Benarkah Uban Dapat Muncul Akibat Stres Berlebih? Ini Faktanya

Banyak yang mempercayai bahwa rambut beruban bukan sekadar masalah waktu dan usia, tetapi juga penanda pengalaman hidup. Penelitian menunjukkan apakah ini benar atau tidak.

oleh Yasmina Shofa Az Zahra diperbarui 28 Feb 2023, 21:01 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2023, 20:10 WIB
Sering Mencabuti Uban? Ini Bahayanya
Uban memang sering membuat kita tidak percaya diri terlebih mulai memasuki usia lanjut, uban semakin banyak tumbuh. (Sumber foto: carakupunya.com)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak yang mempercayai bahwa rambut beruban bukan sekadar masalah waktu dan usia, tetapi juga penanda pengalaman hidup. 

Dikutip dari situs Live Science, Selasa (28/2/2023), sering kali orang berkata, “kamu membuat rambutku beruban”. Menunjukkan bahwa helai rambut putih juga dipercayai sebagai jejak kekhawatiran atau beratnya hidup. 

Tapi bisakah berat ringannya kehidupan benar-benar mengubah warna rambut? 

Ilmu pengetahuan sementara ini membuktikan bahwa perubahan warna rambut disebabkan oleh waktu.

Namun, waktu diyakini bukan menjadi satu-satunya faktor yang menyebabkan kemunculan uban. Terdapat faktor eksternal yang dapat mempercepat atau mendorong kemunculan uban.

Faktor eksternal yang disebutkan yaitu termasuk stres yang dapat mengakibatkan uban di usia muda.

Menurut American Psychological Association, stres adalah reaksi normal terhadap tekanan sehari-hari.

Namun, stres berlebih tidak dapat dikatakan normal apalagi ketika dapat mengganggu fungsi sehari-hari. 

Stres berlebih tidak hanya mengganggu aktivitas, tetapi juga fungsi tubuh manusia.

David Kingsley, peneliti kerontokan rambut dan presiden World Trichology Society (trichology adalah studi tentang kondisi rambut dan kulit kepala), menegaskan bahwa stres dapat menjadi salah satu penyebab uban dengan cara mempercepat kemunculan uban.

“Stres bukanlah penyebab utama uban, penyebab utama biasanya adalah gen, tetapi “stres dapat mempercepat” proses uban.”

Menurut studi jurnal Nature di tahun 2020, dengan objek penelitian tikus, terbukti bahwa stres dapat menguras sel-sel pigmen rambut yang dikenal sebagai melanosit. 

Melanosit diproduksi oleh sel induk yang hidup di folikel rambut.

Hilangnya Pigmen Rambut Akibat Stres Menjadi Penyebab Munculnya Uban

4. Faktor Genetik
Ilustrasi rambut beruban. (Sumber foto: 4jovem.site)

Untuk membuktikan stres sebagai salah satu faktor yang mempercepat kemunculan uban, pada studi tersebut peneliti memprovokasi respons stres pada tikus. 

Sebagai tanggapan, kortikosteron (hormon stres kortisol yang setara dengan hewan pengerat) dan norepinefrin (neurotransmiter dan hormon) membanjiri folikel. 

Begitu berada di folikel, norepinefrin menyebabkan sel punca berubah menjadi melanosit biasa. 

Dengan perubahan sel punca secara permanen, folikel tidak lagi memiliki sumber sel pigmen baru. Akhirnya, rambut pun kehilangan sumber warnanya.

Meskipun temuan tersebut belum tentu terjadi pada manusia, sebuah studi tahun 2021 di jurnal eLife menemukan bahwa stres juga dapat menyebabkan rambut menjadi abu-abu pada manusia.

Peserta penelitian yang memiliki uban atau “rambut dua warna”, yaitu terdapat bagian abu-abu dan berpigmen pada satu untaian yang sama, diminta untuk mencatat aktivitas sehari-hari dan tingkat stres mereka selama beberapa bulan terakhir. 

Para peneliti menemukan bahwa kejadian yang memicu stres berkaitan dengan munculnya uban. 

Namun, ternyata dengan menghilangkan penyebab stres, uban dapat kembali ke warna semula.

Mengembalikan Warna Rambut yang Beruban Karena Stres

Potret Bahagia Cut Tari Saat Liburan di Pantai, Tampak Awet Muda
Ilustrasi berlibur untuk menghilangkan stres. (Liputan6.com/IG/cuttaryofficial)

“Ada satu orang yang pergi berlibur, dan lima helai rambut di kepala orang itu kembali menjadi gelap selama liburan, sinkron dalam waktu,” kata Martin Picard, seorang ahli saraf di Universitas Columbia, dalam sebuah pernyataan.

Menurut Picard, ini menjelaskan bahwa gen bukan satu-satunya faktor penyebab uban. 

Jika memang faktor lainnya adalah umur, “Jadi, mengapa ada yang abu-abu lebih awal dan ada yang lebih baru?” kata Picard kepada Live Science.

Berdasarkan pendekatan dengan model matematika, Picard dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa rambut harus mencapai ambang batas baru kemudian beruban. 

Di usia paruh baya, ketika seseorang mendekati ambang tersebut lalu ia mengalami stres, rambut akan terdorong dan akhirnya melewati ambang batas kemudian menjadi uban.

Kesimpulannya diperkuat dengan sifat sel induk melanosit yang menjadi lebih rentan seiring bertambahnya usia. 

Picard dan rekannya mendapati bahwa ada kemungkinan untuk membalikkan uban menjadi semula pada seseorang yang baru saja beruban. 

Namun, uban dengan umur bertahun-tahun, tidak dapat dihilangkan hanya dengan pergi berlibur.

Dalam praktiknya, Kingsley mengatakan memang jarang uban kembali ke pigmen aslinya. Uban terbalik juga lebih sering terjadi pada pasien yang dirawat karena kondisi rambut rontok, daripada orang yang beruban secara normal.

Picard memandang bahwa diperlukan penelitian lanjutan terkait hal ini.

Di penelitian selanjutnya, peneliti akan mengamati dengan mengikuti peserta selama berbulan-bulan.

Di penelitian yang belum dikerjakan ini, nantinya peneliti akan merekam aktivitas peserta dan mengukur hormon stresnya melalui air liur kemudian menganalisis helai rambut mereka.

Kekurangan 5 Nutirisi Ini Bikin Uban Muncul di Usia Muda

Ilustrasi rambut uban, rambut kering
Ilustrasi rambut uban, rambut kering. (Photo by Sherise VD on Unsplash)

Selain faktor stres, terdapat pula faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam tubuh kita. Rupanya pola hidup tidak sehat juga bisa menjadi penyebab munculnya uban! Ini pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi!

Usia masih muda tapi uban sudah mulai banyak? Banyak faktor yang bisa menyebabkan rambut beruban, salah satunya karena kekurangan lima nutrisi ini.

Seiring bertambahnya usia memang umum orang mengalami rambut beruban. Untuk menutupinya, orang mulai mengecat rambutnya.

Akan tetapi jika Anda mengalami uban prematur, mungkin ada berbagai variabel kesehatan dan gaya hidup yang berperan, termasuk kekurangan nutrisi tertentu.

"Abu-abu adalah bagian tak terelakkan dari penuaan dan terjadi pada semua orang di beberapa titik," kata dokter kulit Shree Hospital, Mumbai, Dr Aparna Santhana, dikutip dari Health Shots pada Kamis, 2 Juni 2022. 

Namun, lanjut Santhana, dia melihat jumlah orang yang mengalami uban prematur terus meningkat. Untuk mengatasinya, ada makanan dan nutrisi yang dapat dimasukkan ke dalam diet untuk membantu menghindari uban dini. 

1. Protein 

Rambut hampir seluruhnya terdiri dari protein, dan kulit kepala yang hidup di belakang rambut, membutuhkan protein untuk tetap beroperasi dan untuk metabolisme rambut yang tepat.

Anda yang vegetarian harus mengonsumsi makanan yang cukup protein untuk memenuhi kebutuhan asam amino mereka. Misalnya saja lentil, kacang polong, quinoa. Sedangkan yang nonvegetarian bisa mengonsumsi telur dan ikan.

"Kita membutuhkan satu gram protein per kilogram berat badan setiap hari, baik dalam diet kita atau sebagai suplemen. Sederhananya, protein adalah bahan pembangun rambut, dan kekurangannya dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk rambut beruban," kata Santhana.

Baca selengkapnya di sini...

Infografis Pamer Rambut Putih & Uban hingga Ubah Warna Rambut Usai Kode Pemimpin Rambut Putih
Infografis Pamer Rambut Putih & Uban hingga Ubah Warna Rambut Usai Kode Pemimpin Rambut Putih (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya