Frank Hoogerbeets Klaim Sudah Prediksi Gempa Turki 3 Hari Sebelum Kejadian, Siapa Dia?

Frank Hoogerbeets jadi sorotan di jagad Twitter, setelah cuitan klaim sudah prediksi Gempa Turki (3 hari sebelumnya) viral.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Feb 2023, 13:55 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2023, 12:41 WIB
Frank Hoogerbeets (Foto: Facebook Frank Hoogerbeets).
Frank Hoogerbeets (Foto: Facebook Frank Hoogerbeets).

Liputan6.com, Ankara - Frank Hoogerbeets jadi sorotan di jagad Twitter, setelah cuitan yang mengklaim sudah prediksi Gempa Turki (3 hari sebelumnya) viral.

Frank Hoogerbeets memberikan keterangan memprediksi gempa bumi berkekuatan dahsyat. Mulai dari magnitudo 6 hingga ke atas, sama seperti gempa Turki yang sampai magnitudo 7,8.

Lantas, siapa Frank Hoogerbeets?

Dikutip dari laman opoyi.com, Jumat (10/2/2023), Frank Hoogerbeets diketahui bekerja untuk Survei Geometri Tata Surya (SSGEOS).

SSGEOS adalah lembaga penelitian yang memantau geometri benda langit dalam kaitannya dengan aktivitas seismik.

Hoogerbeets mengklaim bahwa ia meramalkan gempa berkekuatan 7,5 akan terjadi di wilayah Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah, dan Lebanon pada Februari 2023. Ramalannya memang menjadi kenyataan.

Namun, beberapa orang di Twitter menjulukinya sebagai ilmuwan semu dan mempertanyakan prediksi sebelumnya.

Hoogerbeets me-retweet sebuah postingan dari agen penelitiannya SSGEOS tak lama setelah gempa tersebut.

Gempa kedua berkekuatan magnitudo 7,6 kemudian melanda Turki sekitar tiga jam setelah tweet tersebut.

"Cepat atau lambat akan ada M 7.5 #gempa bumi di wilayah ini (Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah, Lebanon)," twitnya pada 3 Februari 2023.

"Hati saya bersama semua orang yang terkena dampak gempa bumi besar di Turki Tengah. Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, cepat atau lambat ini akan terjadi di wilayah tersebut dan akan mirip dengan tahun 115 dan 526. Gempa bumi ini selalu didahului oleh geometri planet yang kritis, seperti yang kita alami pada 4-5 Februari," ujar Hoogerbeets mengungkapkan kekecewaannya saat prediksi itu menjadi kenyataan.

Dia juga me-retweet postingan SSGEOS yang memperkirakan gempa besar lainnya hanya beberapa jam sebelum gempa berkekuatan magnitudo 7,6 melanda Turki selatan.

Gempa bumi pertama, dengan kekuatan 7,8, terjadi saat orang-orang sedang tidur dan merupakan salah satu gempa terkuat yang melanda daerah tersebut setidaknya dalam satu abad.

Gempa ini terasa hingga Kairo dan Siprus. Menurut data awal dari Pusat Seismologi Mediterania Eropa, gempa kedua yang signifikan, berkekuatan 7,7 dan terjadi pada kedalaman 1,2 mil, terletak 42 mil timur laut Kahramanmaraş, Turki (EMSC). Ada lebih dari seratus gempa susulan kecil.

Update Korban Gempa Turki: 20 Ribu Lebih Tewas hingga Cuaca Dingin Saat Penyelamatan

Gempa Magnitudo 7,8 Turki, Warga dan Tim Penyelamat Terus Cari Korban dari Reruntuhan Bangunan
Orang-orang dan tim darurat menyelamatkan seseorang dengan tandu dari bangunan yang runtuh di Adana, Turki, Senin, 6 Februari 2023. Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 telah menyebabkan kerusakan signifikan di tenggara Turki dan Suriah. (IHA agency via AP)

Lebih dari 20.000 orang sekarang dilaporkan telah meninggal dunia dalam insiden gempa Turki, Senin 6 Desember.

Tak hanya Turki, jumlah korban juga termasuk di Suriah. Tim penyelamat masih mencari korban selamat dari puing-puing, tetapi harapan memudar, setelah hampir 100 jam sejak gempa terjadi.

Kondisi dingin mengancam nyawa ribuan orang yang selamat yang kini tanpa tempat berlindung, air dan makanan.

Presiden Turki menyebut ini adalah insiden gempa besar abad ini, dikutip dari BBC, Jumat (10/2/2023).

Upaya dan bantuan internasional terus mengalir. Pada Kamis 9 Februari, Bank Dunia menjanjikan US$ 1,78 miliar bantuan ke Turki termasuk pembiayaan segera untuk membangun kembali infrastruktur dasar dan untuk mendukung mereka yang terkena dampak gempa bumi.

Namun upaya 100.000 atau lebih personel penyelamat di lapangan terhambat oleh sejumlah rintangan logistik termasuk kekurangan kendaraan dan jalan yang rusak.

Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan bencana itu masih "jelas di depan mata kita". Terutama di Suriah, medan perang saudara yang berkepanjangan dan telah menghancurkan negara itu.

Pada Kamis 9 Februari, bantuan kemanusiaan PBB pertama melintasi perbatasan ke barat laut Suriah melalui penyeberangan Bab al-Hawa di Idlib.

Bantuan ke Suriah Pakai Cara Penyeberangan

Pencarian Korban Selamat Gempa Turki Terus Dilakukan, Tim Penyelamat Berpacu dengan Waktu
Tim penyelamat mencari korban selamat dari bangunan yang hancur di Antakya, Turki, 9 Februari 2023. Tim penyelamat melakukan upaya terakhir pada Kamis untuk menemukan korban yang selamat dari bencana gempa bumi di Turki dan Suriah yang membuat banyak komunitas tidak dapat dikenali oleh penghuninya. (AP Photo/Khalil Hamra)

Penyeberangan adalah satu-satunya cara agar bantuan PBB dapat mencapai wilayah tersebut tanpa melalui wilayah yang dikendalikan oleh pasukan pemerintah Suriah.

Guterres berjanji, bantuan dalam jumlah lebih banyak sedang dalam perjalanan dan dia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengizinkan pengiriman pasokan melalui lebih dari satu penyeberangan perbatasan.

"Ini adalah momen persatuan, bukan momen untuk mempolitisasi atau memecah belah tetapi yang jelas kita butuh dukungan masif," katanya.

Munira Mohammad, seorang ibu dari empat anak yang melarikan diri dari Aleppo setelah gempa, mengatakan kepada Reuters bahwa mereka sangat membutuhkan pemanas dan lebih banyak persediaan makanan.

"Tadi malam kami tidak bisa tidur karena sangat dingin. Sangat buruk."

Kelompok penyelamat White Helmets mengatakan, satu-satunya konvoi PBB yang mencapai wilayah itu tidak membawa peralatan khusus untuk membebaskan korban gempa Turki yang terperangkap di bawah reruntuhan.

Ribuan Orang Ingin Adopsi Bayi Perempuan Korban Gempa Turki 6 Februari 2023

Bayi Baru Lahir Selamat dari Reruntuhan Bangunan Gempa Turki
Seorang bayi perempuan yang lahir di bawah reruntuhan akibat gempa bumi yang melanda Suriah dan Turki menerima perawatan di dalam inkubator di rumah sakit anak di kota Afrin, provinsi Aleppo, Suriah, Selasa (7/2/2023). Seorang bayi perempuan yang baru lahir berhasil diselamatkan dari reruntuhan di sebuah rumah di Suriah utara pasca gempa Turki 6 Februari 2023. (AP Photo/Ghaith Alsayed)

Sementara itu, dibuan orang menawarkan diri untuk mengadopsi bayi perempuan yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan di Kota Jindayris, Suriah barat laut, pasca gempa Turki 6 Februari 2023.

Saat diselamatkan, bayi Aya -yang berarti keajaiban dalam bahasa Arab- masih terhubung dengan tali pusar. Ibu, ayah, dan keempat saudara kandungnya meninggal akibat gempa.

Aya sekarang di rumah sakit.

"Dia tiba pada Senin (6/2) dalam keadaan yang sangat buruk, terdapat benjolan, memar, dia kedinginan dan hampir tidak bernapas," kata Hani Marouf, dokter anak yang merawatnya, seperti dikutip dari BBC, Kamis (10/2/2023).

Namun, Aya sekarang dalam kondisi stabil.

Video penyelamatan Aya viral di media sosial. Rekaman menunjukkan seorang pria berlari dari puing-puing, menggendong bayi yang tertutup debu.

Diperkirakan ada ribuan orang di media sosial yang meminta detail untuk mengadopsi Aya.

"Saya ingin mengadopsi dia dan memberinya kehidupan yang layak," kata seseorang.

Seorang penyiar TV Kuwait berkata, "Saya siap merawat dan mengadopsi anak ini... jika prosedur hukum mengizinkan saya."

Manajer rumah sakit tempat Aya dirawat, Khalid Attiah, mengatakan bahwa dia telah menerima puluhan telepon dari orang-orang di seluruh dunia yang ingin mengadopsi bayi perempuan tersebut.

Khalid merespons permintaan itu dengan mengatakan, "Saya tidak akan mengizinkan siapa pun untuk mengadopsinya sekarang. Sampai keluarga jauhnya kembali, saya memperlakukannya seperti keluarga saya sendiri."

Untuk saat ini, Aya disusui oleh istri Khalid. Pasangan suami istri itu juga memiliki seorang bayi, yang usianya empat bulan lebih tua dibanding Aya.

Selengkapnya...

Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya