Negosiasi Tarif RI-AS Tunjukkan Sinyal Positif, Pakar: Langkah Bagus

Kebijakan tarif Trump itu semakin terlihat mengarah ke perang ekonomi China vs AS.

oleh Tim News Diperbarui 19 Apr 2025, 06:50 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2025, 14:40 WIB
Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia - AS, secara virtual, Jumat (18/4/2025). (Tira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Ekonomi-Perbankan Doddy Ariefianto menilai, negosiasi tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) yang berlangsung pekan ini dinilai sebagai langkah positif untuk menciptakan keseimbangan neraca perdagangan sekaligus memperkuat posisi Indonesia di tengah dinamika ekonomi global.

Dalam pertemuan resmi yang digelar di Washington D.C, delegasi Indonesia dan AS sepakat untuk menyelesaikan negosiasi dalam kurun waktu 60 hari. Kesepakatan ini mencakup pembangunan koridor rantai pasok yang tangguh, penguatan kemitraan industri, serta penyusunan peta jalan perdagangan yang saling menguntungkan.

“Ini langkah bagus. Kebijakan tarif Trump itu semakin terlihat mengarah ke perang ekonomi China vs AS. Sehingga kita juga harus ingat kalau terlalu dekat sama yang satu, yang lain akan anggap kita sebagai musuh. Kita harus bisa balance,” ujar Doddy seperti dilansir Antara.

Dalam upaya mendekatkan hubungan dagang dengan AS, pemerintah Indonesia menyatakan siap meningkatkan impor berbagai komoditas strategis seperti elpiji (LPG), minyak mentah, bensin, gandum, kedelai, pakan ternak, hingga barang modal atau produk-produk yang selama ini belum dapat dipenuhi secara optimal dari dalam negeri.

Selain itu, Indonesia juga membuka ruang lebar bagi perusahaan-perusahaan asal AS untuk tumbuh di Tanah Air, melalui percepatan perizinan, pemberian insentif investasi, dan kemudahan prosedur impor.

Langkah negosiasi ini tak hanya menyentuh perdagangan barang, melainkan juga kerja sama jangka panjang di sektor critical minerals, ekonomi digital, hingga pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi.

 

Peran Indonesia

Doddy menekankan bahwa dengan kompleksitas hubungan dagang global, Indonesia perlu memainkan peran sebagai kekuatan penyeimbang di tengah rivalitas dua kekuatan besar dunia.

“Gajah sama gajah berantem, kalau enggak hati-hati kita bisa keinjak-injak di tengah. Delicate situation; perlu approach simultan ke AS dan China,” katanya.

Doddy memandang Indonesia sebagai negara besar mestinya bisa menggalang kekuatan yang netral bersama-sama negara lain.

"Indonesia bisa galang negara-negara lain untuk support WTO (World Trade Organization); suarakan keprihatinan dan dorong deeskalasi,” lanjut dia.

Adapun negosiasi ini dipimpin oleh empat tokoh utama dari Indonesia, yakni Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menlu Sugiono, Wamen Keuangan Thomas Djiwandono, dan Wakil Ketua Dewan Energi Nasional Mari Elka Pangestu.

Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump.
Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya