Liputan6.com, Jakarta - Muncul lagi musisi yang mengatakan kepada pihak kampanye Donald Trump untuk berhenti menggunakan musik mereka. Kali ini imbauan penyetopan pemakaian lagu dan komplain datang dari band ternama, Linkin Park.
Melansir CNN, Senin (20/7/2020), pada Sabtu malam, Presiden Trump me-retweet video kampanye yang menampilkan lagu hits dari band tersebut pada tahun 2002 yang berjudul 'In The End.'Â
Advertisement
Linkin Park pun dengan cepat mengambil tindakan untuk menghapus video dan membagikan pesan kepada penggemar di Twitter.
"Linkin Park tidak mendukung Trump, atau memberi wewenang kepada organisasinya dalam menggunakan musik kami,"Â bunyi pernyataan mereka.Â
"Upaya penghentian telah dikeluarkan."
Ini bukan pertama kalinya seorang artis musik mengatakan kepada pihak kampanye Donald Trump untuk tidak menggunakan lagu mereka.Â
Awal bulan ini, musisi Neil Young menyatakan protesnya kepada Trump karena telah memainkan musiknya selama acara Gedung Putih di Mount Rushmore dalam perayaan Hari Kemerdekaan.Â
Bulan lalu, band ternama lainnya yaitu The Rolling Stones juga mengancam tindakan hukum terhadap kampanye Trump karena menggunakan musik mereka dalam aksi kampanye.Â
Seminggu sebelum itu, keluarga almarhum Tom Petty mengajukan pemberitahuan gencatan dan penghentian kampanye Trump setelah salah satu lagunya diputar di sebuah kampanye di Tulsa, Oklahoma.
Â
Dihapus Pihak Twitter
Video yang menampilkan musik Linkin Park awalnya diunggah ke Twitter oleh direktur media sosial Gedung Putih Dan Scavino pada hari Jumat. Setelah Trump me-retweet-nya, Twitter menonaktifkan video tersebut.Â
"Media ini telah dinonaktifkan sebagai tanggapan terhadap laporan oleh pemilik hak cipta," demikian bunyi pesan yang terlihat dalam video itu di Twitter.
Twitter mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menghapus video kampanye yang telah di-retweet Presiden Trump pada hari Sabtu karena keluhan hak cipta.
Lagu Linkin Park "In the End" ditampilkan di latar belakang video, yang termasuk gambar Presiden Trump dan kutipan dari pidato pelantikannya.
"Sesuai kebijakan hak cipta kami, kami merespons keluhan hak cipta yang valid yang dikirimkan kepada kami oleh pemilik hak cipta atau perwakilan resmi mereka," kata juru bicara Twitter dalam email kepada media The Verge.Â
Advertisement