterapkan di seluruh wilayah Sydney yang lebih luas dan wilayah di utara dan selatan kota.

Suhu diperkirakan akan mencapai 37 derajat Celcius pada Selasa. Bahkan, kondisinya diperkirakan lebih buruk daripada Jumat lalu, saat badai mulai merobek Australia bagian timur. 

Pejabat setempat, NSW Rural Fire Service turut memberi sikap atas kejadian kebakaran. 

"Dalam kondisi ini, kebakaran ini akan menyebar dengan cepat dan mengancam rumah dan kehidupan," NSW Rural Fire Service mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Bahaya saat ini kurang parah di Queensland, tetapi para pejabat di sana mengatakan kondisinya dapat memburuk di akhir pekan ini.

Imbas dan Korban Bencana Kebakaran

Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan di Australia selama musim kemarau, lazim dikenal sebagai fenomena Bushfire (Rob Griffith / AFP PHOTO)
Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan di Australia selama musim kemarau, lazim dikenal sebagai fenomena Bushfire (Rob Griffith / AFP PHOTO)

NSW mengikuti Queensland dalam mendeklarasikan keadaan darurat pada Senin. Hal itu merupakan sebuah langkah yang memberikan pejabat tambahan kekuatan, seperti kontrol atas lembaga pemerintah.

Ribuan orang di kedua negara bagian menghabiskan malam di pusat-pusat evakuasi. Sementara itu, para pejabat menilai/menimbang apakah keadaan sudah aman bagi pengungsi untuk kembali ke rumah.

Dilaporkan, ratusan sekolah akan ditutup di NSW pada hari Selasa. 

Kemudian, petugas pemadam kebakaran dari Selandia Baru diterbangkan untuk membantu kru darurat yang bersiap untuk serangan baru.

PM Morrison mengatakan militer juga dipanggil untuk mendukung 1.300 petugas pemadam kebakaran yang bekerja di kedua negara bagian.

Tak hanya itu, ratusan warga sipil juga secara sukarela membantu di daerah yang terkena dampak. 

Lalu, saat membersihkan daerah yang terkena dampak pada hari Jumat, kru kebakaran menemukan mayat satu korban di sebuah mobil yang terbakar di dekat Glen Innes, sekitar 550 km (340 mil) utara Sydney. Dia diidentifikasi oleh media lokal sebagai George Nole.

Korban tewas lainnya adalah Vivian Chaplain yang berusia 69 tahun. Ia ditemukan menderita luka bakar parah di daerah Wytaliba, kota terdekat. Lalu, dia dilarikan ke rumah sakit, tetapi tidak lama kemudian meninggal .

Walikota Glen Innes, Carol Sparks mengatakan pada hari Minggu bahwa penduduk kota itu mengalami trauma. 

"Api itu setinggi 6 meter dan mengamuk dengan kecepatan 50 kilometer per jam," katanya. 

”Itu benar-benar mengerikan bagi orang-orang yang terkena dampak,” tambahnya. 

Sementara itu, polisi NSW mengonfirmasi orang ketiga, Julie Fletcher yang berusia 63 tahun telah meninggal pada Sabtu lalu. Mayatnya ditemukan di rumah yang terbakar di dekat Taree, sekitar 300 km utara Sydney. 

Selain itu, dua petugas pemadam kebakaran terluka saat sebuah pohon jatuh ke truk mereka di daerah Nambucca Heads NSW, kata para pejabat. Mereka dirawat ke rumah sakit serta dalam kondisi stabil. 

Kru telah memerangi ratusan kebakaran di negara bagian itu sejak bulan lalu, ketika dua orang tewas ketika berusaha melindungi rumah mereka.

Awal bulan ini, api membakar 2.000 hektar semak yang berisi cagar alam koala. Ratusan hewan dikhawatirkan mati.

Perubahan Iklim

Tak Hanya Cape Town, 2 Kota di Australia Juga Bakal Kehabisan Air
Foto ilustrasi kekeringan di Australia. Foto diambil pada 2009 di Danau Hume, perbatasan Negara Bagian Victoria, memperlihatkan keringnya Sungai Murrays yang mengaliri Australia bagian barat (TORSTEN BLACKWOOD / AFP)

Sebelumnya, hujan turun di NSW minggu lalu, dan memberikan bantuan bagi banyak petani. Namun, hujan itu tidak cukup untuk mengakhiri kekeringan yang berkepanjangan.

Sementara, pihak berwenang di negara bagian itu memperingatkan bahwa banyak kebakaran akan terus membakar kecuali jika ada lebih banyak hujan. NSW Rural Fire Services Komisaris, Shane Fitzsimmons kemudian berkomentar.

"Kami tidak bisa melebih-lebihkan dampak mendalam dari kekeringan pada perilaku kebakaran," katanya. 

"Kami sangat memperhatikan kelangkaan air dan betapa berharganya air itu, tetapi kenyataannya adalah kami tidak bisa melakukan pemadam kebakaran tanpa air," tambah Fitzsimmons.

Pesawat pengebom air sering terbang jauh karena sulitnya mengakses air di daerah kering. Dalam beberapa kasus pihak berwenang telah mengebor bor untuk memenuhi permintaan.

Sementara itu, menurut para ilmuwan musim kebakaran di Australia berisiko tumbuh lebih lama dan lebih intens karena perubahan iklim.

Para pejabat sudah mengkonfirmasi bahwa tahun 2018 dan 2017 merupakan tahun ketiga dan keempat terpanas di Australia. Serta, tahun lalu negara tersebut bahkan mengalami musim panas terpanas.

Kemudian, laporan Badan Meteorologi untuk Iklim 2018 mengatakan perubahan menyebabkan peningkatan peristiwa panas ekstrem. Serta, meningkatkan bencana alam lainnya, seperti kekeringan. 

Bahkan, sebuah laporan PBB mengatakan Australia gagal dalam upaya untuk mengurangi emisi CO2-nya tahun lalu.

 

Reporter: Hugo Dimas

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya