6 Orang Tewas dalam Penembakan Sekolah di Nashville AS, Pelaku Adalah Perempuan Usia 28 Tahun

Identitas tersangka pelaku penembakan sekolah di Nashville sebagai perempuan mengejutkan para pakar penembakan massal.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 28 Mar 2023, 06:02 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2023, 04:36 WIB
ilustrasi peluru tembakan.
ilustrasi peluru tembakan. (iStockphoto)

Liputan6.com, Washington - Seorang perempuan yang memiliki dua senapan gaya serbu dan sebuah pistol menembak tiga siswa dan tiga orang dewasa di sekolah Kristen swasta di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat (AS), pada Senin (27/3/2023).

Polisi mengatakan, mereka yakin bahwa penembak yang berusia 28 tahun adalah mantan siswa di The Covenant School, yang didirikan pada tahun 2001. Polisi menembak mati pelaku dan penyelidik tengah menggeledah rumahnya di Nashville.

Serangan di The Covenant School, yang memiliki sekitar 200 siswa dari prasekolah hingga kelas enam dan sekitar 50 anggota staf, terjadi ketika komunitas di seluruh negeri terguncang oleh serentetan kekerasan di sekolah, termasuk pembantaian di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas, tahun lalu; penembakan seorang guru oleh muridnya yang berusia enam tahun di Virginia pada 22 Maret; dan penembakan di Denver yang melukai dua administrator pekan lalu.

"Saya benar-benar tersentuh hingga menangis melihat ini dan anak-anak saat mereka diantar keluar gedung," ungkap Kepala Polisi Metropolitan Nashville John Drake dalam konferensi pers pada Senin sore seperti dilansir AP, Selasa (28/3).

Identitas korban tewas dan tersangka belum dirilis. Motif pelaku juga belum jelas.

Presiden Joe Biden menyebut penembakan itu sebagai "mimpi terburuk keluarga" dan memohon kembali pada Kongres untuk meloloskan larangan senjata semi-otomatis tertentu.

"Ini mengoyak jiwa bangsa ini," kata Biden.

Tragedi pada Senin berlangsung sekitar 14 menit. Polisi menerima panggilan awal tentang penembak aktif pada pukul 10.13 waktu setempat.

"Petugas mulai menyisir lantai pertama sekolah ketika mereka mendengar suara tembakan dari lantai dua," kata juru bicara polisi Don Aaron saat jumpa pers.

"Dua petugas dari tim beranggotakan lima orang melepaskan tembakan sebagai respons, menembak mati tersangka pada pukul 10.27."

Seorang petugas mengalami luka di tangan akibat pecahan kaca.

Aaron mengatakan tidak ada petugas polisi yang hadir atau ditugaskan ke sekolah tersebut pada saat penembakan karena itu adalah sekolah yang dikelola gereja.

Nashville sendiri telah mengalami kekerasan massal dalam beberapa tahun terakhir, termasuk serangan Natal 2020, di mana sebuah kendaraan diledakkan di jantung kota musik itu, menewaskan pelaku pengeboman, melukai tiga orang lainnya, dan memaksa lebih dari 60 bisnis tutup.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Fakta Pelaku Adalah Perempuan Mengejutkan

Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi Penembakan (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Identitas tersangka sebagai perempuan mengejutkan para pakar penembakan massal.

"Penembak wanita hanya sekitar 5 persen hingga 8 persen dari semua penembak massal," kata Adam Lankford, seorang profesor peradilan pidana di Universitas Alabama yang mempelajari psikologi dan perilaku penembak massal dengan cermat.

Menurut database yang dikelola oleh The Associated Press dan USA Today dalam kemitraan dengan Northeastern University, ada tujuh pembunuhan massal di sekolah-sekolah di AS sejak tahun 2006. Seluruh pelakunya adalah laki-laki yang membunuh empat orang atau lebih dalam jangka waktu 24 jam di sekolah dasar dan menengah.

Jonathan Metzl, seorang profesor sosiologi dan psikiatri di Universitas Vanderbilt yang mempelajari penembakan massal selama lebih dari satu dekade mengungkapkan, ada tiga penjelasan utama mengapa pria melakukan lebih banyak penembakan dibanding wanita.

Pertama, laki-laki memiliki lebih banyak testosteron. Kedua, laki-laki disosialisasikan untuk terlibat dalam kekerasan. Ketiga, laki-laki memiliki lebih banyak senjata daripada perempuan.

"Dari sejarah penembakan di sekolah, sangat sering kita berpikir bahwa orang memiliki hubungan sejarah atau hubungan emosional dengan sekolah," katanya, menyebut penembakan di Nashville sebagai kisah yang tak terhitung.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya