Liputan6.com, Jakarta - Grup tari asal Italia, Astra Roma Ballet, perdana menggelar pertunjukan bertajuk Balloon! di Indonesia yakni di Jakarta, Yogyakarta, dan Bali.
Di ibu kota, pertunjukan yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Italia dengan Institut Kebudayaan Italia di Jakarta ini telah diselenggarakan di Ciputra Artpreneur Theatre pada 22 September 2022.
Baca Juga
Menuju 70 Tahun, Marlupi Dance Academy Gelar Pertunjukan Balet Aku Cinta Indonesia dan Si Kabayan Sebagai Pesan Cinta untuk Indonesia
Bintang Balet Rusia Vladimir Shklyarov Meninggal Pasca Jatuh dari Lantai 5 Gedung
Etoile Dance Center Hadirkan Suasana Internasional, Pentaskan Full Length Ballet - Le Corsaire Jakarta
Pantauan Liputan6.com di tempat acara, Ciputra Artpreneur Theatre yang memiliki kapasitas 1.157 kursi terlihat hampir penuh terisi saat pertunjukan di mulai. Di antara yang hadir adalah kalangan pecinta seni tari, tamu- tamu undangan, dan kalangan umum.
Advertisement
Pengunjung bersorak ketika penampilan tari balet tersebut berakhir, hal itu membuat haru para penari balet tersebut, khususnya Diana Ferrara selaku pendiri Astra Roma Ballet dan para koreografer, Giada Primiano dan Fausto Paparozzi.
Astra Roma Ballet, yang terdiri dari para penari muda berbakat, telah berkiprah selama 34 tahun.
Astra Roma Ballet kini sudah tampil lebih dari 800 pertunjukan di teater-teater besar Italia, serta di festival-festival di luar negeri.
Dan untuk pertama kalinya Astra Roma Ballet tampil di Indonesia.
Balloon! merupakan karya pertunjukan yang baru dan orisinal yang dibuat olehnya dan tim, yang berbeda dari pertunjukan-pertunjukan sebelumnya.
Balloon! adalah sebuah pertunjukan tari balet dengan dua bagian itu bertajuk "A new world" dan "Time score". Di mana setiap bagian merupakan kreasi dari koreografer yang berbeda yaitu, Giada Primiano dan Fausto Paparozzi, serta musik yang dibuat khusus untuk pertunjukan ini oleh Marco Schiavoni.
Sederet penari yang tampil yaitu Laura Guarisco, Giorgio Montepaone, Alessandro Scavello, Alex Provinciali.
Koreografi oleh Fausto Paparozzi
Penampilan bagian pertama tari balet 'A New World', menghadirkan penampilan dengan menggunakan media robot.
Pertunjukan itu bercerita tentang seorang insinyur bernama Peter, yang sangat sukses di bidang robotika dan dia selalu menginginkan seorang anak bersama dengan istri tercintanya.
Inilah alasan dia memutuskan untuk membuat robot yang bernama Robert sebagai anaknya.
Layaknya manusia, Robert diajarkan oleh ayahnya tentang apa yang benar dan salah, termasuk ditanamkan ambisi untuk menyelamatkan planet Bumi.
Namun, suatu malam, dia melarikan diri dari laboratorium dan bertemu dengan robot wanita bernama Lovin. Kedua robot itu pun memiliki misi yang besar untuk umat manusia.
Robert dan Loving ingin membuat manusia dan dunia tempat mereka tinggal menjadi lebih baik, tetapi tidaklah mudah untuk berurusan dengan manusia.
Advertisement
Koreografi oleh Giada Primiano
'Time Score', pertunjukan tari balet bagian kedua, tarian ini mengisahkan perpecahan waktu yang berlangsung selama lima puluh tahun - dari tahun 2062 hingga 2112 - tentang sebuah keluarga yang terdiri dari tiga putri dan seorang ayah yang buta.
Di tengah mereka, hadir sebuah robot bernama Ronself. Mereka akan mengalami berbagai dinamika kehidupan sampai pada akhirnya bertemu pada hari akhir mereka.
Dinamika keluarga, cinta, ketidaksepakatan, kontradiksi, hubungan khas manusia, bertemu dengan non-manusia dan berparade dalam pertunjukan yang penuh warna, ironis dan lucu di mana tidak ada kekurangan refleksi mendalam.
Semuanya berubah, bertransformasi, mengalir, kecuali Ronself yang merupakan robot tidak takut waktu akan berlalu.
Usia yang berlalu tidak berlaku untuk Ronself, dengan berjalannya waktu, tidak membuatnya sibuk untuk mencetak pencapaian tertinggi dalam waktu sesingkat mungkin.
Lalu muncul pertanyaan dari Ronself, apa yang membuat kita menjadi manusia?
Sukses Konser Musik Klasik, Institut Kebudayaan Italia Undang Opera ke Jakarta
Sebelumnya, Kedutaan Besar Italia dan Istituto Italiano di Cultura (Institut Kebudayaan Italia) juga sukses menggelar konser musik klasik di Yogyakarta dan Jakarta. Dua duo musisi handal Mauro Tortorelli dan Angela Meluso dari grup Gran Duo Italiano berhasil menghipnotis para pecinta musik klasik dengan permainan yang intens dan playful.
Institut Kebudayaan Italia mengaku akan terus mengundang seniman Italia ke Indonesia, terutama mengingat pandemi COVID-19 sudah mulai reda. Namun, selanjutnya mereka akan membawa seniman yang berbeda.
"Kami memiliki program-program berbeda dan musisi lain. Penting untuk menampilkan seniman dan musik yang berbeda," ujar Direktur Institut Kebudayaan Italia Maria Battaglia kepada Liputan6.com usai konser Gran Duo Italiano di Jakarta, Kamis malam (1/9/2022).
Rencananya, mereka akan membawa opera Italia pada Oktober 2022.
"Pada Oktober kita akan menghadirkan musik opera. Kami membawa piano dan soprano," ujarnya.
Pesona Gran Duo Italiano
Permainan Gran Duo Italiano berhasil memukai puluhan audiens yang hadir di Soehanna Hall yang berlokasi di Energy Building. Mayoritas audiens masih berusia muda.
Kedua musisi ini membawakan lagu-lagu Naples (Neapolitan). Gaya bermain Mauro Tortorelli sukses mengeksplorasi berbagai perasaan. Ada saat ketika ia bermain dengan cepat, namun ia juga bisa membuat violinnya seperti sedang bersiul.
Pada penutup konser, Angela Meluso yang anggun mengumumkan bahwa mereka punya kejutan untuk audiens. Keduanya musisi Italia itu lantas membawakan lagu Tanah Airku dan sontak para audiens langsung terpukau.
Advertisement