Hasil Hitung Cepat Pilpres Brasil: Lula Unggul 50,7 Persen Suara dari Jair Bolsonaro

Mantan presiden Brasil yang berhaluan kiri, Luiz Inacio Lula da Silva, memenangkan pemilihan presiden putaran kedua yang berlangsung sengit pada Minggu (30/10).

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2022, 18:53 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2022, 18:00 WIB
Semarak Jelang Duel Lula Vs Bolsonaro di Pemilu Presiden Brasil
Seorang pembeli menyentuh handuk kecil bergambar mantan Presiden Brasil Luiz Inacio da Silva atau Lula di sebelah Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang dijual menjelang pemilihan umum presiden di Rio de Janeiro, Brasil, 27 Juli 2022. Jair Bolsonaro diusung partai-partai populis kanan melawan tokoh kiri Luiz Inacio da Silva. (AP Photo/Silvia Izquierdo)

Liputan6.com, Brasilia - Mantan presiden Brasil yang berhaluan kiri, Luiz Inacio Lula da Silva, memenangkan pemilihan presiden (pilpres) putaran kedua yang berlangsung sengit pada Minggu 30 Oktober, menurut hasil hitung cepat jajak pendapat Datafolha, mengalahkan kandidat petahana Jair Bolsonaro yang berupaya meraih masa jabatan kedua.

Firma jajak pendapat itu menyimpulkan hasil pemilu di negara terbesar di Amerika Latin itu setelah jumlah suara yang masuk mencapai 95 persen.

Hitungan resmi menunjukkan bahwa Lula meraih 50,7 persen suara, sementara Jair Bolsonaro meraih 49,3 persen, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (31/10/2022).

Banyak suara masih belum dihitung di negara bagian Sao Paulo yang merupakan kubu kuat Bolsonaro. Tapi saingannya sudah lebih unggul dalam pemilu putaran kedua, yang diwarnai dengan tuduhan dari Partai Pekerja Lula yang mengatakan polisi menekan sejumlah pemilih untuk tidak memberikan suara pada Lula di beberapa wilayah.

Pemilu itu menjadi referendum atas dua visi yang sangat berbeda dan berlawanan terkait masa depan Brasil.

Bolsonaro telah berjanji akan mengubah arah politik Brasil setelah masa kepemimpinannya yang pertama diwarnai dengan wabah pandemi COVID-19, yang menjadi salah satu yang paling buruk di dunia, dan maraknya deforestasi di Amazon.

Lula menjanjikan lebih banyak tanggung jawab di sektor sosial dan lingkungan, menyoroti kesejahteraan semasa pemerintahannya pada 2003-2010, sebelum skandal korupsi mencoreng Partai Pekerja.

Kemenangan Luiz Inacio Lula da Silva akan menandai kebangkitan mengejutkan bagi pemimpin berhaluan kiri itu, yang pernah dipenjara selama 19 bulan pada 2018 atas dakwaan penyuapan yang dibatalkan Mahkamah Agung tahun lalu. Pembatalan itu membuka jalan baginya untuk mencalonkan diri lagi sebagai presiden untuk masa jabatan ketiga.


Lula da Silva Ucapkan Terima Kasih

Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva
Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva divonis bersalah dalam kasus korupsi(AFP)

Lula da Silva pun kemudian berterima kasih kepada semua orang Brasil.

"Orang-orang yang memilih saya, orang-orang yang memilih lawan, yang pergi ke tempat pemungutan suara, yang setuju untuk memenuhi komitmen kewarganegaraan mereka yang beradab, saya ingin mengucapkan selamat kepada Anda," katanya, dilaporkan CNN Brasil.

“Dan, di atas segalanya, saya ingin mengucapkan selamat kepada orang-orang yang memilih saya karena saya menganggap diri saya sebagai warga negara yang memiliki proses kebangkitan dalam politik Brasil karena mereka mencoba mengubur saya hidup-hidup dan saya di sini,” tambahnya.

Lula da Silva dan Bolsonaro sebelumnya saling berhadapan dalam putaran pertama pemungutan suara pada 2 Oktober, tetapi tidak ada yang memperoleh lebih dari setengah suara. Hal itu pun yang memaksa pemungutan suara putaran kedua hari Minggu, yang menjadi referendum tentang dua visi yang sangat berbeda untuk Brasil.


Panasnya Politik Brasil

Brazil pilihan langkah kampanye Lula Da Silva
Mantan presiden Brasil (2003-2010) dan kandidat presiden dari Partai Buruh (PT) berhaluan kiri, Luiz Inacio Lula da Silva (kiri), kandidat wakil presiden Brasil Geraldo Alckmin (tengah) dan kandidat Gubernur Sao Paulo Fernando Haddad ambil bagian dalam sebuah kampanye di Sao Mateus, Negara Bagian Sao Paulo, Brasil, Senin (17/10/2022). Lula da Silva dan presiden Jair Bolsonaro akan menghadapi putaran kedua pemilihan presiden pada 30 Oktober, dengan ekspektasi persaingan ketat mendorong kedua belah pihak untuk mengintensifkan kampanye di putaran kedua. (Miguel SCHINCARIOL / AFP)

Pemilihan itu terjadi di tengah iklim politik yang tegang dan terpolarisasi di Brasil.

Kedua kandidat telah menggunakan pemilihan ini untuk saling menyerang di setiap kesempatan, dan meningkatnya kemarahan telah membayangi jajak pendapat dan bentrokan di antara pendukung mereka membuat banyak pemilih merasa takut dengan apa yang akan terjadi. 

Para pemilih di Sao Paulo mengatakan kepada CNN bahwa mereka ingin mengakhiri musim pemilu ini sesegera mungkin sehingga negara dapat terus maju.

Meskipun tidak ada laporan kekerasan politik pada hari Minggu, sekutu Lula da Silva menuduh polisi memblokir bus dan mobil yang membawa pemilih Lula untuk pergi ke tempat pemungutan suara. 

Namun, Pengadilan Tinggi Pemilihan (TSE), yang menyelenggarakan pemilihan Brasil, mengatakan tidak ada yang dicegah untuk memberikan suara dan menolak untuk memperpanjang jam pemungutan suara, lapor Reuters. Polisi Jalan Raya Federal mengatakan mereka telah mematuhi perintah pengadilan, tambahnya.


Mantan Presiden

Brazil pilihan langkah kampanye Lula Da Silva
Mantan presiden Brasil (2003-2010) dan kandidat presiden dari Partai Pekerja (PT) berhaluan kiri, Luiz Inacio Lula da Silva, muncul di belakang bendera nasional Brasil selama kampanye di Sao Mateus, Negara Bagian Sao Paulo, Brasil, Senin (17/10/2022). Lula da Silva dan presiden Jair Bolsonaro akan menghadapi putaran kedua pemilihan presiden pada 30 Oktober, dengan ekspektasi persaingan ketat mendorong kedua belah pihak untuk mengintensifkan kampanye pemilihan. (Miguel SCHINCARIOL / AFP)

Lula da Silva adalah presiden selama dua periode, dari 2003 hingga 2006 dan 2007 hingga 2011, di mana ia memimpin negara itu melalui ledakan komoditas yang membantu mendanai program kesejahteraan sosial yang besar dan mengangkat jutaan orang dari kemiskinan.

Dia meninggalkan jabatannya dengan peringkat persetujuan 90% - sebuah rekor yang ternoda oleh penyelidikan korupsi terbesar di Brasil, yang dijuluki "Operasi Cuci Mobil," yang menyebabkan tuduhan terhadap ratusan politisi dan pengusaha berpangkat tinggi di seluruh Amerika Latin. 

Dia dihukum karena korupsi dan pencucian uang pada tahun 2017, tetapi pengadilan membatalkan hukumannya pada Maret 2021, sehingga membuka jalan bagi kebangkitan politiknya.

[INFOGRAFIS] Mereka yang Mengkilat dan Meredup di Brasil
Siapa yang meramalkan Kosta Rika dan Kolombia bisa berbicara hingga babak perempat final.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya