Pejabat AS Ditangkap Usai Terlibat dalam Kerusuhan Massa di Gedung Capitol Hill

Seorang pejabat AS ditangkap karena terlibat dalam kerusuhan massa di gedung Capitol Hill pekan lalu.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 18 Jan 2021, 12:21 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2021, 12:19 WIB
FOTO: Massa Pendukung Donald Trump Serbu Capitol Hill, 1 Orang Tewas
Massa pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkumpul di luar Capitol Hill, Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021). Sejumlah anggota parlemen dan massa pendukung Donald Trump menyerbu Capitol Hill untuk membatalkan pemilihan presiden Amerika Serikat. (AP Photo/Shafkat Anowar)

Liputan6.com, Washington D.C- Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengumumkan pihaknya telah menangkap seorang pejabat  distrik dari New Mexico terkait kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol Hill pekan lalu. Pejabat distrik tersebut diduga ikut menyerbu Gedung Capitol Hill bersama para massa pendukung Presiden Donald Trump. 

Dilansir US News yang mengutip Reuters, Senin (18/1/2021) pejabat distrik itu bersumpah untuk bepergian ke Washington D.C dengan membawa senjata api untuk memprotes pelantikan Presiden terpilih AS, Joe Biden yang dijadwalkan pada Rabu, 20 Januari mendatang. 

Dokumen yang dipublikasikan di situs web Departemen Kehakiman AS, menyebut Cuoy Griffin, yang merupakan seorang pejabat komisioner distrik di New Mexico, ditangkap di Washington D.C atas dakwaan keterlibatan dalam kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol Hill.

Selain itu, Griffin juga disebut sebagai pendiri sebuah kelompok bernama 'Cowboys for Trump'.

Disebutkan juga dalam dokumen itu bahwa Griffin merupakan salah satu dari ribuan orang yang menyerbu Gedung Capitol Hill dalam upaya menghalangi Kongres AS mengesahkan kemenangan Biden dalam pemilu AS 2020.

Griffin juga disebut berdiri di bagian tangga Gedung Capitol Hill - yang termasuk area terlarang gedung, namun tidak ikut masuk ke dalam.

Setelah kerusuhan di gedung Capitol Hill, Griffin mengungkap dirinya berencana kembali menjelang pelantikan Biden pekan ini.

"Jika kita melakukannya, maka itu akan menjadi hari yang menyedihkan, karena akan ada darah yang mengalir keluar dari gedung itu," sebut Griffin dalam sebuah video yang diposting di Facebook, menurut dokumen Biro Investigasi Federal (FBI) AS.

Saat kembali ke New Mexico, pada Kamis (14/1) lalu, Griffin menyatakan dalam sebuah pertemuan di Dewan Otero County bahwa ia berencana untuk pergi ke Washington D.C dengan senapan dan revolver. 

Griffin kini menghadapi dakwaan masuk tanpa izin oleh Departemen Kehakiman AS.

Saksikan Video Berikut Ini:

Tuntutan Pidana Pada Ratusan Orang

Landmark di Washington DC Tutup
Foto yang diabadikan pada 12 Maret 2020 ini menunjukkan Gedung Capitol AS di Washington DC, Amerika Serikat. Sejumlah bangunan ikonis (landmark) di Washington DC, termasuk Gedung Putih, terpaksa ditutup sementara untuk umum akibat wabah COVID-19 yang tengah merebak di negara itu. (Xinhua/Ting Shen)

Sementara itu, otoritas federal AS telah memberikan tuntutan pidana terhadap lebih dari 100 orang sejauh ini terkait kerusuhan di gedung Capitol Hill. 

Para penyidik juga memeriksa lebih dari 140 ribu video dan foto yang menampilkan konten terkait kerusuhan itu.

Pada Sabtu (16/1) dan Minggu (17/1) waktu setempat, pihak berwenang AS menangkap 10 orang lagi.

Di antara orang-orang yang ditangkap itu, ada seorang pria bernama Chad Barrett Jones dari Kentucky, yang menurut pihak berwenang setempat, merupakan pria yang terekam video sedang memecahkan panel kaca di ruang DPR AS dengan tongkat kayu.

Jones kini tengah menghadapi beberapa dakwaan, termasuk penyerangan terhadap polisi federal.

Adapun dua orang lainnya merupakan dua sausara sepupu bernama Daniel Adams dari Texas dan Cody Connell dari Lousiana, yang sama-sama akan menghadapi dakwaan penyerang polisi federal saat menerobos masuk ke Gedung Capitol Hill.

Connell, dalam dokumen FBI, juga disebut  memposting video ke media sosial dan memberitahu orang lain bahwa dirinya berencana kembali ke Washington D.C dengan membawa senjata api dan body armor.

Beberapa penangkapan itu membuat otoritas penegak hukum AS bersiap menghadapi kekerasan lebih lanjut.

Puluhan negara bgian AS juga berupaya memperkuat keamanan dengan mengaktifkan pasukan Garda Nasional mereka - dalam langkah mematuhi peringatan FBI terkait unjuk rasa bersenjata oleh ekstremis sayap kanan.

Infografis Rusuh di Capitol Hill AS

Infografis Rusuh di Capitol Hill AS. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusuh di Capitol Hill AS. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya