Pil COVID-19 Diklaim Hampir 90% Cegah Kematian, Pfizer Tunggu Izin FDA

Pfizer telah sepakat dengan Medicines Patent Pool (MPP) yang didukung PBB untuk produksi sub-lisensi pil COVID-19. Kini tengah mendesak regulator untuk mengesahkan penggunaannya secara meluas.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Nov 2021, 14:26 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2021, 11:00 WIB
pil covid-19
pil covid-19

Liputan6.com, Washington - Perusahaan farmasi AS Pfizer pada Selasa meminta regulator untuk mengesahkan pil COVID-19 produksinya, setelah mengklaim terbukti mengurangi rawat inap atau kematian hampir 90 persen di antara pasien berisiko tinggi yang baru terinfeksi.

Langkah itu dilakukan beberapa minggu setelah Merck juga mendekati FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS)  mencari lampu hijau untuk kapsul antivirusnya melawan Virus Corona COVID-19.

Para ahli melihat obat-obatan oral sebagai tambahan yang sangat berharga untuk vaksin dalam perjuangan untuk mengakhiri pandemi.

"Dengan lebih dari lima juta kematian dan banyak nyawa yang terkena dampak penyakit yang menghancurkan ini secara global, ada kebutuhan mendesak untuk pilihan pengobatan yang menyelamatkan jiwa," kata CEO Pfizer, Albert Bourla dalam sebuah pernyataan.

"Kami bergerak secepat mungkin dalam upaya kami untuk mendapatkan pengobatan potensial ini ke tangan pasien."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

50 Juta Pil Ditargetkan Tahun Depan

Kelemahan Virus Corona
Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Dilansir dari Malay Mail, Rabu (17/11/2021), Pfizer sedang mencari otorisasi penggunaan darurat (EUA) berdasarkan hasil sementara positif dari uji klinis tahap pertengahan hingga akhir dari ratusan orang, yang mendaftarkan orang dewasa yang tidak dirawat di rumah sakit positif COVID-19 yang berisiko tinggi berkembang menjadi penyakit parah.

Data menunjukkan pengurangan 89 persen dalam rawat inap atau kematian COVID-19 ketika pengobatan dimulai dalam waktu tiga hari sejak timbulnya gejala, tanpa kematian pada kelompok pengobatan. Hasil serupa terlihat dalam waktu lima hari setelah timbulnya gejala.

Efek samping terjadi pada sekitar satu dari lima pasien pada kelompok pengobatan dan plasebo, dan intensitasnya ringan. Perawatan akan diberikan selama lima hari.

Pfizer mengatakan akan memberikan 180.000 program pil Paxlovid tahun ini dan setidaknya 50 juta pada tahun depan.

Merupakan Kombinasi Molekul Baru

Hantavirus Ternyata Bukan Virus Baru
Ilustrasi Peneliti Hantavirus Credit: pexels.com/pixabay

Pada hari Selasa, Pfizer mengumumkan kesepakatan dengan Medicines Patent Pool (MPP) yang didukung PBB untuk produksi sub-lisensi untuk pasokan di 95 negara berpenghasilan rendah dan menengah yang mencakup sekitar 53 persen populasi dunia.

Paxlovid adalah kombinasi molekul baru, PF-07321332, dan ritonavir antivirus HIV. Keduanya termasuk dalam kelas antivirus yang disebut inhibitor protease, yang memblokir aksi enzim penting untuk replikasi virus.

Pemerintahan Presiden Joe Biden akan mengumumkan bahwa mereka membeli 10 juta pil, Washington Post melaporkan.

AS juga membeli 3,1 juta program pil Merck, Molnupiravir. Mengingat batas waktu antara aplikasi untuk EUA dan otorisasi berikutnya, itu bisa tersedia pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.

 

Reporter: Cindy Damara

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya