Momen 3 Polisi Myanmar Tiba-Tiba Bela Demonstran Tolak Kudeta Militer

Tiga petugas polisi Myanmar terlihat meninggalkan posisi mereka dan bergabung dengan sekelompok pengunjuk rasa.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 12 Feb 2021, 14:15 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2021, 14:00 WIB
FOTO: Aksi Protes Kudeta Militer Myanmar Terus Berlanjut
Orang-orang memberi hormat tiga jari setelah seruan untuk protes keluar di media sosial di Yangon, Myanmar, 3 Februari 2021. Kudeta militer Myanmar terus memicu protes warga dengan membunyikan klakson mobil, menyalakan lampu ponsel, dan memukul-mukul panci. (STR/AFP)

Liputan6.com, Yangon - Aksi protes yang dilakukan oleh rakyat Myanmar menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi dan ditegakkannya demokrasi dilakukan oleh masyarakat dari seluruh lapisan.

Mulai warga biasa, guru, dokter hingga PNS. Namun siapa sangka, petugas kepolisian Myanmar juga ikut dalam mengungkapkan aspirasi tersebut.

Dikutip dari laman South China Morning Post, Jumat (12/2/2021) tiga petugas polisi Myanmar terlihat meninggalkan posisi mereka dan bergabung dengan sekelompok pengunjuk rasa.

Aksi mereka turun ke jalanan itu terjadi pada 9 Februari 2021.

Di lokasi yang tidak diketahui di Myanmar, para demonstran melawan semprotan meriam air saat memprotes kudeta militer yang dilancarkan pada 1 Februari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Respon Amerika Serikat Terhadap Kudeta Myanmar

Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato tentang kesetaraan rasial di Ruang Makan Negara Gedung Putih pada 26 Januari 2021, di Washington.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato tentang kesetaraan rasial di Ruang Makan Negara Gedung Putih pada 26 Januari 2021, di Washington. (Foto: AP / Evan Vucci)

Dunia internasional menanggapi insiden kudeta yang dilakukan oleh militer Myanmar.

Salah satunya Amerika Serikat yang telah mengambil langkah tegas. AS memberikan sanksi kepada petinggi militer di negara tersebut.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menyetujui perintah eksekutif (executive order) untuk menjatuhkan sanksi kepada para pemimpin kudeta Myanmar.

Langkah-langkah tersebut akan difokuskan pada para pemimpin militer Myanmar, anggota keluarga mereka dan bisnis yang terkait dengan mereka.

Langkah-langkah juga diambil untuk memblokir akses oleh militer ke US$ 1 miliar dana pemerintah yang disimpan di AS, demikian dikutip dari laman BBC.

Sanksi itu datang ketika seorang wanita yang mendapatkan luka tembak di kepala saat protes menentang kudeta dan dilaporkan telah kehilangan nyawanya di sebuah rumah sakit di ibu kota Nay Pyi Taw.

Mya Thwe Thwe Khaing terluka pada Selasa (9/2) ketika polisi Myanmar mencoba membubarkan pengunjuk rasa menggunakan meriam air, peluru karet dan peluru tajam.

Luka itu dihasilkan oleh satu peluru tajam, kata kelompok hak asasi.

Puluhan ribu orang muncul dalam protes jalanan terhadap kudeta pekan lalu, yang menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi yang -- meskipun baru-baru ini ada larangan pertemuan besar dan jam malam.

Ada laporan cedera serius lainnya karena polisi telah meningkatkan penggunaan kekuatan mereka, tetapi sejauh ini tidak ada korban jiwa di Myanmar.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya