Hubungan India dan China Kian Panas Usai Bentrok Militer, Kedua Negara Saling Klaim

Hubungan China dan India kian memanas usai terjadinya bentrokan antar prajuritnya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 22 Jun 2020, 16:01 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2020, 16:01 WIB
Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping memimpin dua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir. (AP/Manish Swarup)
Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping memimpin dua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir. (AP/Manish Swarup)

Liputan6.com, Jakarta - China menuduh pasukan India melakukan "provokasi yang disengaja" dalam komentar resmi pertamanya pada bentrokan mematikan yang terjadi pada Senin lalu di perbatasan Himalaya yang disengketakan.

Juru bicara kementerian luar negeri Lijian Zhao mengatakan pasukan India telah menyeberang ke wilayah China dan melakukan penyerangan. Aksi ini pun segera memicu "konflik fisik yang sengit", seperti dikutip dari BBC, Senin (22/6/2020). 

Namun dia tidak memberikan rincian korban yang dialami Tiongkok.

Pada Jumat 19 Juni, PM India Narendra Modi mengatakan tidak ada tentara asing yang melintasi perbatasan India dan tidak ada wilayah yang hilang.

Modi bersumpah, India akan mempertahankan perbatasannya dengan kekuatan militer jika diperlukan. Akibat insiden tersebut, dua puluh tentara India terbunuh dalam bentrokan di Lembah Galwan. India mengatakan bahwa kedua pihak menderita kerugian selama pertempuran.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Klaim China

China mendesak India menarik tentaranya dari kawasan Himalaya yang dipersengketakan sebelum pembicaraan bisa dilakukan mengenai batas kedua negara. (AP)
China mendesak India menarik tentaranya dari kawasan Himalaya yang dipersengketakan sebelum pembicaraan bisa dilakukan mengenai batas kedua negara. (AP)

Dalam serangkaian tweetnya, Zhao mengatakan Lembah Galwan berada di sisi China dari Line of Actual Control (LAC), perbatasan yang dibatasi dengan buruk antara dua kekuatan bersenjata nuklir.

Dia mengatakan bentrokan itu terjadi pada saat ketegangan mereda setelah India menghancurkan infrastruktur yang dibangunnya di sisi China LAC pada bulan Mei dan menarik personelnya, menyusul kesepakatan antara perwira China dan India.

Tetapi pada 15 Juni pasukan India "sekali lagi melewati Garis Kontrol Aktual untuk provokasi yang disengaja ketika situasi di Lembah Galwan sudah mereda," kata Zhao.

"Pasukan garis depan India bahkan dengan kejam menyerang para perwira dan prajurit Tiongkok yang pergi ke sana untuk bernegosiasi, sehingga memicu konflik fisik yang sengit dan menyebabkan korban," katanya.

India telah membangun "jalan, jembatan dan fasilitas lainnya" di LAC di Lembah Galwan sejak April, ungkap Zhao.

Klaim India

Ilustrasi bendera India (AFP Photo)
Ilustrasi bendera India (AFP Photo)

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi pada hari Jumat, Modi mengatakan tidak ada serangan ke wilayah India.

"Tidak ada yang menyusup ke perbatasan kami, tidak ada orang di sana sekarang, juga tidak ada pos kami yang ditangkap," katanya.

Angkatan bersenjata India telah "diberi kebebasan untuk mengambil semua langkah yang diperlukan" untuk melindungi wilayah India, tambahnya.

"Seluruh negara terluka dan marah pada langkah-langkah yang diambil China," katanya, seraya menambahkan: "India menginginkan perdamaian dan persahabatan, tetapi menegakkan kedaulatan adalah yang terpenting."

Pemerintahnya sebelumnya menyalahkan China atas bentrokan itu, dengan kementerian luar negeri mengeluarkan pernyataan pada hari Rabu yang mengatakan bahwa inisden ini dipicu setelah "pihak China berusaha untuk membangun sebuah struktur di lembah Galwan di sisi kami LAC".

 

Apa yang Terjadi di Lembah Galwan?

Gunung Himalaya
Pemandangan Gunung Himalaya, Gunung Kangtega (ketinggian 6782 meter) dari desa Khumjung di wilayah Everest, sekitar 140km timur laut Kathmandu (16/4). (AFP Photo/Prakash Mathema)

Laporan-laporan media mengatakan pasukan bentrok di punggung bukit pada ketinggian hampir 4.300 m (14.000 kaki) di medan yang terjal, dengan beberapa tentara terjatuh ke sungai Galwan yang mengalir deras dalam suhu di bawah nol.

Setidaknya 76 tentara India dilaporkan terluka dan 20 lainnya tewas. China belum merilis informasi tentang korban dari pihak Tiongkok.

Pertempuran itu terjadi tanpa senjata api karena perjanjian 1996 yang melarang senjata dan bahan peledak dari daerah tersebut.

Sebuah gambar yang muncul pada hari Kamis konon menunjukkan beberapa senjata mentah yang digunakan dalam pertarungan.

Foto itu, yang tampaknya memperlihatkan batang-batang besi yang dipenuhi paku, diserahkan kepada BBC oleh seorang pejabat senior militer India di perbatasan India-China, yang mengatakan senjata-senjata itu telah digunakan oleh China.

Gambar itu dibagikan secara luas di Twitter di India, memicu kemarahan dari banyak pengguna media sosial. 

Namun hingga kini, tidak ada pejabat China atau India yang berkomentar tentang hal itu.

Lembah sungai Galwan di Ladakh, dengan iklim yang keras dan dataran tinggi, dekat dengan Aksai Chin, daerah yang disengketakan yang diklaim oleh India tetapi dikendalikan oleh Cina.

Ini bukan pertama kalinya kedua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir bertempur tanpa senjata api konvensional di perbatasan. 

India dan China memiliki sejarah saling berhadapan dan klaim teritorial yang tumpang tindih sepanjang lebih dari 3.440 km (2.100 mil), LAC yang ditarik dengan buruk memisahkan kedua belah pihak.

Penembakan terakhir di perbatasan terjadi pada tahun 1975 ketika empat tentara India terbunuh di sebuah jalan terpencil di negara bagian Arunachal Pradesh di timur laut. Bentrokan itu dengan berbagai cara digambarkan oleh mantan diplomat sebagai penyergapan dan kecelakaan. Tapi tidak ada peluru yang ditembakkan sejak itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya