Data Kotak Hitam Kecelakaan China Eastern Airlines Mengindikasikan Pesawat Sengaja Dijatuhkan

Informasi terkini terkait petaka pesawat China Eastern Airlines yang jatuh pada bulan Maret lalu kembali mencuat.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mei 2022, 18:04 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2022, 17:34 WIB
Pencarian Korban dan Puing Pesawat China Eastern Airlines Terus Berlanjut
Petugas mencari kotak hitam di dekat puing-puing di lokasi kecelakaan pesawat China Eastern di Kabupaten Tengxian di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China selatan (24/3/2022). Area pencarian diperluas dalam pencarian korban dan kotak hitam kedua pesawat dengan 132 orang itu. (Lu Boan/Xinhua via AP)

Liputan6.com, Beijing - Informasi terkini terkait petaka pesawat China Eastern Airlines yang jatuh pada bulan Maret lalu kembali mencuat.

Menurut laporan VOA Indonesia, Rabu (18/5/2022), data penerbangan dari kotak hitam yang ditemukan mengindikasikan seseorang di kokpit sengaja menjatuhkan pesawat. Informasi tersebut dilansir oleh harian Wall Street Journal pada Selasa 17 Mei 2022, mengutip orang-orang yang mengetahui kesimpulan awal oleh para penyelidik AS.

Seorang pejabat Barat mengatakan kepada Reuters bahwa fokusnya adalah pada tindakan kru setelah penyelidikan awal kecelakaan pesawat tidak menemukan indikasi kerusakan teknis.

Sejauh ini pihak Boeing, pembuat jet, menolak berkomentar dan mengajukan pertanyaan kepada regulator Tiongkok. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) juga tak segera berkomentar mengenai insiden pesawat jatuh tersebut.

Kecelakaan Mematikan di China dalam 28 Tahun Terakhir

Pada Maret lalu, jet Boeing 737-800, yang sedang dalam perjalanan dari Kunming ke Guangzhou, jatuh di pegunungan Guangxi, setelah menukik secara tiba-tiba dari ketinggian jelajah, menewaskan seluruhnya, 123 penumpang dan sembilan awak di dalamnya. Kecelakaan itu adalah bencana penerbangan paling mematikan di wilayah China daratan dalam 28 tahun terakhir.

Pada pertengahan April, China Eastern Airlines kembali menggunakan pesawat 737-800.

Dalam ringkasan laporan kecelakaan pesawat China Eastern Airlines itu awal bulan lalu, regulator China tidak menunjukkan rekomendasi teknis pada pesawat 737-800, yang telah beroperasi sejak 1997 dengan catatan keselamatan yang kuat, menurut para ahli.

Ketua NTSB, Jennifer Homendy, mengatakan dalam wawancara pada 10 Mei dengan Reuters bahwa dewan penyelidik dan Boeing telah melakukan perjalanan ke China untuk membantu penyelidikan pihak berwenang negara itu. Dia mencatat bahwa penyelidikan sampai saat ini belum menemukan masalah keamanan yang memerlukan tindakan segera.

Homendy mengatakan jika NTSB memiliki masalah keamanan, maka dewan itu akan "mengeluarkan rekomendasi keselamatan yang mendesak."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penyebab Jatuhnya Pesawat China Eastern Airlines karena Kelalaian Kopilot?

Pencarian Korban dan Puing Pesawat China Eastern Airlines Terus Berlanjut
Petugas pencarian dan penyelamatan membawa kotak-kotak yang diyakini berisi barang-barang milik korban di lokasi kecelakaan penerbangan China Eastern di Kabupaten Tengxian di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China selatan (24/3/2022). (Lu Boan/Xinhua via AP)

Awal Maret lalu, di tengah penyelidikan China terhadap penyebab jatuhnya pesawat China Eastern Airlines yang menewaskan 132 orang, beredar kabar penyebab jatuhnya pesawat jenis Boeing 737-800 itu karena kelalaian kopilot.

Otoritas penerbangan China membantah rumor tersebut yang menyebutkan hasil analisis data kotak hitam pesawat jatuh yang mengarah pada faktor kesalahan kopilot. "Rumor tersebut menyesatkan dan mengganggu proses penyelidikan," kata Deputi Direktur Bidang Keselamatan Badan Penerbangan Sipil China (CAAC) Wu Shijie.

Menurut dia, terlalu dini memberikan kesimpulan karena proses penyelidikan masih berlangsung.

Sebelumnya beredar rumor yang mengatasnamakan instansi pemerintahan dan kepolisian China bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh kelalaian kopilot pesawat China Eastern Airlines nomor penerbangan MU-5735 yang jatuh dan terbakar di perbukitan Daerah Otonomi Guangxi pada 21 Maret lalu.

"Bersama dengan departemen keamanan publik (kepolisian), kami akan mencari mereka yang bertanggung jawab menyebarkan rumor tersebut dan harus ditangani sesuai dengan undang-undang yang berlaku," ujarnya.

Sebelumnya media-media di China sempat menurunkan data kopilot yang ada dalam pesawat nahas itu berusia 60 tahun yang akan memasuki masa pensiun pada 2022 dengan pengalaman menerbangkan berbagai jenis pesawat hingga mencapai 30.000 jam. Tiga penerbang yang ada di dalam pesawat nahas itu juga dinyatakan tidak memiliki masalah dengan rumah tangganya masing-masing.

Inspeksi Keselamatan

Pencarian Korban dan Puing Pesawat China Eastern Airlines Terus Berlanjut
Petugas membawa puing di lokasi kecelakaan pesawat China Eastern di Kabupaten Tengxian di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China selatan (24/3/2022). Area pencarian diperluas dalam pencarian korban dan kotak hitam kedua pesawat dengan 132 orang itu. (Lu Boan/Xinhua via AP)

Dalam rumor yang beredar, otoritas setempat mewajibkan para pilot melakukan tes psikologi. Wu tidak menyangkal bahwa kecelakaan udara terburuk di China dalam 12 tahun terakhir itu memberikan dampak psikologis dan emosional kepada para pilot, awak, terutama mereka yang masih muda sehingga perlu dijaga kesehatan mental mereka.

"Kami memang meminta pihak maskapai memberikan dukungan psikologis kepada para pilot dan awak untuk menjamin mental mereka tetap stabil. Hal ini terbukti efektif karena para staf dapat mengambil tanggung jawab keselamatan penerbangan secara penuh," ucapnya.

Sehari setelah peristiwa kecelakaan, CAAC telah melakukan inspeksi keselamatan penerbangan selama dua pekan untuk mencegah terulangnya kecelakaan pesawat.

Inspeksi itu dilakukan terhadap badan penerbangan sipil daerah, perusahaan jasa penerbangan, bandara, dan lembaga pendidikan dan pelatihan pilot.

Jatuhnya pesawat jenis Boeing 737-800 milik China Eastern Airlines dalam penerbangan dari Kunming menuju Guangzhou itu mengakhiri catatan rekor keselamatan penerbangan China selama 4.227 hari.

Identitas Korban Telah Teridentifikasi

Pesawat China Eastern Airlines.
Pesawat China Eastern Airlines. (AFP)

Seluruh penumpang pesawat China Eastern Airlines resmi dinyatakan tewas oleh pemerintah China. Kecelakaan pesawat itu terjadi pada 21 Maret 2022 di dekat kota Wuzhou, wilayah Guangxi.

Pemerintah China tidak langsung mengumumkan bahwa semua korban meninggal. Mereka lebih dahulu melakukan evakuasi, meski saat itu sudah muncul dugaan tak ada korban selamat. 

Dilansir Channel News Asia, Minggu 27 Maret, identitas 120 korban di pesawat Boeing 737-800 milik China Eastern Airlines tersebut juga telah teridentifikasi melalui tes DNA.

"Semua 123 penumpang dan sembilan anggota kru penerbangan MU5735 dari maskapai China Eastern telah terbunuh on board pada 21 Maret," ujar Hu Zhenjiang, deputi dirjen Civil Aviation Administration China pada Sabtu (26/3).

Pesawat tersebut mengarah ke kota Guangzhou sebelum terjatuh. Video beredar menunjukkan pesawat jatuh secara vertikal.

Usai pengumuman tersebut, Hu Zhenjiang melakukan mengheningkan cipta sejenak bersama para jurnalis untuk para korban kecelakaan pesawat China Eastern Airlines.

Infografis Petaka Jatuhnya Pesawat Boeing China Eastern Airlines MU5735. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Petaka Jatuhnya Pesawat Boeing China Eastern Airlines MU5735. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya