Liputan6.com, Seoul - Kepala polisi Korea Selatan mengatakan pengendalian massa selama kekacauan di Itaewon "tidak memadai".
Ini merupakan pengakuan pertama dari pejabat bahwa mereka tidak melakukan cukup upaya untuk mencegahnya.
Dilansir BBC, Selasa (1/11/2022), di tengah meningkatnya seruan untuk pertanggungjawaban, Yoon Hee-keun mengatakan tanggapan polisi "mengecewakan" dan bahwa dia merasa "bertanggung jawab tanpa batas tentang keselamatan publik" atas apa yang terjadi.
Advertisement
Dia berjanji akan melakukan penyelidikan penuh terkait tragedi tersebut.
Insiden mematikan itu menewaskan 155 orang dan melukai 152 lainnya, yang terjadi pada Sabtu malam ketika orang banyak berkumpul di sebuah gang di Itaewon, distrik kehidupan malam yang populer di Seoul, untuk merayakan Halloween tanpa batasan untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19.
Yoon mengatakan polisi telah menerima banyak panggilan sebelum insiden itu terjadi, dan memperingatkan mereka tentang keseriusan situasi, tetapi tanggapan mereka kurang. Polisi Seoul mengatakan panggilan pertama ke nomor darurat Korea Selatan pada pukul 18:34 waktu setempat dan ada 10 panggilan lagi selama tiga setengah jam berikutnya.
Kepala polisi mengatakan polisi akan melakukan "penyelidikan intensif yang cepat dan ketat", untuk melihat apakah tindakan yang tepat diambil setelah menerima panggilan, dan apakah petugas telah bereaksi dengan tepat.
Salah Siapa?
Komentar Yoon mengikuti tuntutan publik yang berkembang untuk akuntabilitas.
Terkait hal ini, pihak berwenang awalnya berusaha menggambarkannya sebagai kecelakaan yang tidak dapat dengan mudah disalahkan pada siapa pun.
Polisi sebelumnya mengatakan mereka mengerahkan lebih banyak petugas untuk perayaan Halloween tahun ini daripada yang mereka lakukan untuk pesta lainnya.
Seorang anggota kongres pada hari Selasa juga menunjukkan bahwa karena tidak ada penyelenggara utama untuk pesta tersebut, tidak ada permintaan khusus yang dibuat kepada polisi untuk pengendalian massa dan manajemen keselamatan.
"Tidak mungkin untuk meminta tanggung jawab hukum, karena tidak ada yang bertanggung jawab," kata Yoo Sang-bum, dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa, di radio lokal.
Advertisement
Pentingnya Menjaga Kerumunan
Tetapi Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan pada hari Selasa bahwa insiden itu mengungkapkan pentingnya manajemen kerumunan dan kurangnya penelitian di Korea Selatan tentang masalah ini.
“Daripada mempermasalahkan apakah acara tersebut memiliki penyelenggara atau tidak, keselamatan masyarakatlah yang lebih penting, dan kami perlu melakukan tindakan menyeluruh,” katanya, sambil menyarankan penggunaan drone dan kemampuan digital lainnya untuk mengelola kerumunan di acara selanjutnya.
Presiden Yoon telah menghadapi tekanan politik yang meningkat dan peringkat yang anjlok bahkan sebelum insiden itu. Polisi mengatakan bahwa pada Sabtu malam mereka harus mengarahkan kembali beberapa sumber daya mereka untuk mengelola protes besar-besaran terhadap pemerintah di tempat lain di kota.
Penampakan Terkini Itaewon Pasca Tragedi Halloween
Dipenuhi dengan stand karangan bunga, kondisi Itaewon kala ini sangat sunyi. Toko-toko yang tutup karena duka nasional yang dilakukan sejak 30 Oktober hingga 5 November juga membuat suasanya kian senyap.
Belum lagi kondisi jalan yang dipenuhi dengan sampah yang berserakan disertai dengan karangan bunga putih yang bersih, menjadi paradoks yang traumatis.
Foto yang dibagikan oleh akun @juwonreports menunjukkan suasana sepi di Itaewon yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Itaewon kini sunyi senyap. Sopir taksi saya mengatakan bahwa dia belum pernah melihat tempat ini sehening ini," keterangan dalam unggahan tersebut.
Advertisement