Liputan6.com, Jakarta - Hubungan diplomatik Indonesia-China telah berjalan lebih dari 60 tahun dan kini makin erat dengan menghasilkan banyak peningkatan di berbagai sektor.
“Hubungan China-Indonesia telah berjalan selama lebih dari 6 dekade. Semoga, ke depannya persahabatan yang telah berjalan lama ini bisa terus berjalan," kata Duta Besar China untuk Indonesia, Lu Kang, dalam acara Perayaan Kemerdekaan ke-73 China secara virtual, Rabu (28/9/2022).
Baca Juga
Selain Lu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang hadir dalam perayaan virtual itu juga menyinggung hubungan Indonesia-China yang membawa banyak keuntungan dan keberhasilan bagi kedua belah pihak salah satunya di bidang investasi.
Advertisement
Setelah 73 tahun Republik Rakyat China berdiri di bawah kekuasaan Partai Komunis, perkembangan China dari tahun ke tahun menarik perhatian dunia bahkan membawa perubahan dunia. China sendiri berhasil mencapai target 100 tahun pertamanya untuk membangun masyarakat yang makmur, dan kini sedang memulai perjalanan barunya di tahun ke-73 untuk membangun negara sosialis modern.
Dalam beberapa tahun terakhir, China juga mencatatkan keberhasilannya di bidang ekonomi. GDP China meningkat dari RMB 53,9 triliun yuan pada 2012 ke RMB 114,4 triliun yuan pada 2021 dengan proporsi ekonomi dunia yang juga meningkat dari 11,3% ke lebih dari 18%. GDP per kapita China juga meningkat dari 6.300 USD ke lebih dari 12.000 USD. Lebih dari itu, China mentatatkan tingkat kontribusinya terhadp pertumbuhan dunia secara stabil sebesar 30% dalam dekade terakhir.
"Ekonomi China makin hari makin stabil, koordinatif dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan tujuan jangka panjang yang tetap ditingkatkan," kata Dubes Lu Kang.
Perkembangan China Tahun ke Tahun
Dalam perayaan kemerdekaan ke-73 China, Lu Kang juga menyampaikan beberapa pencapaian China yang menunjukkan banyak peningkatan dari waktu ke waktu. Selain dalam bidang ekonomi, China juga kini menjadi salah satu industri kendaraan terbesar di dunia.
Dalam bidang kesehatan, China juga tercatat mendorong penyediaan vaksin COVID-19.
"Untuk China, kehidupan masyarakat adalah hal yang paling utama. Di tahun yang baru ini, kami mendorong kerja sama internasional yang lebih ‘segar’ dengan prinsip-prinsip keadilan. China juga berusaha membangun komunitas-komunitas baru untuk mencapai tujuan bersama," kata Lu Kang.
Lu Kang juga menyinggung kerja sama Indonesia-China yang makin hari makin meningkat dan menunjukkan banyak keberhasilan dan pencapaian.
"Juli 2022 lalu, Presiden China Xi Jinping mengundang Presiden Indonesia Joko Widodo ke Beijing dan kedatangannya merupakan kedatangan pemimpin luar pertama setelah Olimpiade Musim Dingin China. Keduanya juga bertemu dan menghasilkan beberapa rencana kerja sama baru untuk Indonesia dan china," kata Lu.
China juga hingga saat ini masih berusaha untuk mendukung beberapa program di bidang ekonomi politik dan people-to-people relation yang menurun semenjak COVID-19.
"Kita akan melakukan yang terbaik dalam bidang people-to-people exchange agar kembali normal," imbuh Lu.
Advertisement
Investasi China di Indonesia
Pada kesempatan tersebut, Menteri Luhut mengapresiasi China yang selama ini telah berkontribusi banyak di dunia khususnya dalam perkembangan ekonomi global.
"Kita bisa lihat, selama lima tahun terakhir membuat Tiongkok kini menjadi negara terbesar kedua di dunia dalam bidang ekonomi digital," kata Luhut.
Luhut juga menyebut hubungan kerja sama Indonesia-China yang menguntungkan dapat dilihat dalam perkembangan di beberapa sektor, salah satunya di ranah investasi.
"Pada 2021 investasi China di Indonesia mencapai 3,2 miliar yuan dan membuat China menjadi investor terbesar ketiga di Indonesia," ungkap Luhut.
"Pada triwulan pertama tahun 2022, total investasi China meningkat 40%. Selain itu, China, sebagai salah satu investor utama di Indonesia juga menunjukkan komitmennya untuk mengikuti arus investasi Indonesia yang mencakup transfer teknologi, pendekatan ramah lingkungan, serta model business to business," tambah Luhut.
Selain itu, baru-baru ini, China-Indonesia memperbarui MoU tentang Jointly Promoting Cooperation in the Framework on the Silk Road Economic Belt and 21st Century Maritime Silk Road Initiative (BRI) dan Global Maritime Fulcrum (GMF). Kedua belah pihak juga mengumumkan akan melakukan kerja sama yang mendalam dan berkualitas melalui sinergi pada BRI dan GMF.
Mengundang Xi Jinping ke G20
Selain dalam bidang Investasi, China juga menjadi salah satu pendukung bagi mitigasi COVID-19 Indonesia. China-Indonesia dalam ranah COVID-19 bekerja sama dalam hal pengobatan, vaksin, serta pembangunan pusat riset herbal di Danau Toba, Sumatera.
China juga berkomitmen untuk mendukung kerja sama kesehatan di Indonesia dalam merespon COVID-19. Baru-baru ini, Indonesia bekerja sama dengan BGI Group dari China dan memulai proyek genomik pertamanya, Biomedical and Genomic Science Initiative (BGSi) selama pandemik COVID-19.
Dalam acara tersebut, Luhut juga menyebutkan, Vaksin Sinovac dan Sinopharm juga kini banyak digunakan di Indonesia.
"Kolaborasi vaksin dengan Cansiona Biotechnologies dalam vektor Adenovirus juga akan memperkaya platform bioteknologi yang ada di Indonesia. Lalu, transfer teknologi untuk mRNA dari Abogen Walvax juga nampaknya akan selesai di akhir September ini. Selain itu, Oktober nanti, melalui etana Biotechnologies, Indonesia bisa mulai memproduksi vaksin mRNA sendiri dan ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara,” ujar Luhut.
Luhut juga melihat China sebagai salah satu negara yang suportif dalam berbagai kegiatan Indonesia khususnya di ranah Global.
"Melihat kedekatan Indonesia-China, Indonesia juga menantikan kehadiran Presiden China Xi Jinping pada Presidensi G20 Heads of State and Government Summit di Bali November nanti," tambah Luhut.
Advertisement