Siap-Siap, 107 Meteor Geminid Hujani Bumi Setiap Jam pada 13-14 Desember 2020

Hujan Meteor Geminid menjadi salah satu fenomena langit yang terjadi pada penghujung 2020.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 07 Des 2020, 13:53 WIB
Diterbitkan 07 Des 2020, 13:53 WIB
Hujan Meteor Geminid
Hujan Meteor Geminid. (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Hujan Meteor Geminid menjadi salah satu fenomena langit yang terjadi pada penghujung 2020. Diperkirakan, ada 86 hingga 107 meteor per jam menghujani wilayah Indonesia pada 13-14 Desember 2020.

Menurut Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) LAPAN, Hujan Meteor Geminid merupakan hujan meteor yang titik radian atau titik asal munculnya meteor berada di konstelasi rasi bintang Gemini.

"Hujan Meteor Geminid dapat disaksikan sejak pukul 20.00 WIB pada 13 Desember hingga pukul 05.00 WIB pada 14 Desember dengan intensitas berkisar 86 hingga 107 meteor per jam untuk wilayah Indonesia dan ketinggian titik radian ketika kulminasi bervariasi mulai 45 derajat (Pulau Rote) hingga 62 derajat (Pulau Weh)," jelas Pussainsa LAPAN di akun instagramnya yang dikutip Senin (7/12/2020).

Lokasi terbaik untuk bisa mengamati Hujan Meteor Geminid adalah tempat yang bebas polusi cahaya dan cuaca yang cerah.

Pengamatan paling ideal dilakukan mulai tengah malam, ketika kondisi langit malam sudah benar-benar gelap, sehingga akan ada lebih banyak meteor yang bisa diamati.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Juga Video Ini:


Meteor Meledak di Jepang

Ilustrasi
Para ilmuwan menemukan kawah yang dihasilkan dari dampak meteor sekitar 790.000 tahun yang lalu. (Liputan6/Fox News)

Sebelumnya, sebuah meteor melesat di langit malam Jepang, diakhiri suatu kilatan cahaya yang banyak saksi sebut mirip seperti terang bulan purnama.

Dilansir dari UPI, Selasa (1/12/2020), saksi mata melaporkan bahwa bola api, terlihat dan menerangi langit malam di seluruh Jepang pada Minggu 29 November sekitar pukul 01.35 pagi. Objek tersebut terekam dalam video, di berbagai lokasi di seluruh negeri.

Takeshi Inoue, selaku direktur Planetarium Kota Akashi di Prefektur Hyogo, mengatakan bahwa bola api itu diklasifikasikan sebagai bolide, yaitu meteor yang sangat terang.

“Kami yakin semburan cahaya terakhir seterang bulan purnama,” katanya kepada Kyodo News.

Media sosial ramai pada hari Minggu setelah laporan bahwa objek yang memancarkan cahaya kuat terlihat jatuh dari langit di atas Jepang pada dini hari.

Bola api, yang diyakini sebagai bolide - sejenis bintang jatuh yang kecerahannya sering dibandingkan dengan bulan purnama - dapat dilihat dengan jelas dari bagian barat dan tengah Jepang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya