Dewan Eropa Akan Ajak G20 Tekan Rusia

Presiden Dewan Eropa Charles Michel membawa isu perang Rusia-Ukraina di G20.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Nov 2022, 10:30 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2022, 10:30 WIB
Presiden Dewan Eropa Charles Michel di G20 Bali.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel di G20 Bali. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Bali - Isu perang Rusia-Ukraina menjadi salah satu topik utama yang dibawa Uni Eropa ke KTT G20 Bali. Dewan Eropa juga akan menggunakan KTT ini agar para anggota G20 mau menekan Rusia. 

Pada konferensi persnya di hari pertama KTT G20 Bali, Selasa (15/11/2022), Presiden Dewan Eropa Charles Michel berkata perang Rusia memicu masalah pangan dan energi. Dewan Eropa mengajak anggota G20 untuk berpegang pada Piagam PBB untuk menolak aksi Rusia di Ukraina.

"Segala pertemuan yang digelar hari ini dan besok mesti memberi tekanan dan mengajak agar Piagam PBB harus dihormati oleh semua mitra-mitra G20," ujar Charles Michel. 

Dewan Eropa merupakan satu dari tiga institusi utama di Uni Eropa. Tugas Dewan Eropa adalah mengurus arah dan prioritas politik bagi Uni Eropa. 

Presiden Michel berharap bisa ada solusi diplomatik dari forum G20, namun ia menyebut tidak ada rencana bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. 

Ia juga lanjut mengkritik Rusia karena menggunakan retorika nuklir, serta mengerahkan mobilisasi militer parsial yang dinilai Presiden Michel sebagai sinyal yang negatif. 

Presiden Michel berkata bahwa isu ini bukan masalah Rusia versus negara Barat, melainkan Rusia melawan Piagam PBB.

"Kami di Eropa sedang berupaya memobilisasi dunia untuk membela Piagam PBB. Ini bukan pertempuran antara Rusia melawan dunia bagian Barat, tetapi ini pertempuran demi Piagam PBB. Ini pertempuran demi hukum internasional. Ini pertempuran untuk menunjukkan bahwa tidak boleh memaksa mengubah batas-batas negara yang telah diakui secara internasional," ujar Presiden Dewan Eropa.

Bertemu di Bali, Jokowi dan Presiden Erdogan Bahas Solusi Damai Konflik Rusia-Ukraina

Saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Tiba untuk Menghadiri KTT G20 di Bali
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat pertemuan bilateral jelang KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022). KTT G20 yang digelar pada 15-16 November di Bali memiliki tema utama 'Recover Together, Recover Stronger'. (Hendra A Setyawan/Pool Photo via AP)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan di The Apurva Kempinski Bali, Senin (14/11/2022). Jokowi menyampaikan apresiasi kepada Turki yang terus berkontribusi agar G20 tetap dapat bekerja. 

"Terima kasih atas kehadirannya di KTT G20. Bagi Indonesia, G20 harus dapat menghasilkan kerja sama konkret," kata Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Senin (14/11).

Sebagai dua pemimpin dunia yang sama-sama menaruh perhatian kepada upaya penyelesaian konflik Rusia-Ukraina, kedua presiden juga bertukar pikiran mengenai apa yang dapat dilakukan bersama untuk mencari solusi damai dan untuk mencegah dampak negatifnya secara global. Khususnya, terhadap keamanan pangan dan energi.

Terkait hubungan bilateral, Jokowi mendorong kedua negara terus mengupayakan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA), yang didalamnya mencakup kesepakatan perdagangan besar, segera diselesaikan.

"Kita harus instruksikan kepada para perunding agar hambatan yang ada segera dicarikan solusi yang bisa diterima kedua belah pihak dan perjanjian segera dirampungkan," jelas Jokowi.

Kedua, Presiden juga mencatat kemajuan dalam hubungan bilateral kedua negara dengan telah ditandatanganinya sejumlah perjanjian strategis antar pemerintah maupun antar pelaku usaha.

Jokowi Singgung Perang Ukraina-Rusia di Sela KTT ASEAN 2022

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ibu Negara Iriana menghadiri Upacara Pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-40 dan ke-41 serta KTT Terkait lainnya di Hotel Sokha, Phnom Penh, Jumat (11/11/2022). (Foto Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan dengan Executive Chairman World Economic Forum (WEF) Profesor Klaus Schwab di sela-sela penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang digelar di Kamboja, Sabtu, 12 November 2022.

Mengutip siaran pers Kantor Sekretariat Presiden, Jokowi menyinggung soal kondisi ekonomi dunia yang saat ini masih menghadapi situasi sulit. Tidak hanya itu, kepala negara juga menyebut adanya ancaman resesi ekonomi global tahun depan yang membuat dunia semakin gelap. 

“Berbagai krisis termasuk perang di Ukraina sebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global, tapi di tengah kondisi tak menentu ini Alhamdulillah ekonomi Indonesia diproyeksikan tetap tumbuh tahun ini dan tahun depan,” ujar Jokowi seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (13/11).

Selain soal diskusi dalam bidang ekonomi, Jokowi berkesempatan menyampaikan rasa terima kasihnya langsung kepada Profesor Schwab atas pengusulan dirinya sebagai penerima Global Citizen Award.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Profesor Schwab di Bali dan di beberapa kegiatan terkait G20 Indonesia.

Dalam forum ini, turut hadir mendampingi Presiden Jokowi yaitu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.

Pasukan Ukraina Rebut Kota Kherson dan Tentara Rusia Mundur, Warga Bersorak

Warga Ukraina merayakan pembebasan Kherson
Seorang anggota pasukan pertahanan Ukraina menandatangani jaket milik seorang penduduk di Kherson, Ukraina selatan, Senin (14/11/2022). Perebutan kembali Kherson adalah salah satu keberhasilan terbesar Ukraina dalam hampir sembilan bulan sejak invasi Moskow. (AP Photo/Bernat Armangue)

Warga Kherson, Ukraina bersorak. Pasukan Rusia yang menduduki wilayah tersebut telah mundur.

Mengutip VOA Indonesia, Sabtu (12/11), pasukan Ukraina memasuki Kota Kherson sementara pasukan Rusia mundur dengan tergesa-gesa. Warga desa keluar dari persembunyian untuk menyambut pasukan Ukraina dan menceritakan kisah-kisah horor tentara Rusia yang membunuh warga sipil dan menjarah rumah mereka. 

Menurut Serhiy Khlan, seorang wakil untuk Dewan Regional Kherson, kota itu hampir sepenuhnya berada di bawah kendali pasukan Ukraina.

Beberapa video yang beredar di media sosial menunjukkan tentara Ukraina mengibarkan bendera kuning-biru di kota itu, sementara penduduk setempat merayakannya.

Rusia mengatakan pada Jumat 11 November bahwa pihaknya telah selesai menarik pasukannya dari tepi barat Sungai Dnipro, dan mengklaim bahwa tidak ada tentara atau peralatan yang tertinggal.

Namun, video tentara Rusia yang mundur melukiskan gambaran yang berbeda.

Salah seorang tentara Rusia menjelaskan bagaimana dia dan rekan-rekannya diminta untuk buru-buru berganti pakaian sipil agar tidak terdeteksi. Beberapa tentara yang mundur juga dilaporkan tenggelam di sungai ketika berusaha melarikan diri.

Bagi pasukan Rusia yang tidak berhasil keluar dari kota itu, "satu-satunya kesempatan untuk menghindari kematian adalah dengan segera menyerah," kata Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina.

Pasukan Ukraina telah merebut kembali lebih dari 40 kota di Ukraina selatan, kata Presiden Volodymyr Zelensky Kamis, saat Rusia mengumumkan akan menarik pasukannya dari Kherson.

Infografis B20 Summit Menuju KTT G20 Indonesia 2022
Infografis B20 Summit Menuju KTT G20 Indonesia 2022 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya