Kasus COVID-19 di AS Tembus 7 Juta, Tes Sudah 99 Juta

Kasus COVID-19 di AS menembus 7 juta kasus, menurut perkembangan terbaru yang dicatat oleh John Hopkins University.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Sep 2020, 13:01 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2020, 13:01 WIB
FOTO: Penampakan Tanda Jaga Jarak Sosial di New York City
Sejumlah orang terlihat di lapangan terbuka yang diberi tanda untuk mengingatkan warga agar menerapkan jaga jarak sosial di Hudson Yards, New York City, Amerika Serikat, 9 September 2020. Hingga 9 September 2020, jumlah kematian akibat COVID-19 di AS melampaui 190 ribu orang. (Xinhua/Wang Ying)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Kasus Virus Corona (COVID-19) di Amerika Serikat sudah menembus 7 juta kasus. Sebanyak 203 ribu pasien meninggal dan 2,7 juta dinyatakan sembuh. 

Berdasarkan data Johns Hopkins University, Sabtu (26/9/2020), total kematian tertinggi di AS berada di New York dengan 33 ribu kematian dan 71 ribu pasien sembuh. Daerah terdampak parah selanjutnya adalah New Jersey dengan 16 ribu meninggal.

Angka pasien meninggal di Texas juga cukup tinggi yakni 15 ribu orang. Meski demikian, jumlah pasien sembuh di Texas adalah yang tertinggi di AS, totalnya 646 ribu pasien sembuh dari COVID-19

Negara bagian Tennessee juga memiliki jumlah sembuh yang tinggi hingga 172 ribu. Sementara, pasien meninggal ada 2.352.

Situs Covid Tracking menyebut AS telah melakukan 99,4 juta tes COVID-19. Kemungkinan besar pekan depan jumlah tes bisa mencapai 100 juta. 

Saat ini, jumlah kasus positif dan pasien meninggal akibat COVID-19 di AS adalah yang tertinggi di dunia. Untuk pasien sembuh tertinggi berada di India dengan 4,7 juta pasien sembuh.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Donald Trump Minta PBB Tuntut China karena Sebarkan COVID-19

Presiden AS Donald Trump pidato di Sidang Umum PBB. Ia menyerang China dalam pidatonya.
Presiden AS Donald Trump pidato di Sidang Umum PBB. Ia menyerang China dalam pidatonya. Dok: Gedung Putih

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggunakan pidatonya di Sidang Umum PBB ke-75 untuk menyerang China. Trump mengajak dunia dan PBB untuk menuntut tanggung jawab dari China. 

Pada kesempatan itu, Donald Trump kembali memakai istilah "Virus China." Ia berkata China membiarkan penerbangan internasional beroperasi sehingga dunia terinfeksi virus corona.   

"Kita sedang menggelorakan pertempuran ganas melawan musuh tak terlihat: Virus China yang telah merenggut banyak nyawa yang tak terhitung di 188 negara," ujar Presiden Trump dalam pidatonya yang disiarkan online, seperti dikutip Rabu 23 September 2020.

"Kita harus menuntut tanggung jawab negara yang menyebarkan wabah ini ke dunia: China. Pada awal-awal pandemi, China melakukan lockdown penerbangan domestik sementara mengizinkan penerbangan internasional meninggalkan China dan menginfeksi dunia," lanjut Donald Trump.

Selain itu, Trump menuduh WHO dikendalikan oleh China dan menyebar informasi palsu terkait pandemi. WHO sempat memuji China ketika virus baru menyebar pada awal 2020. 

Saat ini, ada 31,4 juta kasus COVID-19 di dunia dan 967 ribu meninggal.

Donald Trump lantas meminta agar PBB agar meminta pertanggungjawaban dari pemerintah China dan WHO. 

"Pemerintah China dan WHO yang dikendalikan China memberikan deklarasi palsu bahwa tak ada bukti penularan antar-manusia. Kemudian, mereka memberikan klaim palsu  bahwa orang-orang tanpa gejala tak bisa menyebarkan virus ini," kata Trump.

"PBB harus menuntut tanggung jawab dari China atas tindakan-tindakan mereka," tegas Donald Trump.

Infografis COVID-19

Infografis RS Rujukan Covid-19 di Jakarta Hampir Penuh. (Liputan6.com/Triyasni)
Infografis RS Rujukan Covid-19 di Jakarta Hampir Penuh. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya