Media Tiongkok Hapus Berita WHO Restui Vaksin COVID-19 Buatan China

Media Tiongkok menghapus berita berjudul "Vaksin COVID-19 milik China terbukti sukses di uji-uji klinis".

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Sep 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2020, 08:00 WIB
Media Tiongkok hapus berita yang menyebut WHO restui vaksin COVID-19 buatan China.
Media Tiongkok hapus berita yang menyebut WHO restui vaksin COVID-19 buatan China. Dok: CGTN

Liputan6.com, Beijing - Media Tiongkok menghapus berita yang berkata WHO merestui vaksin COVID-19 buatan China. Berita itu mengambil potongan ucapan kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan.

Hingga Jumat 25 September petang, media China Global Television Network (CGTN) masih menampilkan berita berjudul "Vaksin COVID-19 milik China terbukti sukses di uji-uji klinis: WHO". 

Isi beritanya tidak memakai kutipan langsung dari Soumya Swaminathan, namun ditulis seakan WHO telah merestui vaksin COVID-19 dari China yang sudah lolos uji klinis. Padahal, konteksnya WHO hanya menyorot perkembangan vaksin di China. 

Berita itu sudah dihapus di CGTN, namun ada berita lain yang mirip tetapi judulnya berbeda, yakni "Kepala ilmuwan WHO berbicara tentang program pengembangan vaksin." 

Pada berita baru tersebut, media Tiongkok menampilkan kutipan yang cukup lengkap dari Soumya Swaminathan. Kutipan tersebut memakai kata "apabila" vaksin China terbukti berhasil.

"Kami telah melakukan diskusi-diskusi yang sangat konstruktif dan terbuka dengan mereka (China), dan mereka selalu menegaskan komitmen terkait akses global apabila beberapa (vaksinnya) benar-benar terbukti di uji-uji klinis yang berlangsung," tulis Soumya seperti dikutip CGTN, Sabtu (26/9/2020).

Hingga kini, belum ada vaksin COVID-19 yang sudah lolos semua fase uji. Meski demikian, WHO menargetkan pada akhir 2021 ada dua miliar dosis vaksin yang tersedia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Perkantoran Tertinggi, Inilah 10 Klaster Penyebaran Covid-19 Terbanyak di Jakarta

Jakarta Bersiap Perketat PSBB
Warga menggunakan masker berjalan di JPO kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Setelah mempertimbangkan sejumlah faktor, di antaranya ketersediaan tempat tidur rumah sakit, PSBB DKI Jakarta kembali diperketat per Senin (14/9). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat perkantoran menjadi klaster penyebaran virus corona atau Covid-19 tertinggi di Ibu Kota.

Hal tersebut berdasarkan data pada laman milik Pemprov DKI Jakarta, corona.jakarta.go.id. Data tersebut tercatat hingga 18 September 2020. 

Berdasarkan data tersebut mencatat sebanyak 3.084 kasus Covid-19 kasus berasal dari perkantoran. Klaster tersebut meliputi kementrian, badan atau lembaga, perkantoran Pemprov DKI, hingga swasta.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi klaster perkantoran dengan kasus tertinggi yakni 252 orang. Lalu ada pula, Kementerian Perhubungan dengan 175 kasus positif Covid-19.

Selanjutnya, untuk Badan-Lembaga-BUMN sebanyak 937 orang (dari BBKK sampai RNI Waskita). 

Berikut daftar 10 klaster penularan Covid-19 tertinggi di DKI Jakarta:

1. Perkantoran mencapai 3.084 orang

2. Petugas Lapangan 389 orang

3. Pasar 323 orang

4. Asrama dan Pesantren 280 orang

5. Kegiatan Keagamaan 220 orang

6. Lapas 102 orang

7. Kepolisian 64 orang

8. Panti Asuhan 54 orang

9. Pernikahan 20 orang

10. Sekolah 19 orang

Infografis COVID-19

Infografis Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara Kasus Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara Kasus Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya