Cegah 2.500 Migran Masuk, Meksiko Tutup Perbatasan dengan Guatemala

Sekitar 2.500 migran dari segala usia dicegah dan ditahan untuk menyeberang atau memasuki jembatan di Perbatasan Selatan Meksiko.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 19 Jan 2020, 17:06 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2020, 17:06 WIB
Nekat Terobos Perbatasan Meksiko-AS, Rombongan Migran Ditembaki Gas Air Mata
Perbatasan antara Meksiko dan AS di Tijuana, Meksiko (25/11). (AFP Photo/Guillermo Arias)

Liputan6.com, Meksiko- Pejabat Meksiko menutup sebagian perbatasan mereka dengan Guatemala pada Sabtu, 18 Januari. Penutupan dilakukan menyusul desakan ribuan migran untuk menyeberang melalui jembatan di atas Sungai Suchiate.

Sekitar 2.500 migran dari segala usia dicegah dan ditahan untuk menyeberang atau memasuki jembatan di Perbatasan Selatan Meksiko oleh Pengawal Nasional Meksiko.

Beberapa kelompok migran dizinkan untuk masuk ke Meksiko oleh pihak berwenang Mesiko, dalam kelompok yang terdiri dari 20 orang. Namun, mereka diperingkatkan agar tidak menghindari pemrosesan imigrasi. 

Institut Migrasi Nasional Meksiko mengatakan di Twitter bahwa mereka telah meningkatkan poin di sepanjang perbatasan selatan untuk memastikan "imigrasi yang aman, teratur dan rapi," Seperti dikutip dari Fox News, Minggu (19/1/2020).

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Perjanjian

Nekat Terobos Perbatasan Meksiko-AS, Rombongan Migran Ditembaki Gas Air Mata
(AP Photo/Ramon Espinosa)

Pada November 2019, Administrasi Trump mengumumkan mereka telah mulai mengirim migran dari Honduras dan El Salvador ke Guatemala sebagai bagian dari perjanjian "negara ketiga yang aman". Presiden Trump menyatakan kesepakatan itu akan membantu meringankan krisis imigrasi di Selatan Perbatasan Amerika Serikat.

American Civil Liberties Union (ACLU) menyatakan bahwa perjanjian tersebut melanggar hukum federal dan mengajukan tantangan hukum terhadap perjanjian tersebut. Dikatakan bahwa Guatemala tidak memenuhi standar untuk menyediakan prosedur suaka yang "penuh dan adil".

"Pemerintah secara ilegal berusaha untuk menolak pencari suaka dan memberikan tanggung jawab kepada negara-negara lain yang tidak dapat melindungi mereka," kata Katrina Eiland, seorang pengacara Proyek Hak Asasi Manusia ACLU, seperti dikutip dari Fox News, Minggu (19/1/2020).

Pemerintah federal mengklaim bahwa Guatemala memenuhi standar "penuh dan adil" dan mulai mengirim migran. Pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) sebelumnya mengatakan kepada Fox News bahwa tidak ada migran yang dipaksa pergi ke Guatemala, dan sebaliknya akan diberikan pilihan untuk kembali ke negara asal mereka atau menunggu di Meksiko.

Bentrokan di Sungai Suchiate

Halau Imigran, AS Pasang Kawat Berduri di Perbatasan
Kawat duri terpasang di tepian Sungai Rio Grande, Jembatan Internasional McAllen-Hidalgo, perbatasan AS-Meksiko, Texas. (AP Photo/Eric Gay)

Berita tentang bentrokan di Sungai Suchiate datang hanya beberapa hari setelah karavan ratusan migran Honduras mulai bergerak ke utara, pada Rabu, 15 Januari lalu.

Dahulu karavan memiliki efek yang luar biasa pada sistem imigrasi Amerika Serikat, tetapi tidak mungkin lonjakan terbaru ini akan mencapai perbatasan selatan. Pejabat Meksiko tetap waspada dan telah berjanji untuk memblokir ratusan migran Honduras yang sebagian besar berharap untuk mencapai Amerika Serikat.

Itsmania Platero, seorang aktivis hak asasi manusia, menyatakan "Yang benar adalah, tidak mungkin bagi mereka untuk mencapai Amerika Serikat. Polisi Meksiko memiliki kesatuan yang besar dan mereka akan menangkap semua migran tanpa dokumen, dan mereka akan ditahan dan dikembalikan ke negara asal mereka".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya