Liputan6.com, Beijing - Menurut laporan media yang didukung oleh pemerintah, pihak berwenang China sedang melakukan penyelidikan atas sejumlah babi mati yang ditemukan di sepanjang bagian Sungai Kuning.
Hal tersebut mengalihkan perhatian kembali pada keamanan makanan dan air di China.
Dikutip dari Bloomberg, Rabu (24/3/2021), telah ditemukan selusin bangkai babi di bagian Mongolia Dalam dari sungai terpanjang kedua di negara tersebut.
Advertisement
Menurut Banyuetan, sebuah majalah yang dikelola oleh kantor berita negara Xinhua, beberapa bangkai bahkan sudah membusuk di dalam air.
Otoritas lokal sedang menyelidiki sumber babi tersebut dan juga sedang memeriksa apakah mereka membawa penyakit atau tidak. Daerah itu juga sedang didisinfeksi.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Bukan Pertama Kalinya
Pada tahun 2013, ribuan babi ditemukan di sungai Huangpu, Shanghai. Beberapa di antaranya telah dilaporkan terinfeksi penyakit porcine cirvovirus -- mengancam pasokan air di kawasan tersebut.
Setahun kemudian, pihak berwenang menarik lebih dari 100 babi mati dari Sungai Ganjiang di kota Nanchang.
Penemuan terbaru bangkai babi ini datang saat kawanan babi China pulih dari kerusakan akibat demam babi Afrika. Penyakit tersebut muncul di China pada 2018 dan menghancurkan hampir separuh dari produsen daging babi terbesar di dunia.
Tentu insiden-insiden ini membuat masyarakat menjadi khawatir akan keamanan pangan yang mereka konsumsi sehari-hari.
Selain itu, biaya produksi daging babi juga mempercepat penutupan peternakan babi kecil demi fasilitas yang lebih besar dan efisien.
Â
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement