Waspada Virus Corona, PPI Imbau Mahasiswa Mudik Tunda Balik ke Jepang

Merebaknya virus corona baru di Jepang membuat Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) mengimbau agar para mahasiswa Tanah Air waspada.

oleh Hariz Barak diperbarui 29 Feb 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2020, 15:00 WIB
Penumpang Negatif Virus Corona Tinggalkan Diamond Princess
Petugas memeriksa suhu tubuh penumpang asing yang turun dari kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Yokohama, Jepang, Jumat (21/2/2020). Sebanyak 74 WNI berada dalam kapal pesiar Diamond Princess, empat di antaranya positif terjangkit virus corona (COVID-19). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Tokyo - Merebaknya virus corona baru di Jepang membuat Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) mengimbau agar para mahasiswa Tanah Air waspada. Hal itu disampaikan oleh PPI Jepang dalam sebuah pernyataan resmi kemarin, Jumat 28 Februari 2020.

Per 27 Februari, Jepang melaporkan 189 kasus COVID-19 (Corona virus disease-2019) dengan total 4 kematian. Angka itu belum termasuk 705 warga Jepang yang saat ini masih dikarantina di atas kapal pesiar Diamond Princess di Yokohama.

Merespons situasi darurat kesehatan dunia akibat virus corona baru tersebut, PPI Jepang dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com pada Sabtu (29/2/2020) menyatakan: 

Selaras dengan himbauan Pemerintah Jepang pada tanggal 26 Februari 2020, Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPI Jepang) menghimbau secara resmi kepada semua korda dan komisariat PPI Jepang terkait wabah coronavirus COVID-19 sebagai berikut:

  1. untuk membatalkan atau menjadwal ulang kegiatan PPI terutama yang bersifat kolektif yang akan dilaksanakan pada bulan Maret dan April. Disarankan untuk mengatur jadwal kegiatan sesuai dengan keadaan jika telah membaik,
  2. untuk mahasiswa agar mengurangi berpergian, terutama jika berdomisili di dan/atau menuju ke daerah-daerah dengan kasus COVID-19 terkonfirmasi, serta menunda perjalanan kembali ke Jepang jika sedang berada di Indonesia,
  3. untuk tidak panik dan ikut memantau keadaan sekitar lewat media massa maupun media sosial dengan sumber terpercaya,
  4. untuk menjaga kebersihan dan kesehatan dengan cara mencuci tangan secara rutin, mengenakan masker, makan makanan yang sehat dan bergizi, dan meminum air dengan cukup,
  5. untuk segera menghubungi rumah sakit terdekat atau hotline terkait coronavirus jika mengalami gejala demam coronavirus seperti demam tinggi, sesak napas, kepala pusing, dan pegal-pegal yang tidak biasa.

Sampai pada surat ini diterbitkan, belum ada mahasiswa Indonesia yang terindikasi mengidap demam coronavirus COVID-19 sejauh informasi yang kami terima.

Keterangan lebih lanjut dapat dipantau dari situs resmi PPI Jepang terkait COVID-19 dan KBRI Tokyo. (http://ppijepang.org/index.php/jurnal/Laporan_Khusus_dan_Kajian/2020/2/19/958) (https://kbritokyo.jp/pengumuman-terkait-virus-corona/).

 

Simak video pilihan berikut:

Evakuasi WNI di Kapal Diamond Princess

Penumpang Negatif Virus Corona Tinggalkan Diamond Princess
Kru berdiri di geladak kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Yokohama, Jepang, Jumat (21/2/2020). Sebanyak 634 dari 3.711 orang kapal pesiar Diamond Princess kini terjangkit virus corona (COVID-19). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pemerintah Indonesia telah mencapai keputusan untuk mengevakuasi ABK WNI di kapal pesiar Diamond Princess yang bersandar di Yokohama, Jepang dengan pesawat udara. Tim penjemput telah diberangkatkan dari Soekarno-Hatta sejak Jumat 28 Februari 2020.

Hingga kini, jumlah yang dikonfirmasi akan dievakuasi adalah 68 orang. Delapan lainnya dinyatakan positif Virus Corona sehingga masih harus menjalani perawatan di Jepang. 

Dua orang lagi memilih untuk tetap tinggal. Menteri Luar Negeri RI Retno menegaskan bahwa proses evakuasi bersifat sukarela. 

Protokol evakuasi tentu akan dilakukan sesuai standar kesehatan yang berlaku. 

Meskipun mereka telah menjalani pemeriksaan di Jepang, setibanya di Indonesia, mereka masih akan menjalani pemeriksaan ulang. 

Adapun, tempat evakuasi yang akan digunakan juga sudah ditentukan, yaitu Pulau Sebaru Kecil.

"Itu nantinya akan menjadi domain atau tanggung jawab dari Kementerian Kesehatan," ungkap Menko PMK Muhadjir Effendy pada Kamis 27 Februari 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya