Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, nama Ida Dayak sedang menjadi sorotan publik karena pengobatan alternatifnya. Namun, ada sejumlah channel YouTube menyebar informasi keliru sambil membawa-bawa nama Ida Dayak sedang viral di kalangan netizen.
Beberapa video yang populer bahkan membawa-bawa nama keluarga kerajaan Arab Saudi, termasuk Raja Salman.
Umumnya, video-video itu mengklaim bahwa Ida Dayak menyembuhkan Pangeran Al-Waleed bin Khalid yang sedang terbaring koma sejak 2005. Ia koma karena sebuah kecelakaan.
Advertisement
Diberi Judul "Penyakit Kutukan"
Dari berbagai video Ida Dayak yang beredar, ada yang menyebut pangeran Arab tersebut terkena kutukan.
Video itu disebar akun Jurnal Informasi berjudul "Putus Asa dan Hampir Menyerah - Ibu Ida Dayak Menangis Melihat Penyakit Kutukan Pengeran Arab". Pangeran yang dimaksud adalah Al-Waleed.
Narasi dari video itu menyebut Raja Salman meminta bantuan Presiden Joko Widodo untuk mengirim Ida Dayak.
"Ibu Ida Dayak diantar langsung oleh Presiden Jokowi terbang ke Arab Saudi untuk menyembuhkan Pangeran Arab yang telah tertidur lelap selama 17 tahun lamanya," jelas narasi video tersebut, dikutip Jumat (7/4/2023).
Video Jurnal Informasi menampilkan foto ketika Ida Dayak berjalan bersama Raja Salman dan Presiden Jokowi. Foto editan itu sebenarnya berasal dari tahun 2017 ketika Raja Salman berkunjung ke Indonesia.
Lebih lanjut, Jurnal Informasi memberi klaim bahwa Pangeran Al-Waleed berhasil sembuh signifikan. Kesembuhannya diklaim telah diumumkan oleh Putri Rima binti Talal di media sosial.
"Syukur Alhamdulillah Pangeran Arab menunjukkan perkembangan signifikan setelah satu kali pengobatan dari Ibu Ida," ujar video tersebut.
Putri Rima adalah bibi dari Pangeran Al-Waleed. Ia pernah memberikan update mengenai kondisi sang pangeran pada pertengahan 2022.
Namun, Putri Rima tidak pernah memberikan update kedatangan Ida Dayak. Update terakhir Instagram Putri Rima adalah pada Desember 2022, sementara update di Twitter Putri Rima hanya foto-foto pemandangan.
يارب استودعتك من تخاف عليهم روحي فاحفظهم لي . pic.twitter.com/Bxt13LDcmF
— ريما بنت طلال (@Rima_Talal) April 5, 2023
Pengobatan Ibu Ida Dayak Bikin Orang Terpikat, Apakah Sulit Urus BPJS Kesehatan?
Pengobatan Ibu Ida Dayak di Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat yang gratis banyak dicari-cari orang belakangan ini memicu pertanyaan, apakah hal itu juga menandakan sulitnya mengurus BPJS Kesehatan? Sebab, ada pula warga masyarakat yang mengeluhkan kendala pengurusan BPJS Kesehatan yang dirasa sulit.
Padahal, pengobatan patah tulang dan cedera tulang yang dilakukan Ida Dayak ditanggung dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tatkala orang berobat ke fasilitas kesehatan (faskes). Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti.
"Sekarang saya mau tanya, akses BPJS sulit itu dimana? Supply side (penawaran) atau demand side (permintaan)? Oh, kalau bilang faskesnya jauh, itu bukan tanggung jawab BPJS," ujar Ghufron saat ditemui Health Liputan6.com usai 'Konferensi Pers Mudik Aman Berkesan Bersama BPJS Kesehatan' di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta pada Kamis, 6 April 2023.
BPJS Kesehatan Fokus untuk Tingkatkan Mutu
Ghufron menekankan, saat ini BPJS Kesehatan berfokus pada peningkatan mutu.
"Sekarang berfokus pada peningkatan mutu. Umpamanya lebih mudah. Ada tiga hal yang kami inginkan contoh umpamanya kita ingin lebih mudah, (kalau daftar berobat) enggak perlu fotocopy (kartu JKN), pakai KTP bisa," terangnya.
"Kalau di rumah sakit peserta BPJS harus fotocopy atau apa, laporkan kepada kami lewat BPJS Care Center 165 atau lewat katakanlah WA tadi 08118165165 atau lewat CHIKA (Chat Assistant JKN)."
Advertisement
Permudah Layanan
Ditegaskan kembali oleh Ali Ghufron Mukti, peserta JKN tidak perlu lagi melampirkan fotocopy kartu JKN atau fotocopy identitas diri ketika datang berobat ke fasilitas kesehatan. Hanya cukup dengan membawa KTP dan memasukkan nomor NIK, sudah bisa dilakukan.
"Kami sekarang permudah, enggak ada fotocopy lagi, enggak perlu, pakai KTP saja bisa gitu. Nah, antrean buat berobat juga bisa dilakukan dari rumah," terangnya.
Adanya kemudahan pelayanan BPJS Kesehatan juga demi meningkatkan pelayanan kepesertaan JKN yang kini telah mencapai 252 juta orang.
"Luar biasa kita dengan mengurusi 252 juta orang itu gitu, tapi kalau yang sifatnya, 'Wah, jauh Pak aksesnya (ke faskes), sebetulnya bukan tupoksinya di BPJS," pungkas Ghufron.