AS Butuh Utang, Kas Negara Habis 18 Oktober 2021

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mewanti-wanti Senat agar segera mengambil langkah.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Sep 2021, 11:12 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2021, 11:00 WIB
Presiden AS Joe Biden emosi saat ditanya wartawan CNN di Swiss.
Presiden AS Joe Biden emosi saat ditanya wartawan CNN di Swiss. Dok: C-SPAN

Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat terancam kehabisan kas pada 18 Oktober 2021. Kabar itu diungkap langsung oleh Menteri Keuangan Janet Yellen.

AS lantas harus segera menaikkan plafon utang, bila tidak mereka akan mengalami default (gagal bayar). Dampaknya kepada pasar dan ekonomi diprediksi sangat serius.

Sejauh ini, Yellen telah mengambil "extraordinary measures" untuk mengganjal anggaran, tapi semua itu tak akan bertahan lama.

"Kami sekarang mengestimasi Bendahara akan sangat mungkin kehabisan 'extraordinary measures' jika Kongres tidak bertindak untuk menaikkan atau mensuspens batas utang pada 18 Oktober," tulis Janet Yellen kepada surat ke DPR AS, dikutip dari situs Treasury, Rabu (29/9/2021).

Menunda batas utang berarti memberikan kebebasan bagi Kemenkeu untuk menambah utang. Setelah 18 Oktober, Janet Yellen tidak yakin bagaimana AS bisa membayar kewajibannya.

Bendahara negara itu juga berkata jika masalah batas utang ini tak segera diurus, maka dampaknya akan serius kepada kepercayaan bisnis dan konsumer, serta menambah biaya peminjaman bagi masyarakat, dan memperburuk credit rating AS dalam tahun-tahun mendatang.

"Kegagalan untuk bertindak segera juga bisa menghasilkan disrupsi substansial kepada pasar finansial, sebab meningkatkan ketidakpastian yang memperburuk volatilitas dan menggerus kepercayaan investor," jelas Yellen.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jalan Buntu di Senat

Ketua DPR AS Robek Naskah Pidato Kenegaraan Donald Trump
Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi merobek naskah pidato kenegaraan Presiden Donald Trump dalam Kongres di Capitol Hill, Washington, Selasa (4/2/2020). Pelosi adalah salah satu tokoh terdepan di balik proses pemakzulan yang dilayangkan kepada Trump. (AP Photo/Alex Brandon)

Partai Demokrat dan Partai Republik masih belum sepakat soal menaikkan plafon utang. 

Butuh suara mayoritas di Senat agar hal itu bisa terwujud. Partai Demokrat saat ini menguasai Senat, tetapi mereka masih butuh 10 suara senator Partai Republik agar plafon utang negara bisa naik.

Senator Chuck Schumer yang menjadi tokoh pimpinan Partai Demokrat di Senat menuding bahwa Partai Republik sedang bermain api. Manuver Partai Republik disebut bisa merugikan rakyat AS. 

"Ini bermain dengan api. Bermain-main dengan plafon utang adalah bermain api dan meletakkannya di punggung rakyat Amerika," jelas Senator Schumer.

Partai Republik menolak wacana menaikkan plafon utang. Senator Mitch McConnell yang menjadi tokoh pimpinan partai berkata Partai Demokrat harus mencari ide agar proposal mereka lolos.

"Mereka memiliki DPR, Senat, dan kepresidenan. Ini tanggung jawab mereka untuk memerintah," ujar Senator McConnell kepada The Washington Post, dikutip Jumat (24/9).

Penolakan dari Senator McConnell bisa berdampak pada government shutdown. Pasalnya, Partai Demokrat sedang bermanuver dengan cara mengikat proposal kenaikan utang dengan anggaran pemerintah. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya