Liputan6.com, Sydney - Sebagian besar wilayah di sekitar pantai timur Australia, termasuk di sekitar Sydney, sedang menghadapi bencana kebakaran hutan paling parah saat ini.
Dilansir dari BBC, Rabu (13/11/2019), telah terjadi 85 peristiwa kebakaran di negara bagian New South Wales (NSW). Sedangkan, peristiwa bencana yang lebih besar diprediksi akan terjadi lagi.
Pihak berwenang turut memberi peringatan dan mengatakan bahwa kebakaran akan menyebar dengan cepat, yang kemungkinan akan membahayakan kehidupan makhluk hidup di tengah suhu panas dan angin kencang.
Advertisement
Wilayah tersebut dihuni oleh sekitar enam juta orang. Namun, bagi masyarakat yang berada di kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil dan anak-anak telah didesak untuk mengungsi dan menjauh dari wilayah hutan.
Sedangkan 600 sekolah telah ditutup di seluruh wilayah negara bagian tersebut.
Pihak pemerintah yang diwakili oleh Perdana Menteri Gladys Berejiklian telah mendeklarasikan keadaan darurat yang berlangsung selama tujuh hari.
Baca Juga
Pihaknya juga menyatakan akan melindungi semua makhluk hidup, melindungi properti dan memastikan bahwa semuanya berada dalam kondisi yang aman.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kondisi Semakin Parah
Dalam peristiwa kebakaran hutan yang sudah terjadi di wilayah New South Wales, tiga orang telah meninggal dunia, sedangkan 150 bangunan juga telah hancur.
Namun, apa yang telah terjadi masih mungkin menjadi semakin buruk. Demikian pernyataan yang disampaikan oleh pihak berwenang.
Kebakaran yang terjadi merupakan kejadian pertama di mana bencana sudah mencapai tingkat 'katastropik' di wilayah Sydney dan area kota bagian utara dan selatan. Bencana ini juga merupakan yang paling buruk sejak apa yang terjadi pada 2009 silam.
"Dalam kondisi katastropik, kebakaran akan berlangsung dan menyebar dengan sangat cepat sehingga membuat kebakaran menjadi sangat besar," ujar Shane Fitzsimmons selaku Komisaris Layanan Pemadam Kebakaran NSW.
Advertisement
Berkaitan dengan Perubahan Iklim Global
Para ilmuwan dan beberapa ahli memperingatkan bahwa apa yang melanda Australia saat ini dapat berkembang dengan cepat karena adanya perubahan iklim secara global.
Para pejabat telah mengkonfirmasi bahwa tahun 2018 dan 2017 merupakan tahun ketiga dan keempat yang terpanas di Australia, dan tahun lalu negara tersebut mengalami musim panas terpanas.
Laporan Badan Meteorologi untuk Iklim 2018 mengatakan perubahan iklim telah menyebabkan peningkatan kejadian panas ekstrem dan meningkatkan keparahan bencana alam lainnya, seperti kekeringan.
Bahkan jika suhu global mengalami kenaikan 2 derajat celcius di atas tingkat pra-industri, batas yang ditetapkan dalam perjanjian Paris, disetujui oleh 188 negara pada tahun 2015, para ilmuwan percaya bahwa negara ini menghadapi standar normal baru yang berbahaya.
Tahun lalu, sebuah laporan PBB mengatakan Australia telah gagal dalam upaya untuk mengurangi emisi CO2-nya.