Liputan6.com, Den Haag - Reporter kriminal terkemuka Belanda Peter R de Vries, yang ditembak dan terluka parah di Amsterdam tengah sembilan hari lalu tak mampu bertahan. Ia dikabarkan telah meninggal dunia.
"Peter berjuang sampai akhir, tetapi tidak dapat memenangkan pertempuran," kata pernyataan dari kerabatnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (16/7/2021).
Pria 64 tahun itu ditembak di kepala beberapa menit setelah meninggalkan studio TV.
Advertisement
Penembakan jurnalis investigasi ternama itu mengejutkan Belanda, di mana de Vries terkenal karena penyelidikannya terhadap mafia dan bandar narkoba.
de Vries telah memenangkan pujian atas pelaporannya tentang Dutch underworld atau berkaitan dengan sisi gelap Belanda - termasuk penculikan jutawan pengusaha bir Freddy Heineken pada 1983.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh kerabatnya pada hari Kamis mengatakan dia meninggal "dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya".
"Peter hidup dengan keyakinannya," tambah pernyataan itu.
Keluarga de Vries smeminta ruang untuk memproses kematiannya dengan tenang.
Sejauh ini ada dua pria yang ditahan atas dugaan pembunuhan wartawan investigasi de Vries. Seorang pria berusia 21 tahun dari Rotterdam dan warga Polandia berusia 35 tahun. Kendati demikian polisi belum menggambarkan mereka secara rinci.
Kata PM Belanda
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan wartawan veteran itu "tidak takut apapun dan siapapun".
"Kami berutang kepada Peter R de Vries untuk memastikan keadilan berjalan," cuit PM Rutte di Twitter.
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mentweet ucapan belasungkawanya, dengan pesan: "Wartawan investigasi sangat penting bagi demokrasi kita. Kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk melindungi mereka."
Peter de Vries diserang pada malam 6 Juli saat berjalan menjauh dari studio televisi setelah acara obrolan di Lange Leidsedwarsstraat di Amsterdam tengah.
Lima tembakan dilepaskan dari jarak dekat dan dia terkena di bagian kepala.
Putranya, Royce de Vries, mengatakan pada saat itu bahwa "mimpi buruk terburuk keluarga itu menjadi kenyataan".
Jurnalis pemenang penghargaan
Terkenal karena liputannya tentang dunia kriminal, de Vries meliput banyak kejahatan tingkat tinggi, termasuk penculikan Heineken.
Pada 2013, penculik Heineken, Willem Holleeder, dihukum karena membuat ancaman terhadap jurnalis.
Salah satu gangster paling terkenal di Belanda, Holleeder dijatuhi hukuman seumur hidup pada tahun 2019 karena keterlibatannya dalam lima pembunuhan.
Sebuah novel yang ditulis oleh de Vries tentang kasus ini kemudian diadaptasi menjadi film Kidnapping Freddy Heineken, yang dibintangi oleh Anthony Hopkins.
Wartawan itu juga memenangkan Penghargaan Emmy untuk acara televisi yang dibuatnya tentang Natalee Holloway, seorang remaja AS yang menghilang di pulau Karibia Aruba pada tahun 2005.
Dia sering bertindak sebagai juru bicara untuk saksi dalam kasus polisi atau pengadilan, dan telah bertindak sebagai penasihat Nabil B, mantan anggota geng yang bersaksi dalam kasus terhadap tersangka gembong narkoba Ridouan Taghi.
de Vries sebelumnya menghadapi bahaya karena pekerjaannya dan membutuhkan perlindungan polisi setelah menerima ancaman sehubungan dengan peliputannya tentang kasus kriminal.
Pada 2019, polisi memberi tahu dia bahwa dia masuk dalam daftar sasaran penjahat paling dicari di Belanda.
Advertisement