Liputan6.com, Damaskus - Ribuan orang menawarkan diri untuk mengadopsi bayi perempuan yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan di Kota Jindayris, Suriah barat laut, pasca gempa Turki 6 Februari 2023.
Saat diselamatkan, bayi Aya -yang berarti keajaiban dalam bahasa Arab- masih terhubung dengan tali pusar. Ibu, ayah, dan keempat saudara kandungnya meninggal akibat gempa.
Aya sekarang di rumah sakit.
Advertisement
"Dia tiba pada Senin (6/2) dalam keadaan yang sangat buruk, terdapat benjolan, memar, dia kedinginan dan hampir tidak bernapas," kata Hani Marouf, dokter anak yang merawatnya, seperti dikutip dari BBC, Kamis (10/2/2023).
Namun, Aya sekarang dalam kondisi stabil.
Video penyelamatan Aya viral di media sosial. Rekaman menunjukkan seorang pria berlari dari puing-puing, menggendong bayi yang tertutup debu.
Diperkirakan ada ribuan orang di media sosial yang meminta detail untuk mengadopsi Aya.
"Saya ingin mengadopsi dia dan memberinya kehidupan yang layak," kata seseorang.
Seorang penyiar TV Kuwait berkata, "Saya siap merawat dan mengadopsi anak ini... jika prosedur hukum mengizinkan saya."
Manajer rumah sakit tempat Aya dirawat, Khalid Attiah, mengatakan bahwa dia telah menerima puluhan telepon dari orang-orang di seluruh dunia yang ingin mengadopsi bayi perempuan tersebut.
Khalid merespons permintaan itu dengan mengatakan, "Saya tidak akan mengizinkan siapa pun untuk mengadopsinya sekarang. Sampai keluarga jauhnya kembali, saya memperlakukannya seperti keluarga saya sendiri."
Untuk saat ini, Aya disusui oleh istri Khalid. Pasangan suami istri itu juga memiliki seorang bayi, yang usianya empat bulan lebih tua dibanding Aya.
90 Persen Kota Jindayris Diperkirakan Hancur
Di kota asal Aya, Jindayris, orang-orang terus mencari orang-orang terkasih mereka di antara reruntuhan.
Seorang jurnalis di sana, Mohammed al-Adnan mengatakan kepada BBC, "Situasinya adalah bencana. Ada begitu banyak orang di bawah reruntuhan. Masih ada orang yang belum kami keluarkan."
Dia memperkirakan 90 persen kota hancur dan sebagian besar bantuan sejauh ini datang dari penduduk setempat.
Tim penyelamat dari kelompok White Helmets, yang terbiasa menarik orang keluar dari reruntuhan selama lebih dari satu dekade selama perang saudara Suriah, telah membantu di Jindayris.
"Penyelamat juga bisa menjadi korban karena bangunan tidak stabil," kata Mohammed al-Kamel. "Kami baru saja mengeluarkan tiga mayat dari puing-puing dan kami pikir ada keluarga di sana yang masih hidup - kami akan terus bekerja," katanya.
Advertisement
Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Melampaui 21.000
Korban tewas akibat gempa Turki 6 Februari telah melampaui 21.000 orang dengan puluhan ribu lainnya dilaporkan terluka. Tim pencarian dan penyelamatan tengah berlomba dengan waktu untuk terus menemukan korban selamat menyusul peringatan bahwa hujan salju, serta kekurangan air, komunikasi dan listrik, dapat menyebabkan "bencana sekunder" yang mematikan.
Di Turki, Wakil Presiden Fuat Oktay mengabarkan bahwa total korban tewas meningkat menjadi setidaknya 17.674. Adapun total korban luka di Turki mencapai 72.879 orang.
Sementara itu, menurut kelompok White Helmets, terdapat 3.377 kematian di wilayah yang dikuasai pemberontak di Suriah. Media pemerintah Suriah, SANA, melaporkan 1.347 kematian di wilayah yang dikuasai pemerintah.
Jumlah korban luka di seluruh wilayah Suriah dilaporkan menjadi 5.245, dengan rincian 2.295 di wilayah yang dikuasai pemerintah dan sisanya di wilayah yang dikuasai pemberontak.
Â