Cegah Penyebaran Virus, Bandara Heathrow Inggris Luncurkan Sarana Tes COVID-19

Sarana tes baru ini bisa mengurangi separuh dari masa wajib karantina di rumah bagi para penumpang yang tiba dari negara-negara yang tercantum dalam daftar karantina pemerintah Inggris.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Agu 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2020, 08:00 WIB
Bandara
Ilustrasi Bandara Ternyaman (sumber: unsplash)

Liputan6.com, Heathrow - Salah satu bandara tersibuk di dunia yaitu Heathrow Inggris menyediakan sarana pengujian Virus Corona COVID-19 sebagai upaya pencegahan virus.

Pihak bandara mengatakan, sarana tes baru itu bisa mengurangi separuh dari masa wajib karantina di rumah, bagi para penumpang yang tiba dari negara-negara yang tercantum dalam daftar karantina pemerintah Inggris.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (21/8/2020), pemerintah mengatakan belum siap memberi dukungan atas fasilitas itu, tetapi bersikeras bahwa pihaknya bekerja sama dengan bandara tentang bagaimana sistem pengujian baru itu dapat mengurangi masa karantina 14 hari yang akan dijalani para pelancong yang datang dari 100 negara lebih, termasuk Perancis, Spanyol dan Amerika.

Dalam beberapa minggu terakhir, wisatawan Inggris mengalami kebingungan, setelah pemerintah dalam waktu singkat menghapus negara-negara dari daftar negara yang aman dikunjungi.

Anjuran untuk tidak melakukan perjalanan ke dua negara yang paling banyak dikunjungi, Spanyol dan Perancis, misalnya, berubah dalam waktu singkat, sehingga mendorong banyak pelancong kembali ke Inggris untuk menghindari masa karantina wajib.

Lebih dari 13.000 tes usap (swab test) akan tersedia bagi penumpang setiap hari dan hasilnya bisa diketahui "dalam beberapa jam."

Setibanya di rumah, mereka disarankan melakukan tes kedua dan masa karantina bisa kurang dari 14 hari, jika mereka lolos dari kedua tes itu.

 

Simak video pilihan berikut:

Inggris Umumkan Rencana Pengetesan Massal

Ilustrasi Bendera Inggris
Ilustrasi (iStock)

Pejabat kesehatan Inggris, Rabu 19 Agustus mengumumkan rencana untuk memulai pengetesan massal COVID-19 bagi seluruh masyarakat guna menahan penyebaran virus di negara itu.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan pemerintah akan memperluas pengetesan dari 28.000 warga menjadi 150.000 menjelang Oktober, dan akhirnya menjadi 400.000, untuk mendapat gambaran nasional yang lebih baik tentang pandemi dan perebakan wabah di tingkat lokal.

Hancock menyatakan memperluas pengetesan "hampir 10 kali lipat supaya kami mendapat informasi yang lebih rinci tentang di mana virus itu berakar, apakah pada kelompok laki-laki atau perempuan, dan di wilayah bagian mana, sehingga dapat dikelola lebih baik, dan lebih fokus, untuk mengatasi virus itu."

Pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson banyak mendapat kritikan dalam menangani pandemi, karena dinilai terlalu lambat memberlakukan lockdown dan pengetesan untuk mengetahui seberapa jauh virus telah menyebar.

Saat ini Inggris memiliki angka kematian tertinggi di Eropa dan kontraksi ekonomi terparah dalam kelompok negara-negara maju.

Pemerintah juga menambahkan sejumlah laboratorium penelitian di Porton Down, sebuah taman sains di Wiltshire, melakukan uji coba tes air liur baru yang tidak memerlukan laboratorium sehingga memungkinkan hasil yang lebih cepat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya