Liputan6.com, Gabon - Tim peneliti mengamati serangan mematikan dari simpanse terhadap gorila di alam liar pertama kalinya, demikian dikutip dari laman Edition CNN, Jumat (23/7/2021).
Para ahli yang mengamati puluhan simpanse di Taman Nasional Loango di Gabon memperkirakan mereka akan bersantai di sekitar gorila. Tetapi, sementara kedua spesies tersebut biasanya senang bermain-main, para peneliti terkejut menyaksikan serangan ganas yang jarang terjadi.
Advertisement
"Awalnya kami hanya melihat jeritan simpanse dan mengira kami sedang mengamati pertemuan khas antara individu-individu dari komunitas simpanse yang bertetangga," ujar Lara M. Southern, penulis utama studi tersebut di dalam siaran pers.
Advertisement
"Tetapi kemudian kami mendengar pukulan dada, ciri khas gorila, dan menyadari bahwa simpanse baru bertemu dengan sekelompok terdiri dari lima gorila," tambahnya, merujuk pada serangan pertama yang dilihat oleh tim pada 2019.
Universitas Osnabrück dan Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi di Jerman, menerbitkan temuan tersebut pada Senin di jurnal Nature. Dua pertemuan yang mereka rekam, berlangsung selama 52 dan 79 menit, memperlihatkan simpanse membentuk koalisi dan melancarkan serangan terhadap gorila.
The silverback (gorila jantan dewasa) dan gorila betina dewasa membela diri dan anak cucu mereka. Silverback dan beberapa betina dewasa melarikan diri. Namun, dua bayi gorila terpisah dari ibu mereka dan terbunuh, tulis para penulis.
"Pengamatan kami memberi bukti pertama bahwa keberadaan simpanse dapat berdampak mematikan untuk gorila. Kami sekarang ingin menyelidiki faktor-faktor yang memicu interaksi agresif yang mengejutkan ini," kata Tobias Deschner, ahli primata di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi.
Spesies yang Terancam Punah
Serangan itu sangat mengejutkan, mengingat cara kedua kelompok hewan itu berperilaku sebelumnya.
"Interaksi antara simpanse dan gorila sejauh ini dianggap relatif santai,” kata Simone Pika, ahli biologi kognitif di Universitas Osnabrück.
"Kami telah mengamati secara teratur kedua spesies berinteraksi secara damai dalam memburu makanan. Rekan-rekan kami dari Kongo bahkan menyaksikan interaksi lucu antara dua spesies kera besar ini," ujar Pika.
Ada sebanyak 45 simpanse diamati untuk penelitian ini, yang dimaksudkan adalah untuk mengamati hubungan mereka, penggunaan alat, keterampilan komunikasi, dan berburu, di antara karakteristik lainnya.
Para penulis menduga bahwa mengumpulkan makanan dengan spesies lain dapat menyebabkan gejolak tersebut.
"Bisa jadi, berbagi sumber makanan oleh simpanse, gorila, dan gajah hutan di Taman Nasional Loango mengakibatkan meningkatnya persaingan dan terkadang bahkan interaksi mematikan antara dua spesies kera besar itu," kata Deschner.
Taman Nasional Loango adalah kawasan lindung yang luas di Pantai Gabon, Sub-Sahara Afrika Barat. Tempat tersebut adalah rumah bagi gajah, kerbau, dan sejumlah spesies lainnya.
Wilayah ini adalah rumah bagi gorila dataran rendah barat yang merupakan spesies terancam punah.
Simpanse juga adalah spesies yang terancam punah, menurut International Union for Conservation of Nature.
Reporter: Ielyfia Prasetio
Advertisement