20 Prajurit India Tewas Usai Bentrok dengan China di Perbatasan, Siapa Salah?

Bentrokan antarprajurit China dan India membuat pihak satu sama lain saling menyalahkan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 17 Jun 2020, 12:36 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2020, 12:32 WIB
Ilustrasi bendera India (AFP Photo)
Ilustrasi bendera India (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta China dan India saling menuduh memprovokasi pertempuran di mana setidaknya 20 tentara India terbunuh di daerah Himalaya yang disengketakan.

Tentara India mengatakan, kedua pihak menjadi korban, tetapi belum ada kabar tentang jumlah korban dari China.

Mengutip BBC, Rabu (17/6/2020), pertempuran yang terjadi hari Selasa dilaporkan melibatkan senjata seperti batu dan pentung. Namun, tidak ada tembakan.

Tentara India mengatakan sejumlah tentaranya "terluka parah dalam menjalankan tugas".

Pernyataan itu selanjutnya mencatat bahwa tentara yang terluka juga "terkena suhu di bawah nol di dataran tinggi".

Konfrontasi pada Senin 15 Juni di wilayah Ladakh adalah bentrokan mematikan pertama di daerah perbatasan dalam setidaknya 45 tahun terakhir.

India mengatakan, China telah mencoba "mengubah status quo secara sepihak". Beijing menuduh pasukan India "menyerang personel China".

Kedua pasukan kemudian mengadakan pembicaraan untuk meredakan ketegangan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 


Tuduhan China ke India

Bendera China
Ilustrasi (iStock)

Kementerian urusan luar negeri India menuduh China melanggar kesepakatan yang dicapai pada minggu sebelumnya untuk menghormati Garis Kontrol Aktual (LAC).

Juru bicara kementerian luar negeri Anurag Srivastava mengatakan bentrokan itu muncul dari "upaya pihak China untuk mengubah status quo secara sepihak" di perbatasan.

China tidak mengkonfirmasi jumlah korban, tetapi menuduh India pada gilirannya menyeberangi perbatasan ke pihak China.

"Keangkuhan dan kecerobohan pihak India adalah alasan utama untuk ketegangan yang konsisten di sepanjang perbatasan China-India," tulis Global Times, media yang dikelola pemerintah China.

PBB telah mendesak kedua belah pihak "untuk melakukan pengekangan maksimum".

"Kami mencatat positif laporan bahwa kedua negara telah sepakat untuk memperparah situasi," kata juru bicara PBB Eri Kaneko.


Ketegangan di Area Perbatasan

Warga Beijing Beri Penghormatan untuk Korban Meninggal Virus Corona
Bendera nasional China berkibar setengah tiang di Lapangan Tiananmen selama peringatan nasional tiga menit untuk memperingati orang yang meninggal dalam wabah coronavirus COVID-19, di Beijing (4/4/2020). (AFP/Leo Ramirez)

LAC dibatasi dengan buruk. Kehadiran sungai, danau, dan kepingan salju berarti garis kemungkinan dapat bergeser. Kedua belah pihak tentara, mewakili dua tentara terbesar di dunia telah bertatap muka di banyak titik.

Tetapi ada konfrontasi yang tegang di sepanjang perbatasan dalam beberapa pekan terakhir.

India menuduh Tiongkok mengirim ribuan tentara ke lembah Galwan di Ladakh dan mengatakan China menempati 38.000 km persegi (14.700 mil persegi) wilayahnya. Beberapa putaran pembicaraan dalam tiga dekade terakhir telah gagal menyelesaikan perselisihan perbatasan.

Kedua negara telah berperang hanya satu sejauh ini, pada tahun 1962, ketika India mengalami kekalahan yang memalukan.

Pada bulan Mei, puluhan tentara India dan China tengah terlibat bentrokan di perbatasan di negara bagian Sikkim di timur laut. Dan pada tahun 2017, kedua negara bentrok di wilayah tersebut setelah China mencoba untuk memperpanjang jalan perbatasan melalui dataran tinggi yang disengketakan.

Ada beberapa alasan mengapa ketegangan meningkat sekarang, tetapi tujuan strategis yang bersaing terletak pada akarnya, dan kedua belah pihak pun saling menyalahkan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya