Hezbollah Ajak Wartawan Nonton Latihan Militernya di Lebanon, Klaim Kesiapan Penuh Hadapi Agresi Israel

Latihan Hezbollah itu dilakukan menjelang "Hari Pembebasan", perayaan tahunan penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan pada 25 Mei 2000, dan di tengah eskalasi konflik Israel-Palestina di Jalur Gaza.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 22 Mei 2023, 12:06 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2023, 12:06 WIB
Pasukan kelompok militan Lebanon Hezbollah dalam latihan di Desa Aaramta, Distrik Jezzine, Lebanon selatan, Minggu (21/5/2023). (Dok. AP/Hassan Ammar)
Pasukan kelompok militan Lebanon Hezbollah dalam latihan di Desa Aaramta, Distrik Jezzine, Lebanon selatan, Minggu (21/5/2023). (Dok. AP/Hassan Ammar)

Liputan6.com, Beirut - Kelompok militan Lebanon Hezbollah melakukan unjuk kekuatan pada Minggu (21/5/2023). Mereka mengundang awak media ke salah satu lokasi pelatihan mereka di Desa Aaramta, Distrik Jezzine, Lebanon selatan, Lebanon selatan.

Dalam simulasi militer yang dipamerkan kepada para wartawan, pasukan Hezbollah melompati lingkaran api, menembak dari belakang sepeda motor, hingga meledakkan bendera Israel yang diletakkan di atas bukit.

Latihan Hezbollah itu dilakukan menjelang "Hari Pembebasan", perayaan tahunan penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan pada 25 Mei 2000, dan di tengah eskalasi konflik Israel-Palestina di Jalur Gaza.

Hezbollah diketahui telah lama memiliki hubungan dengan Hamas, kelompok militan yang menguasai Jalur Gaza.

Ketegangan yang meningkat baru-baru ini terjadi beberapa bulan setelah Lebanon dan Israel menandatangani perjanjian perbatasan laut yang dimediasi Amerika Serikat. Analis memprediksi itu akan menurunkan risiko konfrontasi militer antara kedua negara di masa depan.

Dilansir AP, Senin (22/5), militer Israel menolak mengomentasi aksi pamer latihan militer Hezbollah.

Pejabat senior Hebollah Hashem Safieddine dalam pidatonya pada Minggu menyatakan bahwa latihan dimaksudkan untuk mengonfirmasi kesiapan penuh kelompok itu dalam menghadapi agresi Israel.

Di sisi lain perbatasan, pasukan Israel juga sesekali mengundang wartawan untuk menyaksikan simulasi perang melawan Hezbollah. Pejabat kedua pihak kerap menyinggung kesiapan mereka dalam menghadapi konflik saat memberikan pernyataan publik.

Safieddine dalam pidatonya turut menyinggung kepemilikan rudal yang dipandu oleh kelompoknya. Rudal itu sendiri tidak dipamerkan tetapi dia mengatakan akan dilihat oleh Israel "nanti".

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pamer Kekuatan dengan Risiko Paling Rendah

Pasukan kelompok militan Lebanon Hezbollah dalam latihan di Desa Aaramta, Distrik Jezzine, Lebanon selatan, Minggu (21/5/2023). (Dok. AP/Hassan Ammar)
Pasukan kelompok militan Lebanon Hezbollah dalam latihan di Desa Aaramta, Distrik Jezzine, Lebanon selatan, Minggu (21/5/2023). (Dok. AP/Hassan Ammar)

Elias Farhat, pensiunan jenderal militer Lebanon yang saat ini menjadi peneliti dalam urusan militer, mengatakan "pertunjukan kekuatan simbolis" Hezbollah pada Minggu tampaknya merupakan respons atas eskalasi baru-baru ini di Jalur Gaza.

Dia mengatakan latihan militer Hezbollah juga bisa menjadi tanggapan terhadap pawai Jerusalem Day pada Kamis (18/5) yang melibatkan ribuan nasionalis Yahudi. Beberapa di antara peserta aksi meneriakkan "Kematian bagi orang Arab" dan slogan rasis lainnya saat pawai yang menandai penaklukan Israel atas Yerusalem Timur 56 tahun lalu.

Sementara itu, rekan senior di Carnegie Middle East Center yang meneliti Hezbollah, Mohanad Hage Ali, mengatakan bahwa di masa lalu ketika terjadi eskalasi konflik Israel-Palestina, kelompok bersenjata Lebanon terkadang menembakkan roket atau mengizinkan faksi Palestina di Lebanon untuk melakukannya. Namun, dia mengatakan latihan Hezbollah pada Minggu adalah cara berisiko rendah untuk pamer kekuatan.

Mengingat Jumat (19/5) menandai kembalinya Suriah - sekutu Hezbollah dan Iran - ke Liga Arab, Hage Ali menilai, Hezbollah mungkin tidak menginginkan bentrokan di perbatasan dengan Israel agar tidak mengalihkan perhatian dari rekonsiliasi Arab.

"Latihan militer tidak hanya menunjukkan seberapa kuat mereka dan mengirim pesan ke Israel, tapi itu juga menegaskan bahwa kali ini, mereka tidak menginginkan eskalasi," imbuhnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya