Pilu, 11 Anak Palestina yang Sedang Konseling Trauma Tewas di Gaza

Serangan udara Israel di Jalur Gaza menewaskan 11 anak Palestina yang menerima konseling trauma.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 19 Mei 2021, 15:03 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2021, 15:03 WIB
Pilu Warga Gaza Meratapi Korban Serangan Israel
Kerabat berduka selama pemakaman Tareq al-Qadi, yang tewas sehari sebelumnya dalam serangan udara Israel, di Rafah, Jalur Gaza selatan, Senin (17/5/2021). Tercatat, ada 212 penduduk Jalur Gaza, Palestina kehilangan nyawa di antaranya 61 korban merupakan anak-anak. (SAID KHATIB/AFP)

Liputan6.com, Gaza - Serangan udara Israel di Jalur Gaza, menewaskan 11 anak-anak Palestina yang sedang menerima konseling trauma dari Dewan Pengungsi Norwegia (NRC). Kabar duka tersebut disampaikan oleh Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) pada Selasa 18 Mei.

Dilansir Daily Sabah, Rabu (19/5/2021) anak-anak yang terbunuh selama seminggu terakhir, berusia antara 5 dan 15 tahun.

"Kami sangat terpukul mengetahui bahwa 11 anak yang kami bantu dengan trauma dibombardir ketika mereka berada di rumah dan saat mengira mereka aman," kata Sekretaris Jenderal NRC, Jan Egeland.

"Mereka sekarang telah pergi, meninggal bersama keluarganya, dikubur dengan mimpi mereka dan mimpi buruk yang menghantui mereka. Kami menyerukan kepada Israel untuk menghentikan kekerasan ini: anak-anak harus dilindungi. Rumah mereka tidak boleh menjadi sasaran. Sekolah tidak boleh menjadi sasaran. Berhenti membom mereka sekarang," ujarnya.

NRC mengatakan bahwa pihaknya membantu 118 sekolah di Jalur Gaza, yang telah berada di bawah blokade yang diberlakukan Israel selama lebih dari satu dekade.

Program Better Learning Programme dari organisasi itu membantu 75.000 siswa Palestina melalui layanan psiko-sosial.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

 

Lebih dari 200 Orang Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Gaza

Pilu Warga Gaza Meratapi Korban Serangan Israel
Anggota keluarga Palestina Abu Dayer menangis di rumah sakit Al-Shifa setelah kematian anggota keluarga dalam serangan udara Israel di Kota Gaza, Senin (17/5/2021). Tercatat ada 212 penduduk Jalur Gaza, Palestina yang kehilangan nyawa di antaranya 61 korban merupakan anak-anak. (MAHMUD HAMS/AFP)

Egeland pun menyerukan agar gencatan senjata segera dilakukan, dan menyelamatkan nyawa warga sipil.

"Tetapi kenyataannya adalah bahwa tidak akan ada perdamaian atau keamanan selama ada ketidakadilan sistemik. Pengepungan Gaza perlu dicabut dan pendudukan Palestina harus diakhiri jika kita ingin menghindari lebih banyak trauma dan kematian di antara anak-anak dan siklus baru kehancuran setiap beberapa tahun," tambahnya.

Militer Israel telah melancarkan serangan udara di seluruh Jalur Gaza sejak 10 Mei 2021, meninggalkan jejak kehancuran besar-besaran di seluruh wilayah pesisir tersebut.

Lebih dari 200 orang, termasuk lebih dari 60 anak-anak, tewas akibat serangan itu, yang sering menargetkan warga sipil.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekitar 52.000 warga Palestina telah terlantar karena agresi Israel di Gaza.

Serangan udara di Gaza didahului oleh hari-hari ketegangan di Yerusalem Timur, di mana ratusan warga Palestina diserang oleh pasukan Israel di Masjid Al-Aqsa dan pengusiran di permukiman Sheikh Jarrah.


Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina

Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya