Kesetaraan Gender hingga Masa Depan, Ini 6 Harapan Pemilih Muda di Pemilu Taiwan

Tiap periode pemilih muda terlibat dalam proses pemilu presiden Taiwan. Meski suara mereka tidak terlalu banyak dibanding generasi tua, namun keberadaannya tetap diperhitungkan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 12 Jan 2020, 07:58 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2020, 07:58 WIB
Usai menggunakan hak suara pada pemilu Taiwan, warga akan ditandai dengan cap khusus. (Liputan6.com Teddy Tri Setio Berty)
Usai menggunakan hak suara pada pemilu Taiwan, warga akan ditandai dengan cap khusus. (Liputan6.com Teddy Tri Setio Berty)

Liputan6.com, Taipei - Meski jumlah pemilih muda di Taiwan tidak sebanyak generasi tua, namun suara mereka tetap menjadi incaran bagi masing-masing kandidat.

Baik calon presiden dan wakil presiden maupun anggota legislatif serta partai yang bertarung memperebutkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.

Berdasarkan keterangan dari Central Election Commission Taiwan, syarat minimal pemilih adalah berusia 20 tahun. Sehingga banyak mereka yang tergolong pemilih muda masih duduk bangku kuliah.

Sebagian besar dari pemilih muda ini mengaku jika pemilu tahun ini adalah kali pertama bagi mereka. Dan merasa bersemangat untuk menyambut para pemimpin di masa mendatang.

Sejumlah harapan dikemukakan oleh generasi muda yang turut menjadi pemilih tetap. Mulai dari isu lingkungan, peran Taiwan di mata dunia, soal politik luar negeri hingga isu kesetaraan gender.

Berikut 5 harapan pemilih muda untuk presiden dan wakil presiden terpilih Taiwan periode 2020-2024, Sabtu, 11 Januari 2020:

1. Taiwan Harus Menarik Perhatian Dunia

Ilustarsi bendera Taiwan (AFP/Mandy Cheng)
Ilustarsi bendera Taiwan (AFP/Mandy Cheng)

Yu Han Tseng (23) seorang mahasiswi di Kampus Taipei mengaku punya harapan besar bagi pemerintah Taiwan. Menurutnya, suhu politik yang baik tetap menjadi harapannya.

“Pemerintah dan warga Taiwan harus menarik perhatian dunia untuk mendapatkan tempat khusus. Kita harus terlibat dalam berbagai isu dunia seperti lingkungan hingga perubahan iklim,” jelas Tseng.

“Beberapa waktu lalu saya membaca informasi tentang kebakaran hutan di Australia. Sudah sepatutnya pemerintah kita juga melakukan sesuatu. Apa yang mesti kita lakukan dan apa yang sebaiknya mereka lakukan.

 

2. Posisi Taiwan Terhadap China

Bendera China
Ilustrasi (iStock)

Sam (21) mengaku bahwa ideologi dan rasa kecintaan terharap negara yang membuatnya bersemangat untuk memberikan suara untuk para pemimpin di masa mendatang.

“Saya memberikan suara di TPS Ping, Taipei. Ideologi dan rasa cinta pada negara membuat banyak pemuda berangkat dari rumah ke tempat pemungutan suara untuk memilih pemimpin di masa mendatang,” ujar Sam.

“Kita tengah menghadapi tekanan dari China. Ini adalah masalah yang sangat serius. Presiden terpilih harus menentukan cara-cara guna menyelesaikan masalah ini,” tambahnya.

 

3. Kesetaraan Gender

Salah satu tempat memberikan hak suara warga Taiwan di Beitou Elementry School. (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)
Salah satu tempat memberikan hak suara warga Taiwan di Beitou Elementry School. (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

“Saya merasa ada perbedaan yang sangat signifikan pada pemilu sebelum dan saat ini. Anak muda lebih bersemangat, dan bersedia terlibat dalam partisipasi politik dan sosial,” ujar Hsin Yu Cho (23).

Harapan Cho yaitu adanya kesetaraan bagi masyarakat. Taiwan harus bisa menyuarakan bahwa manusia itu sama.

“Semua orang bisa menjadi diri sendiri tanpa rasa takut. Hal ini sangatlah penting,” jelas Cho.

4. Tidak Ingin Taiwan Seperti Hong Kong

Perayaan Hari Ulang Tahun Taiwan ke-108
Presiden Tsai Ing-wen menyampaikan pesan mendalam selama pidato pembukaan di Istana Presiden, Taipei, Taiwan, Kamis (10/10/2019). (Official Photo by Wang Yu Ching / Office of the President)

Elias Wolfgang harus pulang ke kota asalnya yaitu Taichung guna memberikan suaranya sebagai pemilih tetap.

“Saya pikir masalah yang dihadapi Taiwan selalu ada. Namun belakangan semakin parah. Karena penindasan China terhadap Hong Kong maupun Taiwan,” jelas Elias (21).

“Pecahnya protes di Hong Kong baru-baru ini telah membuat banyak orang menyadari pentingnya demokrasi dan kebebasan.”

“Terlepas dari hasil pemilihan, saya berharap bahwa presiden masa depan Taiwan dapat terus menjaga tanah demokrasi dan kebebasan Taiwan, menyelamatkan orang-orang dari hidup dalam ketakutan, dan juga menjalin hubungan baik dengan China.”

 

5. Kedaulatan Demokrasi dan Kebebasan Taiwan di Masa Mendatang

Ucapan terima kasih tak henti-henti disampaikan oleh Tsai Ing-wen kala menyampaikan pidato kemenangannya di hadapan para pendukung.
Ucapan terima kasih tak henti-henti disampaikan oleh Tsai Ing-wen kala menyampaikan pidato kemenangannya di hadapan para pendukung (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Candace (21) juga punya harapan yang hampir sama. Ia ingin Taiwan mampu melindungi kedaulatan serta demokrasinya.

“... Saya telah memberikan suara saya di TPS Taipei Municipal Datong High School,” jelas Candace.

"Saya merasa bahwa pemilu tahun ini sangat penting. Karena salah satu dari kandidat punya kedekatan dengan China. Jika ia menang maka China akan punya kendali besar," tambahnya.

6. Reputasi Taiwan

Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen berbicara di sebuah forum di Washington DC, Amerika Serikat (AP Photo)
Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen berbicara di sebuah forum di Washington DC, Amerika Serikat (AP Photo)

"Saat ini ada arah dua suara untuk Taiwan di masa mendatang. Apakah mendukung atau menentang China. Ini adalah hal yang masih jadi pro dan kontra," Jelas Michael Chung (20).

"Saya lebih anti-China. Tapi apapun itu saya berharap pada reputasi Taiwan. Semoga ada keharmonisan di masa mendatang," tambahnya.

Ini adalah kali pertama bagi Chung memberikan suaranya sebagai pemilih muda. Ia merasa beruntung bisa ambil bagian di pemilu kali ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya