Studi Ilmuan Australia Kuak Cara Unik Koala Memuaskan Rasa Haus

Berikut adalah temuan dari ilmuan di Australia tentang cara unik seekor koala memuaskan rasa hausnya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 06 Mei 2020, 08:30 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 08:30 WIB
Ilustrasi Koala (iStock)
Ilustrasi Koala (iStock)

Liputan6.com, Jakarta- Peneliti dan ilmuan di Australia melakukan sebuah studi baru tentang bagaimana koala memuaskan rasa haus tanpa terlihat minum air.

Melalui dokumentasi pengamatan lebih dari satu dekade, didapati bahwa koala juga secara rutin minum air dengan menjilati permukaan batang dan cabang pohon yang basah setelah hujan.

Ahli zoologi di University of Sydney, Australia, Valentina Mella menyatakan bahwa dalam waktu yang lama mereka mengira koala tidak perlu minum sama sekali. Alasannya, karena mendapatkan sebagian besar air yang dibutuhkan untuk bertahan hidup di dedaunan eukaliptus (gum leaves) yang mereka makan.

Hal itu, menurut Valentina, secara signifikan mengubah pemahamannya dan para peneliti tentang bagaimana koala mendapatkan air di alam liar, yang tentunya sangat menarik. 

Nama Koala (Phascolarctos cinereus), dikatakan diambil dari bahasa Australia Dharug yaitu "Gula", yang berarti "tidak ada air". Pengamatan baru menunjukkan bahwa nama tersebut dapat keliru.

Koala diamati menjilat air yang mengalir di batang pohon selama, atau segera setelah hujan, menurut laporan penulis studi, seperti dikutip dari Science Alert, Selasa, (5/5/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:

Bergantung pada Curah Hujan

Ilustrasi Koala (iStock)
Ilustrasi Koala (iStock)

Penulis studi, Valentina Mella mengatakan "Jenis perilaku minum seperti ini, yaitu dengan menjilati batang pohon, bergantung pada koala yang mengalami curah hujan reguler untuk mengakses air bebas. Hal itu menunjukkan bahwa mereka mungkin menderita efek yang serius jika curah hujan kurang sehingga mengganggu kemampuan mereka mengakses air dengan mudah."

Dalam satu pengamatan, seekor koala betina terlihat minum air sebanyak-banyaknya dan tanpa gangguan selama 15 menit, dengan anak yang meringkuk di pangkuannya.

Pengamatan yang dilakukan para peneliti berlangsung di berbagai jenis kondisi cuaca, yang menunjukkan bahwa bukan hanya kekeringan dan panas yang menyengat, nyala api, dan abu musim kebakaran hutan yang memicu serangan konsumsi air ini.

Para peneliti menulis bahwa "koala diperkirakan akan terus mengalami kontraksi parah dalam distribusinya karena iklim menjadi lebih hangat dan kering, sehingga pengamatan kami memiliki konsekuensi manajemen dan konservasi yang signifikan bagi spesies, karena suplementasi air mungkin mewakili kebutuhan untuk mempertahankan beberapa populasi koala dalam iklim yang berubah ini. "

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya