Australia Lapor Temukan Kasus Strain Baru Virus Corona yang Menular Cepat

Pemerintah New South Wales (NSW), Australia mengatakan warga yang pulang dari luar negeri telah membawa Virus Corona yang bermutasi.

diperbarui 21 Des 2020, 11:39 WIB
Diterbitkan 21 Des 2020, 11:21 WIB
Bendera negara Australia - AFP
Bendera negara Australia - AFP

Sydney - Pemerintah New South Wales (NSW) di Australia mengatakan warga yang pulang dari luar negeri telah membawa Virus Corona yang bermutasi.

Tetapi jenis baru ini bukan yang ditemukan di kawasan Northern Beach yang menjadi wabah Virus Corona dan menyebabkan pembatasan aturan diberlakukan di kawasan Greater Sydney.

"Ada pasangan dari Inggris yang pulang dengan dua virus yang bermutasi ini," ujar Kerry Chant, Chief Health Officer di NSW seperti dikutip dari ABC Indonesia, Senin (21/12/2020).

"Harus saya jelaskan klaster di Avalaon tidak memiliki jenis virus yang bermutasi ini."Sebelumnya, badan kesehatan dunia, WHO, mengatakan kepada BBC jika satu kasus dari virus corona yang bermutasi terdeteksi di Australia.

Epidemiolog WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan Virus Corona jenis baru itu juga terdeteksi di Belanda dan Denmark.

Pencekalan untuk Inggris

Beberapa negara Uni Eropa melarang penerbangan dari Inggris untuk menghentikan penyebaran jenis baru Virus Corona yang sekarang sudah menyebar di Inggris selatan.

Prancis, Jerman, Belanda, Belgia, Austria dan Italia telah mengumumkan pembatasan perjalanan dari Inggris.

Pembatasan diumumkan beberapa jam setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan masa berbelanja dan kumpul-kumpul menjelang Natal dilarang di Inggris bagian selatan, setelah ada peningkatan penularan karena jenis varian baru COVID-19.

 

Saksikan Juga Video Ini:

Negara Tetangga Inggris Melarang Perjalanan

Perdana menteri baru Inggris Boris Johnson (AFP Photo)
Perdana menteri baru Inggris Boris Johnson (AFP Photo)

PM Johnson segera menerapkan pembatasan Tahap Empat di Inggris selatan, sehingga mempengaruhi jutaan warga di sana.

Kantor Perdana Menteri Prancis mengatakan negaranya telah melarang perjalanan apapun dari Inggris selama 48 jam mulai hari Minggu malam.

Pemerintah Jerman juga mengumumkan larangan penerbangan dari Inggris sebagai reaksi atas adanya varian baru tersebut, setidaknya berlaku sampai 31 Desember.

Mulai hari Minggu malam, Jerman mengatakan seluruh penerbangan dari Inggris kecuali penerbangan barang, tidak lagi diizinkan untuk mendarat di Jerman.

"Mutasi virus ini belum ditemukan di Jerman," kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn.

"Tetapi tentu saja kami melihat laporan dari Inggris ini sebagai hal serius."

Hari Senin ini, PM Johnson akan menggelar pertemuan darurat untuk membahas perjalanan internasional, terutama terkait dengan pengiriman barang dari dan ke Inggris.

Menteri Perhubungan Inggris, Grant Shapps menyarankan agar warga Inggris, terutama sopir truk untuk tidak bepergian ke pelabuhan di kawasan Kent di Inggris selatan.

Pembatasan perjalanan ini terjadi di masa-masa yang sulit bagi banyak perusahaan Inggris, yang sekarang sedang berusaha memperbanyak cadangan barang-barang menjelang tanggal 31 Desember.

Tanggal 1 Januari 2021, Inggris secara resmi memisahkan diri dari Uni Eropa sehingga akan ada perubahan aturan berkenaan dengan sistem pabean.

 

Kecepatan menyebar 70 Persen Lebih Tinggi

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Hari Sabtu, PM Johnson jika varian baru COVID-19 cepat menyebar, dengan kecepatan 70 persen lebih tinggi dibandingkan varian yang ada menyebabkan meningkatnya kasus di London dan Inggris selatan selama beberapa pekan terakhir.

Namun dia menekankan 'tidak ada bukti bahwa varian ini lebih berbahaya atau lebih menimbulkan sakit yang parah' dan juga tidak berpengaruh atas vaksin yang sudah ada sejauh ini.

Jerman yang sekarang menjadi Presiden Uni Eropa juga menyerukan pertemuan darurat hari Senin ini untuk mengkoordinir langkah upaya mengatasi adanya jenis varian baru virus yang bisa mempengaruhi 27 negara anggota Uni Eropa.

Belanda membatalkan penerbangan dari Inggris sampai akhir Desember, sementara Belgia melarang penerbangan selama 24 jam sejak Minggu malam, serta menghentikan perjalanan kereta api dari Inggris termasuk Eurostar.

Austria dan Italia mengatakan akan melarang penerbangan dari Inggris namun belum mengatakan dengan jelas kapan hal tersebut akan mulai diberlakukan.

Menteri Kesehatan Italia, Roberto Speranza mengatakan perintah larangan penerbangan dari Inggris sudah ditandatangani hari Minggu dan membatasi siapa saja yang berada di Inggris selama 14 hari untuk masuk ke Italia.

Larangan penerbangan akan berlaku sampai 6 Januari.

"Varian COVID yang baru-baru ini ditemukan di London memang mengkhawatirkan dan ini perlu diselidiki oleh para ilmuwan kami," kata Speranza.Republik Ceko juga menerapkan pembatasan lebih ketat berkenaan dengan pergerakan orang dari Inggris.

Jaringan kereta kecepatan tinggi Eurostar menghentikan layanan dari London, Brussels dan Amsterdam mulai hari Senin, namun jalur London-Paris masih beroperasi.

Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo hari Minggu mengatakan dia menerbitkan larangan penerbangan selama 24 jam sebagai tindakan berjaga-jaga.

"Ada banyak pertanyaan mengenai mutasi baru ini," katanya sambil menambahkan bahwa dia berharap adanya kejelasan tambahan hari Selasa.

Selain Eropa, Israel juga mengatakan melarang penerbangan dari Inggris, Denmark, dan Afrika Selatan, tiga negara yang melaporkan adanya mutasi baru COVID-19.

Infografis Perang Global Melawan Corona

Infografis Perang Global Melawan Corona
Infografis Perang Global Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya